Enam.

21 5 2
                                    

Terima kasih. Hari ini indah, aku senang. Semoga kita bisa berjumpa lagi.

🐾🐾🐾

Senja masuk ke kamarnya. Ia duduk di kursi belajarnya, lalu mengambil sebuah buku berwarna ungu dan pulpen.

Ia menulis semua hal yang ia lakukan bersama Fajar tadi. Tanpa sadar Senja tersenyum saat mengingat tingkah laku Fajar yang sesekali seperti anak kecil.

Tanpa Senja sadari, sedari tadi ada lelaki paru baya yang memperhatikannya dari pintu kamar.

"Biasanya sih, kalau nulis sesuatu di buku itu berarti lagi seneng nih. Apalagi sambil senyum-senyum tuh," suara itu mengagetkan Senja.

"Ih ayah, apaan sih."

"Hemm.. nulis apaan sih? Coba ayah liat," kata Leo ~ayah Senja~ sambil berjalan mendekati putrinya itu.

Senja langsung menutup bukunya dan menaruhnya ke dalam laci.

"Ayah ga boleh kepo. Udah ah, Senja mau ke depan liat bunga-bunga," Senja pun berjalan meninggalkan ayahnya di kamar.

Leo pun diam-diam membuka laci untuk mengambil buku dairy putrinya itu. Lalu suara Senja pun mengagetkannya.

"Ayahh.." Senja berdiri di ambang pintu sambil menatap ayahnya.

"Hehe.. ayah cuma penasaran. Yaudah, ayah mau ke kebun belakang aja," Leo pun beranjak meninggalkan kamar Senja.

Senja menatap bunga-bunga yang sudah mulai bermekaran sangat indah di halaman depan rumahnya. Ia mengambil selang lalu menyirami bunga-bunga itu.

Suara merdu kicauan burung dan beberapa kupu-kupu beterbangan di dekat sana membuat Senja tersenyum manis. Entah mengapa, hari ini terasa lebih menyenangkan dari biasanya.

"Kalian tumbuh dengan baik ya, cantik," kata Senja pada bunga-bunga itu.

Langit mulai gelap. Senja menyudahi kegiatannya dan masuk ke rumah untuk membersihkan dirinya lalu menyiapkan makan malam.

Leo pun duduk di depan meja makan. Aroma lezat dari masakan Senja membuatnya semakin lapar.

Senja pun datang dengan membawa makanan dan menaruhnya di atas meja. Ia pun menyiapkan piring untuknya dan ayahnya.

"Wahh cumi goreng sama sambel pete. Emm enak banget pasti nih," kata Leo tak sabar ingin menyantap makanan lezat itu.

Leo pun menyantap makanan itu dengan lahap. Seperti biasa, masakan putrinya ini sungguh nikmat. Leo mengangkat jempolnya menandakan bahwa masakan Senja enak.

Senja tersenyum melihat ayahnya selalu suka dengan masakannya. Setelah makan malam, Senja membersihkan meja makan. Lalu ia kembali menuju kamarnya.

Senja duduk di kursi santai yang ada di kamarnya. Dia menatap kearah jendela kamarnya. Membuka jendela dan merasakan dinginnya angin malam menerpa kulit wajahnya.

Kembali ia mengingat kelakuan Fajar yang seperti anak kecil kegirangan. Lucu, batin Senja. Tanpa sadar ia kembali tersenyum saat mengingat Fajar.

Tunggu, apa ini? Apa Senja baru saja tersenyum karena Fajar? Waw! Ini sungguh berita yang menarik. Baru kali ini Senja tersenyum karena lelaki yang baru ditemuinya.

Senja pun menutup jendela kamarnya dan pergi ke kamar mandi. Ia menyelesaikan ritual malamnya sebelum tidur. Menggosok gigi, mencuci muka, dan lainnya.

Lalu ia pun beranjak ke kasur ternyamannya. Menaikkan selimut sampai menutupi dadanya. Dan tertidur pulas.

🐾🐾🐾

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang