10

176 16 2
                                    

Selamat tahun baru, MOA!
Udah lama banget gak up disini, enjoy!

.
.
.
.
.
.

.
.

Big Bro

.
.
.
.
.
.
.
.

Choi Yeonjun, putra tertua di rumah keluarga Choi pada hari itu berlari tergesa-gesa menuju rumahnya. Terlihat di belakang pemuda itu terdapat dua bocah laki-laki yang mengikutinya sambil membawa-bawa kresek plastik.

Beomgyu dan Hueningkai nama kedua bocah itu, tak henti-hentinya menggerutu di dalam hati karena kaki mereka terlalu kecil untuk mengikuti langkah kakak tertua mereka. Namun, bukan itu masalahnya sekarang.

Saat menemani adik-adiknya membeli es krim dan susu, Yeonjun tiba-tiba ditelepon oleh Soobin yang ingin mengabari kejadian buruk di rumahnya. Kejadian itu untungnya tidak memakan korban jiwa, hanya membuat korban luka-luka.

Brak!

Yeonjun membanting pintu agar terbuka dan membiarkan pintu tersebut tetap terbuka agar kedua rakyatnya bisa masuk. Benar saja, kedua bocah yang sejak tadi mengikutinya ikut masuk ke dalam rumah masih dengan menenteng tas kresek berisi es krim dan susu.

"Soobin, dimana korbannya? Jika parah, kita harus melaporkannya pada pihak yang berwenang!" ucap Yeonjun.

Soobin yang saat itu tengah memegang kapas luka, langsung menatap Yeonjun dengan tegas. "Lapor Komandan, korban hanya luka-luka di lutut. Saya kira kita tidak perlu melaporkannya pada pihak berwenang!"

"Bagus, pastikan korban baik-baik saja. Saya akan membuat susu untuk korban dan kedua anggota termuda kita!" balas Yeonjun tak kalah tegas.

Soobin mengangguk mantap, sedangkan Beomgyu dan Hueningkai terkikik kecil. Mereka berdua senang sekali karena bermain seperti ini bersama kedua kakak mereka.

"Kita adalah anggota penyelamat!" bisik Hueningkai.

Beomgyu mengangguk dengan semangat. "Benar, Gyu dan Kayi adalah anggota penyelamat yang bisa melawan monster!"

Belum sempat Hueningkai membalas, Soobin sudah lebih dulu menginterupsi mereka. Ia berkata, "Petugas Beomgyu dan Kai, silahkan ambil posisi dalam membantu menjalankan misi ini!"

Setelah mendengar itu, cepat-cepat Beomgyu dan Hueningkai meletakkan begitu saja kresek plastik yang sejak tadi mereka bawa di lantai. Setelahnya, mereka duduk di sebelah Soobin.

"Apa korban sudah siap?" tanya Hueningkai dengan suara matang.

Taehyun memutar matanya. "Ayolah, jangan bermain lagi. Kaki-ku sakit sekali sekarang karena lukanya,"

"Baiklah!"

Setelah sahutan dari Beomgyu, ketiga anak laki-laki itu mengobati kaki Taehyun yang terluka. Sedangkan Yeonjun si kakak tertua, dibiarkan membawa kresek plastik itu untuk membuat susu bagi mereka semua.

Big Bro

Yeonjun mengalihkan pandangannya pada Taehyun. Ia berjalan mendekati keempat adiknya untuk memberikan susu mereka masing-masing.

Taehyun pikir, semua drama korban dan pelaku itu telah selesai. Namun pemikirannya sirna ketika Yeonjun bertanya padanya sambil memasang eskpresi penasaran yang dibuat-buat.

"Ceritakan bagaimana kronologi peristiwa ini." Yeonjun mengamit tangan Taehyun yang sedang memegang gelas susu. "Jangan takut, kami akan membantu mu sebisa mungkin."

Big BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang