1

34 3 1
                                    

Percuma bertahan kalau akhirnya akan sia sia, tapi kenapa harus gw? -Kristalina
.....

Kristalina, hanya itu namanya nama yg indah sesuai dengan rupanya. Sama seperti kristal indah di luar, rapuh di dalam. Itulah Kristalina.

.....

Pagi ini, Kristal sedang bersiaplah siap hendak berangkat sekolah. Setelah sarapan, ia memakai sepatunya dan berjalan menuju halte busway. Jarak antara rumah dan sekolahnya cukup jauh. Walaupun dia tinggal dan hidup dengan fasilitas mewah, ia tak pernah menunjukkannya kepada publik seperti apa dia. Cukup publik yg tahu sendiri

Ayahnya meninggal terkena penyakit kanker saat ia masih sekolah dasar. Ibu yg saat itu berjuang membangun kembali perusahaan yg dirintis suaminya dari nol itu. Ia tak mau perusahaan yg dikelola suaminya itu hilang begitu saja. Kristal yg sering ditinggalkan di rumah sendirian sudah mulai terbiasa akan suasana sepi dan hening sehingga membuat dia lebih menyukai tempat sepi.

.....

Sudah hampir 15 menit ia menunggu busway. Tapi, sepertinya tidak ada satupun yg lewat. Ia membuka handphone mencoba memesan ojek online. Baru saja ia hendak memencet aplikasi nya, tiba tiba ada mobil sport hitam. Ia tahu betul itu siapa. Tanpa menunggu persetujuan dari pemilik mobil tersebut ia langsung masuk saat mobil itu berhenti di depannya.

"Ayo Jen kita hampir telat nih" kata Kristal sambil melihat jam yg ada di tangannya yg kurang 10 menit lagi gerbang akan di tutup.

"Lo kenapa gak nungguin gw sih" kata Jeno sambil menyetir mobilnya.

"Takut ngerepotin lo" kata kristal yg kini pandangannya telah teralih ke gedung gedung tinggi di sebelah jalan.

"Malah sekarang lo yg ngerepotin gw, tadi gw udh nyamperin ke rumah lo kata satpam nya lo udah berangkat" ucap Jeno dengan muka di tekuk.

"Maap Jen tadi gak ada busway lewat, jangan marah dong kita kan sahabat" ucap Kristal yg sedang menoel-noel pipi jeno yg sedang cemberut itu.

'Sahabat ya' batin Jeno.

Wajah yg cemberut itu kini berubah menjadi datar.

.....

Setelah sampai di sekolah, Kristal mengucapkan terima kasih kepada Jeno. Kemudian ia berlari ke dalam kelasnya pas sekali, saat masuk bel berbunyi. Ia melangkah kan kakinya ke arah bangku di barisan tengah. Ia segera duduk, di bangku sebelahnya terdapat Rika sedang tersenyum sambil mendengar lagu rock di headset nya.

Rika agak tomboy, rambutnya yg dipotong pendek sebahu dan selalu di kuncir, wajar ayahnya mempunyai sebuah tempat pelatihan tinju sementara ibunya adalah pelatih karate belum lagi kakaknya yg cowok merupakan atlet tinju.

Berbeda dengan Rika, Misya adalah cewek feminim yg onar, kadang guru guru harus mengeluarkan surat pemanggilan orangtua agar kapok. Tapi yg namanya Misya mah bodo amat.

Lain lagi dengan Kristal anak yg introvert, cantik, dan berpenampilan seadanya. Anak sekolah tidak ada yg tidak tau Kristal. Gadis introvert yg cantik.

Baru juga di bicarakan tiba tiba, Misya masuk dengan wajah yg penuh keringat.

"Buat masalah apa lagi?" Tanya Rika.

"Tadi gerbangnya dh di tutup, jadi lewat belakang eh pas turun dari tembok ada bu ndut terus di kejar deh" kata Misya.

Bu ndut bukanlah nama aslinya. Namanya sebenarnya adalah bu Ajeng tapi karena gemuk, jadi di sebut bu ndut karena perut nya yg besar itu.

KristalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang