Delapan.

12 4 0
                                    

Senyum mu manis, seperti es krim ini. Dan aku suka. Ku harap akan bisa melihat senyum itu selamanya.

🐾🐾🐾

Fajar pun mengikuti Senja yang berjalan mencari kedai es krim dekat toko buku. Motornya ia titip di parkiran toko buku itu. Akhirnya mereka sampai di kedai es krim kecil yang dominan di isi oleh warna merah muda. Mereka pun masuk ke dalam kedai itu, Senja lebih dulu memesan es krim rasa vanilla dengan toping choco chips di atasnya. Lalu ia membayar pesananya dan melihat ke arah Fajar yang sedari tadi hanya diam memerhatikannya.

“Ga mau pesen?” tanya Senja sambil berjalan ke arah meja dekat jendela. Fajar yang melihat ia ditinggalkan oleh Senja pun buru-buru memesan es krim rasa coklat dengan toping pisang, lalu menyusul Senja yang sudah menghabiskan seperempat es krim miliknya.

Fajar memakan es krim sambil memandangi wajah Senja yang cantik itu. Senja yang merasa diperhatikan pun menoleh ke arah Fajar. “Kenapa?” pertanyaan dari Senja pun membuat Fajar terkejut.

“Hehe.. gapapa kok.” Duh ketauan lagi. Ucap Fajar dalam hati. Senja pun tak memperdulikan itu, ia melihat ke arah jendela. Hujan mulai turun. Rintik demi rintik sudah membasahi kota Bandung.

Senja hanya berfokus pada hujan yang makin lama semakin deras. Ia pun mulai beranjak dari duduknya dan berjalan menuju keluar kedai. “Eh, Senja. Mau kemana?” tanya Fajar sambil menyusul Senja yang sudah lebih dulu berada di luar kedai. Senja hanya menjawab pertanyaan Fajar tanpa menoleh ke arah nya. “Main hujan.”

Senja berputar di bawah rintikan hujan yang deras. Menikmati setiap rintik yang jatuh menerpa wajahnya. Lalu ia tersenyum. Sangat manis. Baru kali ini Fajar melihat senyum Senja semanis itu.

Terlalu larut dalam pesona Senja, Fajar sampai tak mendengar kalau gadis itu memanggil namanya. “Fajar!” teriakan Senja itu membuat Fajar kembai ke dunia nyata. “Sini main hujan!” ajak Senja. Fajar yang melihat senyum Senja secerah itu pun akhirnya ikut bermain hujan bersama Senja.

Betapa menyenangkannya hari ini. Fajar bisa melihat senyum Senja, bermain hujan bersamanya. Hari ini sungguh menyenangkan.Tanggal berapa sekarang? Akan ia masukkan hari ini sebagai hari yang bersejarah.

Fajar dan Senja menari dan tertawa bersama di bawah rintik hujan. Tak peduli orang-orang yang lewat menatap mereka. Mereka berdua hanya fokus antar satu sama lain. Penjaga kedai es krim yang melihat itu tersenyum senang, mengingatkannya akan masa remaja.

“Seru kan main hujan?” tanya Senja sambil asik menari-nari.

“HAH?” Fajar teriak karena suara Senja kalah dengan suara derasnya air hujan.

“SERU KAN MAIN HUJAN!?” suara Senja terdengar lebih jelas saat ini di telinga Fajar.

“IYAA.” mereka pun lanjut bermain hujan. Betapa bahagianya dua insan ini.

Setelah beberapa menit, Fajar dan Senja selesai bermain hujan. Mereka pun kembali ke rumah pohon. Lalu meminum coklat hangat yang sempat mereka beli saat perjalanan menuju rumah pohon.
“Senang main hujan tadi?” tanya Fajar dan di balas anggukan oleh Senja. “Bagus deh,” sambung Fajar.

Senja menoleh ke arah Fajar yang sedang tersenyum. Tanpa disadari Senja ikut tersenyum karena senyum Fajar. Apa senyum Fajar menular? Entahlah. Mereka menikmati suasana kota Bandung yang dingin dan pemandangan danau yang sedikit berkabut.

“Makasih ya buat hari ini,” Fajar yang mendengar itu terkejut dan menoleh ke arah Senja. Senja pun tengah menoleh ke arah Fajar sambil tersenyum.

“Ha? Eh.. I.. Iyaa, sama-sama,” Fajar gugup, ia pun membalas senyuman Senja tak kalah manisnya.

Betapa bahagianya dua insan itu pada hari ini. Bisa menghabiskan waktu bersama, bertukar tawa, menari Bersama di bawah hujan. Hari yang sungguh indah bagi keduanya. Sungguh berkesan.

  🐾🐾🐾

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang