Pagi ini sekolah heboh, bukan, bukan karena Devan sudah sembuh atau pun karena Devan dan Kristal hendak lomba. Tapi, karena Devan dan Kristal berangkat bersama. Dan Devan, mengantarkan Kristal hingga kelasnya. Para lambe turah yang pernah di-bungkam Devan dan para mantan murid satu sekolah dengan mereka berdua mulai beraksi. Beragam berita yang tentu saja fakta mulai tersebar di media online atau mulut ke mulut.
Mereka mengatakan bahwa dulu Devan dan Kristal pernah pacaran dan putus entah kenapa. Dan, sialnya itu benar. Gerah hati, gerah body Kristal rasakan, sedari tadi mereka bisik-bisik dengan suara keras yang harusnya bisa dibilang berbicara di depan orangnya langsung.
"Aduh, mereka berisik banget si" Misya yang sedari tadi bertanya bagaimana mereka balikan akhirnya berhenti bertanya. Rika? tentu saja dia dengar, tapi pura-pura tidak dengar. Musik Rock-nya saja bahkan kalah dengan kebisingan para murid di luar kelas atau pun di dalam kelas.
Seorang murid perempuan tampak menyuruh minggir kerumunan yang menghalanginya. "Kak Kristal disuruh ke bawah udah ditunggu Pak Andi sama Kak Devan" Kristal mengangguk. Dia berdiri memasang wajah se-ramah mungkin.
Misya menarik-narik ujung baju Kristal membuat sang pemilik baju menoleh. "Semangat Kristal! gw yakin lu pasti bisa," Rika ikut mengangguk. "nanti kita traktir makan deh" Kristal tampak tertarik dengan tawaran gratis tersebut.
"Oke, promise?" Kristal, Misya, dan Rika saling menempelkan kelingking.
"promise" ucap Misya dan Rika bersamaan.
Kristal mengucapkan 'permisi' dan kermunan itu langsung membelah, beberapa dari mereka kembali ke kelas sebab bel berbunyi. Kristal meniti tangga dengan hati-hati, tiba-tiba tangannya dicegat.
"Loh Jen, kok kamu gak masuk kel-" Jeno menempelkan telunjuknya di bibir Kristal.
"Shutt, aku kesini buat kamu. Nih," Jeno menyodorkan sebuah kotak kayu kecil berukir kepada Kristal.
"boleh dibuka nih?" Jeno mengangguk. Yang pertama kali Kristal lihat di kota tersebut adalah ukiran namanya di bagian paling atas. Pelan-pelan Kristal buka, musik polos piano mengalun lembut di indera Kristal. Tanpa sadar dia tersenyum, meskipun begitu ia tampak tak asing dengan lagu yang di dengarnya.
"Don't Give Up On Me-Andy Gramers ya?" Jeno mengangguk semangat.
"Yup! aku request ketempat pembuatannya langsung lhoo, bayarnya juga 3 kali lipatnya. Khusus buat Kristal," Jeno semangat sekali menceritakannya. "Jadi, kalo kamu gugup, ataupun diambang batas kesabaran kamu dengerin aja kotak musiknya" Tanpa sadar Kristal memeluk Jeno membuat sang empu kaget.
"Makasih banget Jen, aku buru-buru nih. Cepet masuk kelas nanti dihukum" Jeno berlari ke dalam kelasnya "Makasih Jen!" Kristal tersenyum senang mendapatkan hadiah istimewa.
~Kristal
Kristal tak berhenti tersenyum sambil mendengarkan musik membuat Devan heran, untungnya Pak Andi tak terganggu sebab beliau juga mengoleksi banyak music box. Cukup! Devan sudah tak tahan, Ia memutuskan untuk bertanya. "Kok seneng banget kayaknya hmm?" Kristal menoleh mengangguk.
"Iya, dapet hadiah dari Jeno, music box bagus banget" Devan terdiam sebentar.
"Kayaknya kamu seneng banget kalo sama Jeno?" Devan sengaja memancing agar Kristal peka.
"Iya dong, Jeno baik banget dia sekalipun belum pernah buat aku sedih" itu kenyataan Jeno selalu berusaha sebaik mungkin dalam memperlakukan Kristal. Devan mendengus bukan itu jawaban yang dia mau, satu hal yang ia sadari. Walaupun di sekolah Devan adalah Good Boy sementara Jeno Bad Boy setidaknya Jeno sangat hati hati terhadap perempuan bahkan berusaha untuk tidak menyakitinya sekecil apa pun, dan Devan bahkan berhasil menaruh beberapa goresan besar dihati perempuan disampingnya.
Kristal tau arti raut gusar Devan, ia peka tapi malas membicarakannya. Biarkan ia tahu saat berbicara gadis lain di depan seseorang gadis yang jelas jelas menaruh hatinya kepada lelaki di sebelahnya. Memejamkan mata sambil menikmati alunan music box tersebut.
Double update hari ini! semoga suka ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kristal
Teen FictionJangan menilai dari sampulnya!! Ketika orang menyatakan perasaan pada Kristal. Inilah jawaban Kristal "Jangan pernah cinta gw" "Kenapa?" "Karena gw kristal, indah di luar rapuh di dalam" No Plagiat!! Happy Reading!😊