| STALKING |

1.8K 176 108
                                    

Seokjin mulai menikmati pekerjaannya hari demi hari. Jika boleh jujur, pria tampan itu mulai merasa nyaman dengan posisi kerja yang sekarang. Meskipun secara jabatan menurun, namun tak berimbas pada penghasilannya. Dan ia bersyukur akan hal itu.

Pagi ini seperti biasa, ia selalu datang lebih dulu. Hanya inisiatif.

Setelah absen kehadiran, ia akan langsung mengecek bahan bahan khusus milik sang atasan. Memastikan stok agar tak sampai kehabisan.

Dengan mengambil note kecil dari dalam tas juga sticky notes, jemarinya mulai mencatat satu per satu sisa bahan.

Komposisi yang ada di dalam lemari gantung pun tak ia lupakan. Lelaki berbahu lebar itu bahkan membuat rangkuman kecil di atas stickey notes dari tanggal pembelian awal hingga tanggal kadaluarsa.

Tak sampai di situ, ia pun mengecek bahan baku buah dalam lemari pendingin dan kue kue kering untuk Tuan Taehyung.

Seokjin hanya berusaha sebaik mungkin melakukan pekerjaan tersebut. Ia benci jika nantinya harus kebingungan mengenai stok saat Sang Tuan bertanya.

Para pegawai yang baru berdatangan cukup di buat kagum dengan kinerja pria Kim, si Pembantu Umum mereka hampir sebulan ini. Mereka bahkan menilainya terlalu rajin.

"Kau tahu, aku menjadi kasian setiap kali melihat Seokjin datang lebih dulu ke kantor. Padahal jarak apartmentnya dengan kantor ini cukup jauh" ucap Yuri pada sang Manager.

Secara kebetulan keduanya datang bersamaan.

"Ah, benar sekali. Bukankah dia harus naik bus? Aku tak bisa membayangkan pukul berapa dia bangun setiap pagi. Bergegas untuk menyiapkan diri ke kantor. Belum lagi membuat sarapan juga bekal."

Sekertaris cantik itu menggeleng sambil menutup wajah dengan sebelah tangan. Merasa tersentuh.

"Bukankah ia juga harus berlarian mengejar bus jika dia bangun terlambat? Atau saat berjalan menuju kantor? Ah, Seokjin yang malang"

Yuri dan Manager Choi menghampiri si pria tampan yang sudah sibuk itu.

"Pagi Seokjin" sapa keduanya serempak.

"Selamat pagi Yuri-Ssi dan Tuan Choi"

"Kau sudah sibuk? Masih ada waktu lima menit untukmu bersantai sejenak. Jangan terlalu rajin" nasihat sang Manager.

"Itu benar, tampan. Lebih kau menikmati waffle coklat ini saja. Masih hangat. Aku membelinya di food court lantai bawah"

Sekertaris cantik itu menyerahkan sekotak kertas putih di atas meja. Menyodorkan hingga ke depan tangan Seokjin agar ia mau berhenti menulis barang sejenak.

Tatapan tajam dari Tuan Choi membuat Yuri mengernyitkan dahi.

"Apa maksudmu? Kedai waffle baru buka pukul sepuluh" bisik sang Manager sambil mengetuk pelipisnya sendiri.

"Diamlah. Aku sedang berusaha" desis si wanita cantik sambil melotot.

"Wah, jangan repot repot. Aku sudah sarapan"

Seokjin menolak dengan halus. Jemarinya sudah akan mendorong kotak makanan itu namun segera di tahan oleh Yuri. Dengan tangannya yang menumpuk di atas milik si tampan.

"Tak apa, Jin. Jangan menolak berkat. Kau makan saja dulu. Rasanya sangat enak"

Tak mau kalah, tuan Choi mendekat dan mengambil alih lap basah di atas meja.

"Akan ku bantu membersihkan dapur kecil ini, Jin"

"Tak perlu, Tuan Choi. Ini tugasku. Sungguh"

| B A B Y B O S S | JINVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang