"Sudah lebih tenang?” ucap Bhima sambil menyodorkan susu kotak yang sudah ia beli untuk Rafi.
“Yaah,lumayan.” Rafi meneguk susu yang disodorkan Bhima.
“lu udah menelpon orang tua lu kan, kalau hari ini nggak bisa pulang?”
Rafi mengangguk sebagai jawaban.
“Apa kata mereka?”
“Awalnya mereka panik,tapi gue bilang kalau semuanya udah baik-baik aja.”
Hening
“Bisa jelasin sekarang,kenapa Reno bisa seperti itu?” Tanya Bhima menuntut.
Rafi menutup mata sebentar dan menarik nafas dalam.
sepertinya akan ada penjelasan panjang huh? Batin Bhima.
“Orang tuanya membenci Reno entah karena alasan apa bahkan hingga hari ini Reno tidak pernah cerita apa alasan mereka membencinya,yang gue tau Reno sudah seperti itu sejak kecil. Dia bisa bertahan sampai sekarang karena neneknya. Neneknya menyuruh Reno bertahan sampai ia menemukan orang yang membuatnya bahagia. Sayangnya neneknya meninggal saat Reno kelas tiga smp. Hari itu benar-benar buruk sangat amat buruk.” Ucap Rafi sambil meremat tangannya sendiri.
“Pulang dari pemakaman neneknya gue berniat menyuruh Reno menginap dirumah gue,tapi dia menolak. Bodohnya gue hanya meng’iya’kan dan tidak mencurgai permintaannya itu. Gue pikir dia menolak karena ingin menyendiri dan menenangkan dirinya. Ternyata gue salah,dua hari ia nggak masuk sekolah. gue yang waktu itu ingin bermain kasti sepulang sekolah berniat mengajak Reno ikut bermain. Gue menghampiri Reno kerumahnya. Lama gue memanggil tapi jawabannya nihil, nekat gue memecah jendela menggunakan tongkat kasti yang gue bawa saat itu dengan tergesa gue berlari kepunjuru rumah dan lu tau apa yang terjadi Bhim?” Tanya Rafi menatap Bhima dengan pandangan yang nanar.
“Biar gue tebak.”
Bhima menarik nafas dan menggenggam erat tangan Rafi, berharap bisa sedikit menenangkan Rafi.
“Sama seperti hari ini,Reno tergeletak dengan banyak darah?” Tebak Bhima
“Yup,Reno tergeletak dikamar mandi dengan banyak luka sayat dipergelangan tangannya. Gue yang waktu itu masih duduk dibangku smp jelas kaget melihat pemandangan seperti itu. Saat itu gue kira Reno sudah mati. Sambil menelpon ambulans gue menangis dengan histeris sampai-sampai petugas medis saat itu mengira gue orang gila karena tidak jelasnya gue melaporkan sambil sesenggukan. ” Perjelas Rafi sambil tersenyum kecut.
“Pfftt hahaha,bodoh.” Ejek Bhima sambil mengusap lembut kepala Rafi.
“Setelah panjang lebar gue jelasin dan ini balasan lu? Lu mau gue pukul?! Terserah lah,yang jelas setelah kejadian itu gue lumayan trauma kalau sibodoh itu tidak menginap dirumah gue dalam beberapa hari sekali. Reno bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Gue tau dibalik sifatnya yang sangat ceria ia menyimpan banyak luka. Saat itu gue sangat protektif kepada Reno, gue memaksa Reno tinggal dirumah gue, bahkan setiap gerak-gerik Reno selalu gue awasi.” Perjelas Rafi dengan badan yang gemetar dan mata yang berkaca-kaca.
“Well,jangan salahkan diri lu sendiri Rafi. Kerja bagus lu udah menjaga Reno selama ini. gue yakin Reno akan bertemu sumber kebahagiannya seperti gue bertemu lu. Kalau ada apa-apa lu bisa tumpahkan semuanya ke gue Rafi jangan pernah lu simpan sendiri gue disini.” Ucap Bhima sambil mengusap lembut air mata yang menetes dipipi Rafi.
“Eumm,terimakasih Bhima.” Balas rafi dengan senyuman manis,sangat manis, benar-benar manis.
Grepp!
Dengan tiba-tiba Bhima memeluk Rafi dengan protektif.
Ughh! Terlalu manis! Kenapa lu bisa semanis inj Rafi! Oh Tuhan ,kenapa cobaanmu sangat beratt..!〒_〒 ucap Bhima dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Is... [ON HOLD]
Romance"Woy! Jangan kabur lu!!!"-Abhimata "Hahaha! Sini tangkep gue kalo bisa!"-Rafi "Awas lu ya,kalo ketangkep bakal tau rasa!"-Abhimata Kalian tau,apa yang terjadi sekarang? Gue lagi dikejar-kejar sama ketua osis kampret yang kerjaannya ngasih hukuman bu...