"Jadi Tafakkur itu-"
"Bentar Zelene! Ayo dong!" Azura yang baru datang ketika aku memulai penjelasan berseru sembari menarik seorang gadis yang agak pendiam.
"Uzma? Ada apa sama Uzma Ra?" Ariana heran melihat wajah Uzma yang memerah.
"Uzma bilang pengen ikutan tapi malu.. jadi terpaksa deh Azura tarik biar dia mau ikut." Azura nyengir.
"Ikutan aja, itung-itung nambah wawasan!" ceplos Carissa.
"Duduk Uzma. Nanti keburu malam.." aku menggapai tangan Uzma dan menariknya agar duduk disampingku.
"Azura datang telat ya? Apa Azura kelewatan banyak?" Azura menatap Carissa was-was.
"Kami bahkan baru mulai Azura. Tapi keramaian yang kau ciptakan tadi mengahambatnya." Ariana tersenyum masam kearah Azura yang meringis.
"Azura minta maaf deh.."
"Bukan Azura yang minta maaf, tapi aku. Seandainya tadi aku langsung gabung tanpa paksaan, pasti waktu kalian tak akan terbuang. Aku minta maaf." Uzma tersenyum sungkan. Aku menepuk bahunya pelan.
"Sudahlah Uzma.. lagipula ini hanya perkumpulan kecil-kecilan, dan bukan pertemuan resmi." Aku tersenyum pada Uzma.
"Lanjut aja deh Zelene, tadi tasakkur dan tafakkur itu apa?" Carissa berdecak
"Tasakkur itu artinya mengenali diri. Sedangkan tafakkur itu artinya merenung."
"Jadi.." alis Azura menyatu.
"Jadi, kalian harus menggunakan bulan suci yang tenang ini untuk merenung dan mengenali diri sendiri lebih dalam lagi, setelahnya kalian memperbaiki diri dan selalu melakukan kebaikan. Apa aku benar Zelene?" sahut kak Sherianne, senior satu tingkat diatasku.
"Benar sekali apa yang dikatakan kak Sherianne tadi." Aku memberikan jempol pada kak Sherianne yang tertawa.
"Bulan Ramadhan itu bulan yang dimuliakan ya?" Uzma menatapku bingung
"Benar, bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Al-Qur'an juga diturunkan di bulan Ramadhan lho.." aku tersenyum
"Kalo bulan Ramadhan itu di istimewakan, harusnya ada tambahan-tambahan didalamnya. Kan kita udah puasa, tarawih pula. Harusnya ada imbalan, ng.... misalnya.. bonus pahala!" Carissa mengangkat alisnya tinggi-tinggi
"Jangan salah! Di bulan Ramadhan ada bonus pahala maha besar!" sahutku.
"Contohnya?" Kak Sherianne menatapku penasaran.
"Satu nilai ibadah kita di bulan Ramadhan sama dengan tujuh puluh amalan dibulan lainnya!" jelasku semangat.
"Hah?!" Tidak hanya kak Sherianne yang melongo, Ariana, Carissa, Azura dan Uzma pun bersorak tak percaya.
"Pada ga percaya nih? Rasulullah pernah bersabda, bahwa kalau kita membaca satu ayat dibulan Ramadhan, pahalanya sama dengan mengkhatamkan Al-Qur'an dibulan lainnya. Jangan kaget ya.. tidur kita disiang hari pun dihitung sebagai pahala lho... lebih dahsyat lagi, bernafas dibulan ini, dihitung sebagai tasbih!" paparku penuh semangat.
"Wow! Kalo begitu, apakah dosa-dosanya dilipat gandakan?" Ariana membelalak.
"So pasti dong. Kalo pahala banyak bonus,kenapa dosa ga ada perlipat gandaan?" Kak Sherianne tertawa melihat wajah pucat Azura, juga Ariana.
"Jadi males Ramadhan-an kalo gini.." keluh Carissa
"Jangan gitu dong.. bulan Ramadhan kan bulan yang penuh berkah.." sanggah Uzma
"Sepertinya seru, tapi ini udah malam, bisa kalian tunda dulu sampai besok pagi?" Kak Ayana menyela dan tersenyum manis.
Kami berenam, Aku, Carissa, Ariana, Azura, Uzma dan kak Sherianne saling bertatapan kemudian mengangguk bersamaan.
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhan Kala Itu
Kort verhaal"Tadi kamu nanya apa Azura?" Aku menoleh ke arah Azura yang menimbang-nimbang. "Em.. bentar, Azura ingat-ingat dulu.. lupa gara-gara denger Carissa dan Ariana ngobrol sih.." keluh Azura. "Tadi dia nanya Ramadhan itu artinya apa?" Sambung Ariana. "Na...