PART 27

2.1K 98 3
                                    

Kevin menatap gadis yang masih bernyawa di depanya dengan puas "Hemm ... baiklah, aku suka bermain dengan nadi."

"Ayo kita mainkan  tangganmu."

Tanpa rasa ampun Kevin mengambil sebuah cutter tipis kira-kira berkukuran 5cm lebih kecil dari cutter yang tadi.

Gadis dihadapanya masih bisa berteriak merintih kesakitan sembari meminta tolong, wajahnya yang sudah hancur, perut yang memuntahkan isi organya nampak mengenaskan.

"To--tolong jangan sik-sa aku, maafkaan aku sudah menjadi jalan*." ujar gadis itu menahan rasa sakit.

"Lepaskan hahh!!? enak sekali hidupmu." balas Kevin disertai senyuman mengerikanya.

Gadis itu menatap Kevin dengan tajam, mencoba meminta belas kasih "Ma--afkan aku honey, lepaskan aku ... dan aku taakan macam-macam tentang hal ini, aa-aku akan diam."

Kevin tersenyum menyringai, "Jangan berani-berani memanggilku honey!! Menjijikan Ciuhh ... Kau tak berhak atas diriku, aku tak pernah tertarik denganmu. Aku hanya milik Lesya!!" teriak Kevin marah.

Gadis itu mulai kesal "Siapa Lesya!? Gadis jelek mana yang suka sama pshyco gila ini!!" sembari berteriak cedal menantang Kevin.

"Berani Beraninya kau menghinaku dn kekasihku, rasakan ini!!" Teriak Kevin sembari menusuk leher gadis itu dengan cutter kecilnya.

JLEBB!!
Arghh ...
Cutter itu meleset, bukan tertusuk di bagian tengah leher melainkan tertusuk di sisi kanan leher gadis itu.

Darah mengalir deras dari leher gadis itu menandakan jika salah satu nadinya terputus.

Gadis itu masih tetap bernapas menahan rasa sakit ditubuhnya.

"Lepaskan AKU!!" teriak gadis itu dengan cedal kesakitan.

Kevin mulai berjongkok di bawah gadis itu dengan wajah datarnya
"Diam!!"

"Lepaskan AKU!!"
"Cepat lepaskan aku ... "
Gadis itu terus berteriak hingga membuat Kevin kesal.

Kevin menatap gadis itu dengan tatapan tajamnya, perlahan ia melepaskan ikatan gadis itu dari kursi goyangnya.

Gadis itu tersenyum puas karna pada akhirnya Kevin melepaskanya,

"Kau mau bebas kan bby?" tanya Kevin dengan lembut sembari berdiri.

Mwskipun wajah gadis itu sudah hancur dan bahkan sanggat mengerikan, ia mulai bangkit dari kursi goyang dengan langkah gontai seperti orang mabuk.

"Arghh ... sakit." gadis itu berdiri sembari menatap Kevin dengan tatapan marah.

"Silahkan pergi!! kau mau bebas kan? Aku sedang berbaik hati, jadi cepat pergi atau kau mati sekarang!" teriak Kevin.

"Ba-baiklah aku akan pergi." gadis itu berjalan menuju pintu utama untuk segera pergi, ia menatap Kevin dan tersenyum puas sembari  ia berteriak,
"DASAR PSHYCO GILA!! TAK ADA YANG TULUS MENCINTAIMU, SIAPA NAMA GADISMU??
OHH ... IYA LESYA,
LESYA TAK MENCINTAIMU, DIA HANYA TAKUT PADAMU!!" teriak gadis itu berusaha berlari menyelamatkan diri.

Kevin menatap gadis itu dengan marah, tangganya mengepal meremas cutter yang ia pegang tadi hingga perlahan darah mengalir deras dari tanganya
"Berani-beraninya kau menghinaku jala*g!!"

Dengan gerakan secepat kilat Kevin mengambil kapak disamping ia berdiri.
Kevin menyeret kapak yang nampak besar dan tajam itu mendekati gadis lancang tersebut.

Gadis itu berusaha berlari namun nihil, seluruh tubuhnya berteriak kesakitan hingga ia terjatuh tersungkur diatas lantai.

Kevin dengan tatapan murka nya menyeret kapak itu tanpa ampun.
Gadis itu berusaha merangkak untuk menjauhi Kevi , ia terus berteriak ketakutan dan histeris karena Kevin semakin mendekat,

"Tolong-gg."
"Ampuni Aa-ku ... "

JLEB!! JLEB!

Tanpa ampun Kevin mengayunkan kapak itu tepat di leher gadis itu.

Kevin tersenyum miring menatap benda bulat mengelinding diatas lantai beriringan dengan cairan kental berwarna merah maron.


o==[]::::::::::::::::>












Kevin sedang duduk di sebuah kafe, ia terus menerus terbayang-bayang tentang keadaan gadis yang ia cintai, siapa lagi kalu bukan Lesya.

"Arghh ... bisa gila kalo gw kek gini terus."
teriak Kevin menjambak rambutnya frustasi.

Ia mengambil HP dari saku hoode nya, nampak wallpaper sangat indah seorang gadis dan pria tengah tersenyum bahagia menatap kamera dengan  bahagianya.
Ya itu foto mereka berdua saat di USA.

Wajah Kevin memerah menatap wallpaper HP nya, perlahan butiran sebening kristal mengelinding di atas pipinya.

Kevin sanggat rindu dengan gadisnya. Ia sadar jika Lesya tak bersalah atas hal ini.
Sifatnya yang tempramental membuat Kevin mudah tersingung.

"Baiklah ... Kevin harus ketemu Lesya sekarang." ucap Kevin sembari berdiri dari duduknya.


PacarkuPshycopath (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang