Hari ini Sanlat masih ramai seperti hari sebelumnya. Suara riuh anak-anak mengaji dengan keras memenuhi serambi masjid. Cahaya mendatangi kak Ifa, yang berdiri tidak jauh dari pintu masjid.
"Kak Ifa, aku izin duluan yaa"
"Kenapa, Nur?"
"Mau bukber temen-temen SMA"
"Oh oke, bilang aja di grup"
"Grup apa?"
"Emang belum ada yang masukin?"
Cahaya mengangkat bahu. Dia sih tidak tau kalau harus masuk grup apalah yang dikatakan kak Ifa. Lagipula, dia hanya coba-coba mengikuti sanlat untuk mengisi kekosongan waktu. Kak Ifa manggut-manggut, mengatakan nanti akan masukkan ia ke dalam grup.
Hari ini, momen langka jarang didapatinya. Ia pergi bersama dengan mas Arian, biasanya Bang Fadil yang berperan jadi tukang antar jemputnya kemana-mana, tapi karna kebetulan mas Ian juga ada buka bersama hari ini dengan teman-teman kuliahnya dan tidak jauh dari tempat bukbernya jadilah ia berangkat bersama.
Sebenarnya rencana bukber ini bukan yang direncanakan matang-matang. Hanya rencana dadakan dan sekilas dibahas namun terealisasi, maklum mengumpulkan mereka saat masih baru-baru lulus lebih mudah. Sebelum memiliki circle baru, memiliki kesibukan baru dan hidup di perantauan masing-masing.
"Mas nanti gausah masuk parkir, ribet. Turunin di depan aja"
"Iya"
"Mas selesai jam berapa?"
"Ntar ketemuan di masjid sebrang aja. Abis teraweh"
"Oh oke"
"Jangan lupa maghribannya, jangan lalai"
"Siap!"
Hal yang paling diwanti-wanti mas Arian saat buka bersama adalah lalainya shalat. Katanya, kalau karna buka bersama malah membuatnya lalai, lebih baik tidak usah ikut. Mas Arian memang gitu, tidak menolerir kalau soal shalat tepat waktu. Fenomena seperti itu sudah seperti menjadi pemakluman saat buka bersama. Shalat maghrib mepet isya, lalu berkumpul kembali sambil tertawa-tawa padahal sedang dilaksanakan shalat teraweh di masjid. Katanya sih sesekali, tapi coba hitung berapa banyak acara bukber yang didatangi. Lalu berapa kali shalatnya menjadi lalai? Padahal Allah sendiri bilang:
"Fawailul lil mushalliin. Alladzina hum 'an Shalatihim Saahuun
Celakalah bagi orang yang Shalat. mereka orang-orang yang shalatnya lalai." (Qs. Al Ma'un: 4-5)
Cahaya masuk ke dalam area Cafe yang sudah dipadati oleh teman-teman sekolahnya, teman-teman seangkatannya. Cahaya kenal beberapa atau hampir keseluruhan? Secara Cahaya suka mondar mandir kelas orang sekedar mencari teman mengobrol. Cahaya mencari Muf, yang sudah tandai satu tempat untuknya. Muf melambaikan tangan, Cahaya mendekat.
"Ini dia, tamu agung kita. Cahaya Nusantara!"
Cahaya belum cerita kehidupan SMAnya ya? Sebelum lulus dan jadi pengangguran seperti sekarang, Cahaya pernah sekolah di SMA, teman-temannya biasa saja sebenarnya, apalagi teman-teman perempuannya, mereka tipikal anak perempuan yang tidak neko-neko seperti kak Ifa, obrolannya paling seputar skincare yang akhir-akhir ini sedang menjadi tren, influencer atau artis yang sedang mereka ikuti, kdrama, kpop dan tentu saja perghibahan. Normal bukan? Tapi tetap ada saja yang rada tidak normal, seperti Calvin contohnya. Yang sejak kelas sepuluh sekelas dengannya, jadi mau tidak mau Cahaya jadi akrab dengannya, tapi yaa gitu. Tipikal rusuh yang sangat suka mempermalukan Cahaya.