Setelah selesai mengantarkan pakaian-pakaian di kawasan Jung-Gu, Mi Ra kembali ke kantor manajemen XT Entertainment sesuai instruksi dari Mi Sun.
"Kau langsung bantu Hae-Won saja dengan dokumen yang harus selesai hari ini. Aku masih di apartemenku dan mungkin akan kembali nanti siang," kata Mi Sun dengan mengantuk saat Mi Ra menelponnya tadi.
Gedung XT Entertainment sangat megah. Terbesit harapan bahwa Mi Ra bisa bertemu dengan sosok yang menjadikan alasan dirinya memilih untuk bekerja di Seoul. 'Dia kan juga penyanyi naungan XT,' batin Mi Ra dengan harapan yang tinggi.
Kalaupun tidak hari ini, akan ada hari-hari besok. Mi Ra ingin bertemu sekali saja sudah cukup dan mengucapkan terima kasih. Kata yang tidak sempat dia ucapkan kala itu. Senyum pun terbit di wajahnya.
Mi Ra menuju lantai 25 dan memperkenalkan dirinya pada petugas yang berjaga di depan pintu.
"Kau lurus saja kemudian belok kiri. Nona Hae-Won di ruangan keempat setelah kau berbelok," kata petugas tadi dengan sangat ramah pada Mi Ra.
Mi Ra menunduk dan mengucapkan terima kasih kemudian menuju ruangan yang dikatakan tadi. Saat sudah berdiri di depan pintu keempat, Mi Ra melihat seorang wanita seumuran dia dan laki-laki yang lebih tua sedang serius melihat layar komputer mereka.
"Maaf, permisi, saya Han Mi Ra. Karyawan baru. Mi Sun unnie menyuruhku kesini," kata Mi Ra.
"Oh kemarilah. Unnie sudah memberitahuku. Kemarilah dan duduk disini," kata wanita tadi sembari menarik kursi kosong disampingnya yang juga menghadap komputer yang masih mati. Wanita itu lumayan tinggi dengan postur tubuh kurus. Kacamata bulat besar bertengger di hidungnya.
Sedangkan sang pria sangat rapi dengan jas hitam melekat di tubuhnya. Rambutnya pun disisir ke belakang dengan sangat rapi dan alisnya sangat tebal. Pria itu tidak terlalu tinggi. Saat berdiri disamping wanita bertubuh kurus, si pria bahkan kalah tinggi.
"Aku Hae Won, dan ini Won Shik oppa. Dia manajer artis yang kita akan selalu setiap saat ikuti sepanjang waktu," kata Hae Won sambil tersenyum seperti ada sesuatu yang lucu. Keduanya mengulurkan tangan dan dengan sangat cepat dan berusaha bersikap sesopan mungkin, Mi Ra menyambut uluran tangan mereka.
[oppa = panggilan kakak laki-laki untuk perempuan]
"Apa kau orang Korea?" tanya Won Shik oppa. Mi Ra sepertinya harus mulai membiasakan diri dengan pertanyaan seperti ini. Hari ini saja sudah dua orang yang menanyakannya hal yang sama. Mungkin karena matanya yang bulat dan wajah campurannya yang dia dapatkan dari Ibunya yang keturunan Indonesia dan Belanda membuatnya tidak nampak seperti sepenuhnya gadis Korea. "Iya, aku memiliki darah campuran. Tapi Ayahku orang Korea," jelas Mi Ra pada Won Shik oppa.
"Oh pantas saja. Hae Won aku pergi dulu. Kalian tidak ikut dengan kami ya ke stasiun radio?" tanya Won Shik kali ini pada Hae Won.
"Tidak oppa. Unnie menyuruhku menyelesaikan ini. Harus selesai hari ini. Aku akan mengerjakannya dengan Mi Ra," kata Hae Won dan Mi Ra tahu bahwa wanita ini sangat suka tersenyum.
"Baiklah aku pergi dulu. Sepertinya dia juga masih tidur. Aku akan membangunkannya untuk bersiap-siap," kata Won Shik. "Kutinggal dulu ya," kata Won Shik kepada Mi Ra sambil menepuk bahunya pelan.
"Oh ya kuharap kau betah ya. Jangan seperti pekerja sebelumnya yang hanya bertahan dua bulan. Kasihan Mi Sun dan Hae Won," tambah Won Shik sebelum akhirnya benar-benar melangkah keluar ruangan.
"Kemarilah Mi Ra. Ini," kata Hae Won dan selanjutnya Mi Ra mendengarkan penjelasan Hae Won tentang laporan yang harus dia selesaikan.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
a Fan, an Enemy, but Then a Lover [COMPLETED]
ChickLitHan Mi Ra memutuskan untuk bekerja di Seoul, Korea setelah menyelesaikan studinya di Singapura. Tidak ada keluarganya di Indonesia yang merasa berat hati akan kepergiannya. Ahh .... Mi Ra juga juga tidak bisa benar-benar memanggil mereka sebagai seb...