Sosok pria cantik sekaligus tampan keluar dari sana. Ada hal baru pada penampilannya kali ini.
Sebuah anting berlian menggantung indah pada daun telinga kiri. Semakin menambah kesan sempurna pada dirinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pagi"
Senyum merekah begitu manis mengembang. Sontak membuat sesiapapun yang menyaksikan menjadi terpana tak berdaya.
"S-selamat pagi sajang-nim" ucap serempak para pegawai.
Taehyung segera berlalu menuju ruangannya. Ntah mengapa bagi Seokjin, dengan benda berkilau tersebut kekasihnya terlihat semakin memukau. Maniknya seakan tak ingin lepas dari kenampakan indah akan dirinya.
"Jin, Seokjin?!" seru Yuri sambil menggoyangkan kelima jarinya di depan rekannya itu.
"Ah, iya"
Lelaki tampan itu segera membuang pandangnya ke arah lain. Ia tersenyum kaku.
"Kau terpana?"
"T-tidak. Mari bekerja" ujar si pembantu umum sembari mengepalkan tangan di udara. Ia pun menuju pantry untuk menyiapkan sajian pagi bagi sang atasan.
"Kau lihat tidak?"
"Apa?"
Tuan Choi berbisik pada Yuri. Mata sipitnya tak lepas dari objek yang sukses menarik perhatiannya pagi ini.
"Jam tangan itu. Aku melihat jam tangan yang Seokjin kenakan sama dengan milik Tuan Kim"
"Benarkah?"
Sekertaris itu berpikir sejenak. Ia menerawang ke langit langit, seakan ada jawaban di atas sana.
"Mungkin kita bisa mencarinya lewat Naver. Untuk memastikan kebenaran benda itu. Bagaimana?" Imbuh Yuri berbisik.
"Sebaiknya kau ambil fotonya diam diam. Akan sangat sulit mencari satu per satu dari ratusan merk"
"Bukankah itu tugasmu seharusnya, Tuan Choi?"
Manager itu mendecak malas. Ia berkacak pinggang.
"Dasar wanita. Tidak pernah mau repot!"
Yuri terkikik.
. . . .
"Jungkook? Apakah benar ini dirimu?" seru Jimin yang kini memegang kedua tangan pria kekar di depannya.
"Apa kau pikir aku hanya ilusi?" jawabnya dengan senyum melengkung ke atas.
"Wow! Dunia ini benar benar sempit! Jadi kau akan magang disini? Daebak!"
Asisten pribadi itu bersorak riang. Rona merah pada pipi kembali menghias, dengan lengkungan bibir yang sama sekali belum pudar.