* * * Bacanya ditemenin piano cover ini ya. Nanti di akhir part paham kok :) * * *
Setelah sarapan, Mi Ho pamit kepada Mi Ra untuk mengurus sesuatu. "Apa kau sudah mulai mengurus pekerjaan?" tanya Mi Ra penasaran.
Mi Ho menggaruk tengkuknya, sembari menjawab, "Iya ... itu ... aku hanya ada perlu sebentar."
"Hari ini aku akan mengajakmu berkeliling Edmonton Mi Ra. Jangan khawatir, kita pasti bersenang-senang hari ini," sahut Myung Hee.
Mi Ra merasa malu, "Sebenarnya aku tidak keberatan tinggal di rumah."
Myung Hee bangkit dari kursi, mendekati Mi Ra, dan memeluknya singkat, "Anggap saja kau menemaniku. Aku benar-benar ingin berjalan-jalan. Sudah lama aku tidak memberikan diriku sendiri libur. Aku akan bersiap-siap dan sebaiknya kau juga," imbuh Myung Hee dan Mi Ra menjawabnya dengan seyuman manis.
*
Mi Ho mengecup dahi Mi Ra singkat sebelum masuk ke dalam mobil dengan Richard sudah siap di belakang kemudi. "Rasanya seperti dikecup suami yang hendak berpamitan kerja," bisik Mi Ra ke Mi Ho saat pria itu baru saja duduk dan menutup pintu mobil.
Mi Ho tersenyum gugup dan berkata, "Aku juga merasa seperti itu."
Mi Ra menyukai tatapan mata Mi Ho yang dalam padanya. Tatapan mata itu yang membuat Mi Ra tidak akan menyerah selama dia menginginkan dirinya di sisinya.
*
Perusahaan perhiasan milik Myung Hee cukup besar. Mi Ho pun menanamkan modal cukup besar di perusahaan Ibunya. Saat masuk ke dalam counter mewah dan sangat luas tersebut, hampir semua karyawan di sana mengenali Mi Ho. Mereka sedikit menunduk hormat pada Mi Ho.
"Charlotte kemarilah," seru Richard dan dengan cepat gadis berambut pirang dengan potongan pixie berjalan cepat mendekati mereka kedua.
"Yes Sir," jawab gadis itu mantap. Ada plat nama kecil berwarna emas dengan tulisan berwarna hitam disematkan di sebelah kiri dadanya. Charlotte – Store Manager. Walaupun nampak masih cukup muda, gadis ini memang terlihat sangat tegas dan matang.
"Kau pasti sudah familiar dengan wajah Park Mi Ho. Myung Hee tidak datang ke store hari ini. Dan Mi Ho sedang mencari cincin pertunangan. Jadi tolong bantu dia hari ini," perintah Richard dengan cukup jelas. Charlotte dengan sigap membalas, "You can count on me Sir. Tuan Mi Ho apa kabar? Saya sudah mendengar banyak tentang Anda. Senang akhirnya bisa bertemu dengan Anda secara langsung."
Charlotte mengulurkan tangannya ke arah Mi Ho dan Mi Ho menyambut uluran tangan tersebut. "Sebaiknya saya membawa Anda ke workshop kita supaya Anda bisa memilih koleksi terbaik kami yang belum di display."
"Bagus juga," sahut Mi Ho.
"Mari," sambut Charlotte.
Ketiganya kemudian berjalan ke belakang store dan menaiki tangga dengan marmer putih berkilauan seakan ada pecahan berlian di dalamnya.
*
"Maaf aku tidak bisa mengemudi," sesal Mi Ra yang saat ini berada di dalam mobil Mercedes-Benz abu-abu milik Myung Hee dengan Myung Hee memegang kemudi.
Mendengar nada penyesalan Mi Ra, Myung Hee tidak bisa menahan dirinya untuk tertawa keras. "Aku tidak keberatan mengemudi untukmu Mi Ra. Aku sudah terbiasa mengendarai mobilku sendiri."
"Kau tahu, aku senang Mi Ho memilihmu," kata Myung Hee dengan senyumnya yang hangat. Ya, senyum yang sama dengan senyum milik Mi Ho. Saat Myung Hee dan Mi Ho tersenyum, seolah mata mereka juga ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
a Fan, an Enemy, but Then a Lover [COMPLETED]
ChickLitHan Mi Ra memutuskan untuk bekerja di Seoul, Korea setelah menyelesaikan studinya di Singapura. Tidak ada keluarganya di Indonesia yang merasa berat hati akan kepergiannya. Ahh .... Mi Ra juga juga tidak bisa benar-benar memanggil mereka sebagai seb...