2. Jeffry

13 2 0
                                    


Hari ini seperti dunia berada di genggaman tangan kecilku ini
Suasana hangat dan kebahagiaan menjadi satu

6 bulan lagi kami akan saling memiliki untuk selamanya
Pertunangan ini sengaja diadakan secara sederhana karena tidak perlu mewah untuk menunjukkan kebahagiaan


















Suara tembakan menggema
Pesawat yang seharusnya mengangkut logistik bagi masyarakat pedalaman harus dijarah oleh sekelompok orang yang tak berperikemanusiaan

Dorr dorrr

Dorrr

Dorrr dorr dorr

Baku tembak tak bisa dihindarkan

"Sial, mereka menawan para pilot"
Geramku

"HENTIKAN TEMBAKAN DAN PILOT INI BISA KALIAN SELAMATKAN!!"

Kapten tim memberikan peringatan agar menghentikan tembakan
Aku menyalakan alat komunikasi dan menghubungkannya dengan kapten tim

"Negosiasi ?"

"Posisi ?"

"Arah jam 4"

"Mendekatlah"

"Got it"

Aku mengendap-endap maju ke depan untuk mendekatkan diri

"Sebar tim ke bagian kanan dan kiri, kau pimpin mereka dan aku akan maju untuk bernegosiasi"

"Kau gila ? Itu..."

"BIARKAN KAPTEN KALIAN MAJU AKU INGIN MEMBICARAKAN SEBUAH PENAWARAN!!"

Kata-kataku terpotong oleh bandit-bandit sialan itu

"Itu terlalu berbahaya, biar aku saja"

"Kita ada memang untuk itu"

"Tidak, tidak boleh"

"Aku tau alasanmu melarang ku karena pertunangan kita tapi ini bukan waktunya untuk bersikap egois"

"Tidak Jeffry, sekali tidak tetap tidak"

"Aku kapten disini dan ini perintah"

Aku terhenyak sesaat, seorang militer tidak bisa membantah perintah dari atasan
Tapi ini terlalu kejam
Aku ingin egois, aku benar-benar ingin menolaknya

"Laksanakan"
Ucapku dengan kelu

Namun, pada akhirnya aku tetap kembali kepada prinsip seorang abdi negara
Benar, aku tidak bisa egois di medan pertempuran
Aku memberikan aba-aba kepada prajurit lain untuk menyebar ke sekitar pesawat secara diam-diam

"Aku percaya padamu"

Dia menepuk pundak ku lalu berdiri, berjalan beberapa langkah ke depan dan melepas semua persenjataan yang ia bawa

"Majulah kapten"

Dorr dorrr

Para bandit itu memang licik, alih alih bernegosiasi mereka malah melancarkan serangan terlebih dahulu. Dengan cekatan aku dan beberapa prajurit di sampingku membidik para bajingan itu
Tugas kami memang untuk situasi tidak terduga seperti ini

Gotcha
Si brengsek yang bertugas memegangi pilot pun tumbang dan pilot tersebut bisa kabur untuk menjauh

Tentu saja ini kesempatan yang tepat untuk memborbardir mereka dengan peluru, namun pada saat itu dunia seakan melambat dan membawaku keluar dari kesadaran

Seseorang telah tertembak
Seseorang dengan baju tentara telah tertembak

Jeffry
Aku ingin bangkit dan menghampirinya
Tapi seseorang menahanku

"Jeffry"
Ucapku lirih dengan pandangan kosong

"Sadarlah, kapten memakai anti peluru aku yakin dia akan aman jadi tolong fokus pada musuh"
Ucap prajurit di sampingku

Sekali lagi aku harus membenarkan ucapannya
Aku memberi aba-aba untuk menyerang para bandit itu
Kami menghujani pesawat dengan peluru

Dorr

Dorrr
Dorrr dorrr

Dorrr
Dorrr dorr dorrr

Selama beberapa waktu kami terus menembakkan peluru ke arah pesawat
Setelah berhenti saling baku tembak aku memberikan perintah ke beberapa prajurit untuk mendekat ke pesawat dan memeriksa kondisi didalam

Seraya menunggu aku menghubungi tim medis melaporkan bahwa terdapat 2 pilot dan kapten tim yang memerlukan pertolongan

3 menit berlalu dan para prajurit yang memeriksa keadaan di pesawat telah mengkonfirmasi bahwa keadaan sudah aman bertepatan dengan helikopter tim medis yang datang




Aku meninggalkan senjataku dan berlari menuju Jeffry
Sungguh aku menginginkan sebuah keajaiban


Tanganku bergetar
Rompi anti peluru sialan ini tidak bekerja sebagaimana fungsinya
Peluru menembus di dada sebelah kirinya

Tim medis bergegas membawa Jeffry kedalam helikopter, aku mengikuti mereka dari belakang dan berdoa untuknya.
Air mataku tidak bisa aku bendung lagi
Terlalu berat untuk menahan ini

Di dalam helikopter tim medis mencoba melakukan pertolongan pertama
Sebuah kelegaan akhirnya Jeffry sadar dan bergumam lirih
Aku mendekat dan menagkup wajahnya

"Kau tidak apa-apa kan ? Jangan bergerak dan mereka akan segera menyelamatkan mu"

Namun, dia tersenyum dan menggeleng
Apa maksudnya ??
Aku tidak mengerti, apa Jeffry menolak untuk diobati
Tapi mengapa ?
Dia melepas oksigen lalu meraih tanganku

"Apa yang kau lakukan ? Kenapa kau melepasnya ?, Ayo pakai"

Sekali lagi dia menggeleng
"Aku tidak memerlukan benda yang kau sebut sialan itu"
Ucapnya

"Tersenyum"
"Itu yang ku butuhkan"

"Apa kau gila ? Kau menyuruhku tersenyum disaat keadaan mu seperti ini"

"Tapi itu yang aku butuhkan"
"Aku mohon, untuk terakhir kalinya, tersenyumlah untukku"
Ucapnya dengan lirih

Aku mengusap air mataku dan mencoba untuk mengabulkan permintaannya
"Baiklah, aku tersenyum"
"Aku tersenyum untukmu jadi berjanjilah untuk selalu bersamaku dan biarkan aku selalu tersenyum kepadamu"

Dia memberikan sorot mata yang teduh dan senyuman yang menghangatkan

"Terimakasih dan maaf untuk tidak bisa mengabulkan keinginanmu"
"Berbahagialah"

Tangannya luruh dari genggamanku
Apa yang terjadi ?
Tidak mungkin kan
Aku mengguncangkan tubuhnya dan memanggil namanya
Mendadak semua hening
Aku menoleh ke tim medis di depanku untuk meminta penjelasan
Namun, bukan ini yang ku mau
Kenapa aku menerima sebuah gelengan darinya ?
Bukan itu yang aku harapkan!!



END

RANDOM STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang