Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arka pikir memasak Indomie itu sangatlah mudah, tapi ternyata dia salah.
Hampir kurang lebih setengah jam Arka berdiri mematut menatap sebungkus mie goreng di kitchen bar dapurnya.
"Ini bungkusnya di buka dulu atau nyiapin airnya dulu?"
"Kalau nyiapin air dulu ntar keburu mendidih..."
"...tapi kalau buka bungkusnya dulu ntar mie nya masuk angin jadi mleyot."
Yang benar saja, dari tadi permasalahan itu berputar di kepalanya. Berfikir mana kemungkinan yang baik untuk memasak Indomie.
Membuka bungkus terlebih dahulu? Atau mendidihkan air terlebih dahulu?
Arka menggaruk kepalanya frustasi, "sumpah, bikin Indomie ternyata lebih susah daripada masak pasta!"
Goblok banget emang, padahal sama-sama mie.
Akhirnya apa? Akhirnya Arka memilih untuk menyiapkan mangkok, terus diisi air---karna dia mau masak mie kuah---terus dibuka lah tuh bungkus mie nya. Di cemplungin tuh mie ke dalam mangkok isi air, terus ditaruh diatas kompor mangkoknya.
Pas mau di hidupin tuh kompor, tau-tau suara Ellma ngagetin kegiatan Arka.
"Bang, ngapain?"
Arka yang tadinya nelengin kepala buat ngidupin kompor langsung berdiri tegak, berbalik menatap sang adik.
Ellma berdiri di dekat kulkas, dengan kaos putih dan celana kebesaran. Rambutnya acak-acakan, tangannya ngusep-ngusep matanya---menghapus jejak belek---,dia baru bangun tidur.
"Loh, kok tangi?" Arka spontan bertanya. [Kok bangun?]
"Tck," Ellma berdecak kecil lalu melangkah mendekat kearah sang kakak, "gimana gue ga bangun, you make a noisy in the midnight ga ngerasa?"
"Y-yah maap..." Arka mencicit pelan.
Pandangan Ellma beralih menatap mangkok berisi mie yang berada diatas kompor.
"Masak, ngab?"
"Engga, lagi ngitung air rebusan mie."
"Serius anjim!"
"Yah mata ente gimana lihatnya cakepppp??"
"Mwehhehe, makasih loh~~ aku emang cakep." Ellma senyum-senyum sendiri, membuat Arka turut bergidik ngeri.
