| THE DAY |

1.8K 188 154
                                    

Pagi yang cerah untuk memulai hari baru dengan perusahaan baru, juga lapangan kerja baru. Seokjin begitu semangat menyiapkan segala keperluannya untuk berangkat ke kantor hari ini.

Mulai dari kemeja putih dengan jas. Dasi hitam sebagai pelengkap. Di tambah Sepatu fantofel hitam mengkilat. Tak lupa Bekal sederhana untuk makan siang. Juga seliter botol air putih.

Sendirinya mulai meragu kala bercermin dengan setelan kerja yang terlihat formal.

"Apa ini terlalu formal? Bukannya setelan ini terlalu berlebihan sebagai Pesuruh? Jika ya, aku harus pakai apa?"

Pria tampan itu menghembuskan nafasnya berat. Jemari yang sudah terampil membentuk dasi terkulai begitu saja.

Ia menatap pantulan dirinya pada cermin. Mencoba menyelami diri.

"Siapa peduli? Pesuruh juga mendapatkan gaji. Paling tidak, aku menghargai diriku sendiri"

Bibir tebal itu tersenyum manis. Ia kembali merapikan setelan yang di pakai dan segera berangkat.

"Ayo kita cari uang yang banyak"

.
.
.
.

Suasana pagi di lantai enam Tata company terlihat cukup ramai akan kehadiran Seokjin sebagai pegawai baru. Sosoknya menyedot banyak pegawai dari divisi lain karena ketampanan yang ia miliki.

"Hai, Seokjin-ssi. Kenalan dulu boleh ya" celutuk seorang wanita.

Pria tampan berbahu lebar yang baru datang itu memasang senyum lebar lebar. Ia membungkukan diri di depan banyak pegawai dan berkata penuh semangat.

"Halo, selamat pagi. Saya Kim Seokjin. Pegawai baru di divisi keuangan. Saya pembantu umum. Jadi mohon kerja samanya."

Banyak karyawan terpana melihat sikap ramah juga pembawaanya yang menyenangkan. Terutama kaum hawa. Mereka memberinya tepuk tangan riang.

"Seokjin-sii aku rasa kau tidak pantas sebagai pembantu umum di perusahaan ini." ucap Yuri sambil tersenyum ramah.

Seokjin termenung sesaat.

"Ah, maksudku begini. Posisi yang kau lamar sangat tidak sesuai dengan pesona dan keahlianmu. Sangat di sayangkan" lanjutnya sambil mengerucutkan bibir.

Bersambut suara sedih yang di buat buat oleh pegawai lain.

"Tapi itu memang benar, dia terlalu tampan sebagai seorang Pesuruh. Ayo kita permudah tugasnya nanti, teman teman" ucap sang Manager sambil megepalkan tangan ke udara.

"Kalau begitu kau saja yang jadi Pembantu. Setuju tidak?" sahut Yuri seraya meminta pendapat rekan rekannya.

"SETUJU"

"Ehey, kalian kenapa begitu? Kan aku sudah mendukung kalian, kenapa malah menjatuhkan posisiku." keluh sang manager.

Obrolan itu berlanjut cukup seru sambil mengerubungi sang pegawai baru. Hingga tak sadar jika waktu telah menunjukkan pukul delapan tepat.

"Seokjin-ssi, dahimu berkeringat. Apa kau berlari menuju kantor?"

"Ya, sedikit. Aku harus menyebrang dan berjalan dua ratus meter untuk sampai kemari. Aku tidak ingin terlambat"
jelasnya sedikit gugup. Namun tetap dengan mengurai senyum.

"Aaaa, kasian sekali dia" seru para pegawai kompak.

"Biar aku yang mengelap"

Yuri mengambil sehelai tissu dan mendekat untuk mengusap butiran air di dahinya yang berkilau.

| B A B Y B O S S | JINVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang