Chapter-14

1.3K 131 31
                                    

.

.

.

.

.

.

.

Tok tok tok!

“Adek? Bangun nak! Sekolah!”
Samar-samar gue mendengar suara ayah gue dari luar.

“Lima menit lagi yah!”

“Bangun dek,temen kamu udah nungguin diluar ni!”

Apa?

Apa yang ayah gue bilang?

Temen?

Seinget gue Reno masih dirumah sakit.

Anjir anjir anjir!

Jangan bilang?!

“Siapa yang nungguin adek yah?!”

Tanya gue sambil mengumpulkan kesadaran.

“Nak Bhima dek,yang waktu itu nginep disini. Cepet bangun,kasian dia udah nungguin kamu itu!”

Ughh… dia ngapain si anjir pagi-pagi udah disini?!

.

.

Setelah siap gue buru-buru turun kebawah.

Lagi-lagi gue melihat Ayah dan Bhima sedang mengobrol,yang gue nggak tau apa.

Kenapa mereka bisa akrab banget si anjrit?!

“Ayah, adek berangkat dulu.”

Pamit gue sambil menyalimi Ayah gue.

“Loh nggak sarapan dulu? Ajak nak Bhima juga, Ayah masak pancake coklat itu.”

Anjir! Kenapa Ayah gue masak enak saat ada Bhima begini sih?

Gue males banget gusti… harus sarapan sama kulkas dua pintu :”)

“Eum… nggak dulu yah,adek takut terlambat.”

“Yaudah hati-hati boy.”

“Siap yah!”

Bhima gantian menyalimi Ayah gue.

“Mari om.”

Ayah tersenyum lalu mengangguk.

-Author POV-

Rafi  berjalan menuju mobil Bhima yang terparkir didepan pagar rumah Rafi diikuti Bhima dibelakangnya.

Rafi menahan pertanyaan yang sangat ingin ia lontarkan ke Bhima saat ini.

Seperti ‘lu ngapain jemput gue anjing?! ‘ atau ‘Berhenti muncul dihidup gue Bhima!’

Sesampainya di mobil Rafi langsung melontarkan isi kepala yang tadi ia tahan.

“Lu ngapaian muncul pagi-pagi dirumah dan jemput gue anjing?! gara-gara lu muncul pagi ini gue mengalami banyak kesialan aghhh. ” nahloh kok malah panjang banget?

Peduli setan anjir!

Gara-gara Bhima pancake coklat Rafi terbuang sia-sia!

Rafi emosi,sangat.

Gara-gara Bhima,Rafi melewati pagi ini dengan kesialan.

Gara-gara Bhima,Rafi jadi bangun lebih awal. Loh bukannya bagus bangun lebih awal? Nggak! Nggak untuk Rafi.

Our Love Is... [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang