Cerita ini adalah fiksi belaka. Kesamaan alur cerita, nama atau tokoh bukanlah disengaja.
Enjoy!
.
.
.
.
.
.
.
.
.ⓑ ⓘ ⓖ ⓑ ⓡ ⓞ
Taehyun saat ini tengah memandang jenuh Yeonjun yang masih menasehati mereka berdua. Ya, dirinya dan Beomgyu.
Sebenarnya ini bukan salah Taehyun. Beomgyu sendiri yang membuat kekacauan ini, dengan idenya menaiki kursi untuk mencapai laci yang jauh diatasnya.
"Beomgyu-hyung bilang, dia mau mengambil cokelat di laci itu. Tapi karena terlalu tinggi dan tidak mau memanggil Soobin-hyung, jadinya malah nekad naik keatas kursi-kursi yang ditumpuk. Ternyata dia tergelincir kemudian terjatuh."
"Dan apa salahku?" lanjutnya dalam hati.
"Lalu kenapa kau tidak membantunya?"
Taehyun melengos pasrah. Ia membantu Beomgyu? Apakah itu tidak terdengar aneh?
"Membantu seperti apa, hyung? Kau 'kan tahu aku lebih pendek dari Beomgyu-hyung. Kalau aku yang naik, hasilnya malah tidak bisa diraih sama sekali!" ujar Taehyun. Sebenarnya Ia sedikit tersindir juga ditambah dengan tawa kecil dari Beomgyu.
"Ya, kalau begitu bantu dia memanggil Soobin! Kau 'kan memiliki suara yang sangat tinggi seperti Menara Eiffel!"
Taehyun benar-benar tersinggung untuk ini. Ia tahu kata Menara Eiffel bisa saja menjadi pujian untuk oktaf pada suaranya, tapi tidak seperti itu juga!
Dengan hentakan kuat, Dia melengos pergi ke kamarnya. Meninggalkan kedua Hyung-Nya itu.
Sejenak salah satu Maknae line itu berbalik, untuk mengatakan. "Lain kali hati-hati jika bertindak, hyung. Apa kau puas, melihatku dimarahi Yeonjun-hyung?!"
Blam!
Taehyun membanting pintu kamarnya.
Yeonjun tidak peduli pada tindakan merajuk dari Taehyun, kini Hyung tertua itu sudah menatap Beomgyu sambil berkacak pinggang.
"Dan kau, Choi Beomgyu! Seharusnya lebih berhati-hati. Hyung akan menghukum kalian berdua!" sengaja Ia membesarkan suaranya agar Taehyun mendengar itu.
"Hukumannya adalah kalian berdua tidak boleh ikut ke rumah nenek di Daegu!" potong Soobin yang datang tiba-tiba. "Hanya Kayi yang boleh ikut!" tambahnya yang membuat Si Maknae tersenyum menggemaskan.
"Soobin-ah, aku tidak yakin. Beomgyu masih kelas lima SD dan Taehyun masih kelas empat SD. Kita tidak bisa membiarkan mereka berdua untuk tinggal di rumah." jelas Yeonjun.
Soobin menggeleng, "Mereka harus diberi beban tanggung jawab."
Yeonjun sebenarnya sangat mencemaskan kedua adiknya tersebut. Tetapi entah kenapa setiap kali Soobin memerintah, rasanya seperti perintahnya sudah mutlak.
Bukannya dirinya tidak ingin memberikan pelajaran bertanggung jawab pada mereka berdua, hanya saja umurnya masih belum cukup. Mengambil cokelat saja masih tergelincir, lalu bagaimana bisa bertanggung jawab jika ditinggal berdua?
"Tidak ada penolakan, Gyu," potong Soobin saat Beomgyu hampir saja mengucapkan setidaknya satu huruf.
Hueningkai yang masih tersenyum senang itu, berjalan menggedor kamar mereka. "Hyunnie, apa Hyunnie dengar? Kalian tidak boleh ikut!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Bro
FanfictionDiantara banyaknya tugas sebagai anak SD dan SMP, keluarga Choi harus menghadapi banyaknya lika-liku menarik! Ayo bergabung bersama mereka untuk melihat si imut Beomgyu, si ceria Hueningkai, si cerdas Taehyun, si penyayang Yeonjun dan si pemimpin So...