Happy Reading!!!
Typo kasih tau yaaaaaMalam ini Kristal hendak menghubungi Devan, setelah lomba selesai mereka langsung pulang diantar oleh Pak Andi.
Kristal sudah mengeringkan rambut setelah mandi dan mengambil ponselnya. Mebuka balkon dan duduk di kursi panjang kesukaannya. Angin malam menerima wajah dan tubuhnya, sejenak ia menggigil. Kristal tau angin malam tidak baik, terutama untuk tubuhnya yang penyakitan.
Kristal menelepon, namun yang terjadi di luar dugaannya. Operator disana memberikan notice bahwa Devan sedang di panggilan lain.
Kristal tak begitu curiga, ia amat menarik kepercayaan kepada Devan. Setelah mengirimkan chat 'Selamat malam' kepada Devan, Kristal pun melamun.
Mata binar jernihnya memandang bintang dengan nanar. Sebuah getaran muncul di hatinya, mendadak rasanya ia ingin memeluk papanya.
"Kristal nanti bakal jadi papa kan? Kristal takut pa, Kristal takut Kristal belum mencapai impian Kristal, Kristal juga ga mau ninggalin mama, Kristal ga mau mama sendirian menghadapi kejamnya dunia. Kristal ingin selalu berada di samping mama disaat mama butuh Kristal. Dan Kristal masih butuh mama yang selalu menyayangi Kristal". Kristal diam sejenak.
"Kristal banyak mau ya pa? Papa bisa bilangin ke Tuhan gak? Tolong bilangin biar umur Kristal panjang, kalau perlu hilangin rasa sakit ini pa, kalaupun permintaan itu terlalu berat Kristal minta kebahagiaan pa, sahabat Kristal, Kekasih Kristal, Mama dan semua orang yang Kristal sayang, untuk tidak pernah bosan sayang terhadap Kristal yang penyakitan, Kristal bakal menemani papa". Satu bulir air mata jatuh begitu juga keringat di pelipis Kristal mendadak Kristal sangat pusing. Dan Kristal jatuh pingsan, mungkin orang mengira Kristal sedang tidur. Tapi sayangnya, Kristal justru telah melawan penyakit yang terus menggerogoti nya.
∆∆∆∆∆∆∆∆
Pagi hari
Kristal terbangun dengan lemas. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, dan menyadari ia masih di balkon. Berjalan terhuyung Kristal mengambil minum di nakas sebelah tempat tidur. Ia mengorek laci mencari obat yang hendak diminum, setelah minum obat ia berbaring lemas di kasur. Rasanya untuk berbicara pun ia tak sanggup, benar benar lemas.
Memegang lemari kecil di sebelah tempat tidur, Kristal perlahan berdiri. Ia butuh berendam air hangat. Kepalanya terasa sangat berat. Menyiapkan air hangat, kristal menanggalkan pakaiannya dan segera berendam.
"Ya Tuhan, badan Kristal rasanya kaya mau lenyap" hembusan berat terdengar.
"kayanya aku emang harus check ke dokter lagi deh"kristal mengetik Sesuatu di handponenya.
🔮🔮🔮
" kamu sudah lama tidak datang kesini. Sekalinya datang bikin saya geleng-geleng kepala" wanita berjas putih itu tersenyum letih menghadapi Kristal.
"Penyakit kamu ini udah stadium 3. Sama sekali kamu bahkan belum mengasih tahu orang tua mu" Kristal menunduk.
"Saya bukan matahin semangat kamu, tapi memang susah untuk disembuhkan" Wanita yang berprofesi dokter itu tersenyum.
"Satu-satunya yang aku saranin adalah raihlah semua kebahagiaanmu "Kristal mendongak lantas mengangguk. Ia tak akan patah semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kristal
Teen FictionJangan menilai dari sampulnya!! Ketika orang menyatakan perasaan pada Kristal. Inilah jawaban Kristal "Jangan pernah cinta gw" "Kenapa?" "Karena gw kristal, indah di luar rapuh di dalam" No Plagiat!! Happy Reading!😊