9| Taman.

16 19 3
                                    

Seharusnya hari ini Disya kembali berlatih di rumah Afka. Tetapi dia malas karena saat latihan hanya ada dia dan Afka di rumah itu.

"Males gue. Padahal besok gue harus udah hafal", kata Disya malas.

"Dih kaya gutu aja lo nyerah. Lagian kan lo tinggal pilih lagu yang udah lo hafal kenapa?", kata Nia.

"Emm, tapi gue juga nggak terlalu pengin nyanyi. Lo tau sendirikan gue itu kalo udah gugub bahkan lagu yang gue hafal sekalipun bakal terlupa sama gue. Ih. Siapacyang harus gue salahin hah?", kata Disya.

"Hehehe. Iya maaf. Tapi tawarannya itu buat gue bisa ketemu Kiran kemarin", kata Nia sambil senyum senyum sendiri.

"Wih doi anda sudah peka. Wah hebat bahkan saya belum punya doi buat jadi pacar tapi anda sudah", kata Disya sambil memasang muka sedihnya.

"Ih. Lah itu yang cowok kulkas anda anggap apa hah?", kata Nia.

"Anggap vampir. Ya coba kulitnya aja kaya cat dinding yang warnanya putih terus pucet lagi. Kaya vampir", kata Disya sambil menakuti Nia.

"Iya sih. Tapi dia itu ganteng. Kulitnya mulus. Wah cocok", kata Nia.

"Cocok buat apa?", tanya Disya.

"Cocok buaaaaaaat jadi vampir dan matenya lo", jawab Nia di sertai tawanya saat selesai mengejek Disya.

"Ye,,, kalo gue jadi mate vampir berarti lo bakal gue gigit haer", kata Disya.

"Ih kalo gue jadi vampir mate gue siapa ya? Kalo Kiran dia bilang udah suka sama cewek lain", kata Nia.

"Apa? Terus kemaren lo ketemuan sama dia buat apa?", tanya Disya.

Flasback.

Di sebuah taman terlihat Nia sedang berjalan di pinggir jalan yang sedikit ramai.

Tanpa sengaja seseorang menebraknya dan membuat Nia terjatuh dan kakinya terkilir.

"Aduuuuh, gila kali tuh orang. Masa cewek secantik gue di tabrak sama dia. Manan nggak minta maaf lagi", kata Nia.

"Kan! Lo nggak papa?", kata Kiran yang membantu Nia berdiri.

"Nggak papa kok", jawab Nia. "Eh aduh", rintih Nia.

"Eh, sini biar gue bantu", kata Kiran sambil menuntun Nia untuk duduk di kursi taman.

"Oh iya. Gue kawatir kalo nanti lo sama Disya bakal kena masalah soal kemarin. Tadi gue kerumah lo. Tapi pas sampe gue nggak ngeliat lo. Pas gue tanya sama orang sana mereka bilang lo lagi ke taman jadi gue susul", cerita Kiran.

"Oh, pantesan, tapi lo tau rumah gue dari siapa?", tanya Nia.

"Dari temen gue", jawab Kiran.

Flasback off

"Gitu ceritanya?", tanya Disya setelah mendengar cerita Nia.

"Iya lah. Sya kayanya Kiran suka sama lo deh", kata Nia.

"Hah. Nggak mungkin. Buat apa juga dia suka sama gue", kata Disya.

"Ya coba, dia bilang dia kawatir sama lo. Dia takut lo kenapa napa. Terus jum'at kemarin dia takut lo jadi bahan bullyan", kata Nia.

"Oh, tapi lo suka sama dia. Kok lo bisa langsung ngomong kaya gitu ke gue sih?", tanya Disya.

"Karena lo udah gue anggep saudara gue. Gue nggak mau masa masa yang indah saat bareng lo gue lupain begitu aja cuma gara gara Kiran", kata Nia, Disya yang mendengar itu tersenyum.

"Kalo lo aja mau lakuin itu biar hubungan kita nggak rusak. Kenapa juga gue suka sama cowok yang sama kayak punya lo. Lagian menurut gue ya kalo lo tanya gue suka cowok kaya apa. Gue suka cowok kaya Afka. Pendiem, nggak suka deket sama cewek, pinter. Tapii gue juga suka sifat baik Kiran itu tipe cowok yang bakal gue cari", kata Disya.

4-Get All The Problems [919]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang