8

128 18 2
                                    

Warning! Pertengkaran keluarga, mohon pembaca bijak menanggapinya!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

                               Big Bro

"Kalian berdua lebih mengecewakanku!"

Keenam anggota keluarganya, menatap Taehyun dengan tatapan tidak percaya. Sementara Taehyun memasang wajah menantang, seolah tidak peduli pada ujarannya.

"Hyunnie! Jangan berbicara begitu pada Eomma dan Appa!" tegur Yeonjun, kali ini sangat tegas karena Taehyun mulai diluar kendali.

Taehyun menggeleng, "Kalian sendiri, pasti merasakan hal yang sama 'kan?! Kalian juga merasa diabaikan, jangan bohongi perasaan kalian sendiri! Kalian pasti juga kecewa pada Eomma dan Appa! Ka--"

"Choi Taehyun!" Soobin membentak Taehyun dengan keras. Ia menarik lengan kecil anak itu, lalu mencengkeramnya sedikit keras.

"Minta maaf sekarang!" bentak Soobin. Taehyun menggeleng tidak terima, sambil berusaha melepaskan cengkraman Soobin.

"Sudah, sudah! Hyunnie, silahkan lakukan sesukamu. Kalau mau pulang, pintu tidak dikunci." lerai Appa, ia melanjutkan. "Appa masih memiliki pekerjaan yang penting, jadi tidak bisa mengurus pertengkaran ini."

Eomma mengangguk setuju, "Iya, Eomma juga. Hyunnie pasti akan mengerti nanti, jadi ayo kita pulang!"

Soobin berdiri dengan tatapan sinis pada Taehyun, dibalas dengan tatapan tidak kalah sinis dari anak itu. Keenam anggota keluarganya pergi menuju mobil, meninggalkan Taehyun sendirian di perayaan kota itu.

"Lihat? Siapa yang baru saja aku bela, dan dia malah membela orang yang salah! Aku selalu sial setiap hari orang tua tiba!" gerutu Taehyun. Ia berjalan kearah Sungai Han.

Taehyun duduk di tepi sungai, membiarkan udara menusuk dirinya. Ia sebenarnya merasa kedinginan, terlebih yang ia pakai sejak tadi hanyalah seragam sekolah. Dengan penuh harapan, ia menarik jasnya untuk lebih erat. Berharap ia tidak kedinginan lagi, terlebih sampai menggigil.

"Apa aku tidak akan pulang? Apa aku akan seperti ini? Menjadi gelandangan, ditinggalkan oleh keluarga, tidak ada yang peduli. Apa aku akan seperti ini?" gumamnya.

"Taehyun-ah? Kau sendirian? Huening mana?" tanya Jungkook yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.

"Kookie? Kenapa disini? Aku... aku memang sendirian, tapi akan pulang sebentar lagi." jawab Taehyun.

Tanpa menjawab, Jungkook menunjuk kearah toko permen, dimana Taehyun melihat kakak Jungkook---Namjoon--- membeli permen untuk Jungkook. Setelahnya, ia mengikuti telunjuk Jungkook yang mengarah pada kakaknya yang lain---Jimin--- yang sedang membeli beberapa jajanan untuk Jungkook juga.

Taehyun tersenyum sendu, teringat pada ketiga kakaknya. Terutama Beomgyu, yang sejak tadi terlihat sangat kecewa padanya. Ia tahu, tindakannya akan menyebabkan keluarga mereka menjadi canggung. Tapi, terkadang untuk menegakkan keadilan, harus ada sedikit pengorbanan 'kan?

"Tae, kau baik-baik saja? Apa kau punya masalah? Huening tidak bersamamu. Kau pasti kesepian." tanya Jungkook.

"Tidak, Kookie. Lagipula, kenapa aku harus bersama dengan Huening?"

Jungkook menjentikkan jari-jarinya. Ia berujar, "Seharusnya Huening ada bersamamu, sebagai teman baik tentunya. Tapi, kenapa dia tidak menemanimu? Apa kalian bertengkar?"

Taehyun meneguk saliva kasar, ia menggeleng dengan ragu-ragu. Jujur saja, Taehyun sudah muak hanya diam saja seperti ini. Mereka harus sadar, setidaknya fakta tentang Hueningkai dan Taehyun adalah anak kembar. Lupakan saja fakta mereka berdua dan Beomgyu adalah saudara.

Big BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang