Hari ini Disya sudah mulai berangkat sebagai murid baru di sekolah SMA Jaya Drasta. Ia memilih kelas MIPA seperti di sekolahnya dulu. Dia berangkat agak terlambat karena tidak mau dilihat banyak orang di sekolah itu.
Dia menelusuri koridor sekolah dan mengedarkan pandangannya kesekitar koridor mencari ruangan yang tertulis ruang kepala sekolah.
Setelah beberapa langkah akhirnya dia menemukan ruangan yang dia cari. Diapun masuk kedalam setelah dia dipersilakan masuk.
"Permisi pak", kata Disya saat sudah di dalam ruang kepala sekolah.
"Oh kamu anak baru di sini kan?", tanya kepalasekolah. Dan dijawab anggukan oleh Disya.
"Baiklah sekarang kamu masuk kelas 10 IPA 3. Ibu Jasmin akan mengantarkanmu", kata kepala sekolah itu.
"Baik pak", jawab Disya dan langsung diantar oleh ibu Jasmin.
____________________________________
Kelas 10 IPA 2.
Pelajaran sedang dimulai dengan tenang di kelas mereka. Mereka juga memperharikan guru. Tetapi ada juga yang hanya memegang buku tetapi tidak menulis materi. Siapa lagi kalo bukan Afka. Pria dingin, pendiam, dan termasuk tampan di sekolahnya.
Semua guru mengenalnya karena sangat sulit untuk menakhlukannya saat pelajaran. Meski dia murid yang junior. Tetapi dia tetap tidak bisa bersikap ramah layaknya seorang Junior. Tapi ya sudahlah. Semua tau Afka sangat sulit diajak bicara. Dia juga sering memilih menyendiri saat istirahat. Meski dia terlihat pemalas tetapi nilainya selalu bersaing dengan baik dikelasnya. Maka dari itu para guru tidak mempermasalahkan tingkah Afka yang sangat dingin dan penidur di kelasnya.
"Baik anak anak. Karena hari ini hari pertama pembelajaran semester 2. Materinya segitu dulu ya. Dan tolong kumpulkan semua penilaian di semester lalu yang sudah ditanda tangani orang tua kalian", kata guru yang mengajar kelas Afka.
"Baik pak. Tapi kalo ada yang belum ditandatangani gimana pak?", tanya seorang siswi. Keli.
"Maka secepatnya di tandatangani!", jawab guru itu.
Semua yang mendengar percakapan telah berakhir, akhirnya mengumpulkan rapot mereka dan kembali duduk.
Guru mengecek rapot yang dikumpulkan semua muridnya. Saat mengecek ada satu siswa yang belum mengumpulkan rapot di mejanya.
"Tadi bapak cek ada satu yang belum ngumpulin. Siapa?", tanya guru itu.
Setelah mendengar pertanyaan guru itu. Seorang siswa mengangkat tangannya. Johan.
"Johan apa ini. Kenapa kau tidak mengumpulkan rapotnya. Padahal setiap ada tugas kau yang pertama mengumpulkan", kata guru itu.
"Maaf pak. Saya lupa bawa rapotnya hehe", kata Johan sambil tertawa.
"Baiklah kau boleh mengumpulkannya besok", kata guru itu. "Baik anak anak. Bapak tinggal dulu ya. Bapak akan membawa rapot kalian ke ruang guru", lanjut guru itu dan melenggang pergi.
Afka yang melihat itu langsung menaruh kepalanya dimeja dan memejamkan matanya. "Untung ada dia", ucap Afka. Siapa yang Afka magsud ya?.
____________________________________
Nia adalah murid 10 IPA 2 sama seperti Afka. Tapi dia tosak pernah perduli pada pria singin itu. Tapi dia dekat semua murid dikelas itu selain Afka sendiri.
"Tidur lagi. Gue jadi inget Disya kan. Diakan suka tidur kaya manusia es itu", kata Nia yang tidak sengaja terdengar teman sebangkunya. Hera.
"Siapa yang lo magsud Nia?", tanya Hera yang heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
4-Get All The Problems [919]
Novela JuvenilBismilahhirohmannirohim. Assalamualaikum wr.wb. Ini adalah cerita pertamaku. Murni hasil pemikiran sendiri. Jika ada cerita yang sama mungkin itu adalah kebetulan yang bisa dimaklumi. Cerita ini menceritakan kehidupan seseorang yang memiliki banyak...