| FALL (TWO) |

1.9K 149 74
                                        

Tawa riang bercampur erangan manja terdengar dari bilik kamar. Sang surya telah meninggi, namun belum ada tanda tanda pergulatan gemas diantara dua lelaki itu akan berakhir.

"Hentikan, Jwan! Aku bahkan tak bisa memakai serumku dengan benar."

"Biar saja. Kau tak perlu memakai ini itu. Sudah cukup. Kau terlalu indah untuk dunia" terang Seokjin panjang lebar sembari memeluk pinggang ramping itu dengan lengan kekarnya. Mengusalkan kepala pada ceruk lehernya. Menghirup rakus aroma tubuh si cantik berulang kali. Sesekali mengusap gemas perutnya yang berisi.

"Ayolah. Aku tak mau kulitku kusam."

Jemari lentik itu mengusap halus wajah rupawannya pada area bawah mata. Menepuknya halus berulang kali.

"Perutmu menggemaskan. Aku jadi ingin"

"Ingin apa? Mengisinya dengan benihmu? Sudah sering!"

Kekehan yang lebih tua menggema dalam ruangan.

"Kau tak ingin?" goda Seokjin yang kini mengecupi tengkuk prianya.

"Jika saja aku bisa hamil, mungkin aku sudah mengandung benihmu sekarang"

Taehyung mengecup pucuk hidung bangir sang dominant.

"Memangnya... kau mau?"

Namja manis itu menghentikan aktifitasnya sejenak. Ia memandang lekat lekat sang kekasih yang memantul dari cermin lemari.

"Apapun ku lakukan untukmu, Jwanie. Kau bisa pegang kata kataku. Sungguh!"

Jemari lentiknya mengusap jari lain yang masih melingkar rapat pada perutnya. Tak ingin bohong, ada rasa bahagia membuncah dalam hati Seokjin. Sebuah bayangan manis terlintas dalam fikir jika suatu hari mereka akan membangun sebuah keluarga kecil.

"Baiklah, aku menunggumu di ruang tengah, sayang" ucap yang lebih tua setelah mendaratkan kecupan ringan pada puncak kepalanya.

"Aiiiisshh! Kenapa dia tak mau menungguku sebentar saja"

.
.
.
.

Setelah lebih dari lima menit, submissive cantik itu menampakkan diri di ruang tengah. Banyak makanan di atas meja menarik perhatiannya. Bibir juga indera pencecapnya berdecap lapar. Ia segera menyambar sumpit sekali pakai yang tergeletak dan sebuah piring kosong.

"Selamat makan"

"Selamat makan kakak ipar" sahut Jungkook semangat. Di susul kehadiran sang kakak dengan dua cangkir di tangan. Kopi hitam juga teh hangat manis.

"Terimakasih makanannya."

Seokjin mengambil duduk di samping sang kekasih. Ia membuka mulut lebar lebar dan bersambut daging bulgogi masuk kedalamnya.

Sebuah acungan jempol ke udara di berikan oleh Kim tertua. Berbalas usapan halus pada puncak kepalanya berimbuh senyum menawan.

"Makan yang banyak, Jwanie! Kau harus kuat jika mau jadi appa"

"Mwo?! K-kalian?" tanya sang adik terkejut.

"Kakakmu ingin peri kecil hadir di perutku. Bagaimana mungkin? Dia selalu mengada ngada" terang Taehyung yang tak henti menyuapi kekasihnya.

"Wuuaah! Ide bagus" sela Yoongi yang ikut bergabung. Ia mengambil duduk di sebelah Jungkook.

"Kalian bisa memakai jasa ibu pengganti." lanjutnya.

"Bagaimana sayang?"

Seokjin mengendikkan bahu apatis. Siapapun yang di tawari hal seperti pasti tak akan menolak. Namun ia merasa, ini bukan waktu yang tepat untuk membahas hal demikian terlalu jauh. Ia ingin menunggu kepastian akan hubungan yang kini di jalani.

| B A B Y B O S S | JINVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang