p

154 23 2
                                    


DORRR

Bunyi pistol bergema diseluruh ruangan itu, tapi yang tertinggal hanya Taehyun yang gemetar sambil menahan tangisnya.

Lalu ia memeluk Carisa yang pingsan sambil menangis. "Maafin gua ris, saat lo terbangun nanti gua udah jadi penjahat dimata lo. Tapi lo pantas bahagia, lo pantas hidup sesuai apa yang lo mau. Walaupun bukan gua orangnya, tapi gua yakin ada orang lain yang bisa bahagiain lo."

"Berhenti! Angkat tangan!"

Baru Taehyun selesai mengucapkan 'kalimat perpisahan', polisi sudah duluan mendatanginya. Toh ia juga tidak berniat kabur, ia tau resiko dari hal yang barusan ia lakukan. Tapi ia percaya, bahwa menolong orang yang paling dicintai adalah hal yang paling indah di dunia walau ia harus kehilangan dirinya sendiri.

"Anda terjerat pasal pembunuhan berencana, anda mempunyai hak untuk diam atau menyewa pengacara." Ucap seorang polisi.

Yang jelas Taehyun tidak mendengar apa-apa, pikirannya kosong. Yang ada dipikirannya sekarang adalah Carisa hidupnya akan tentram dan gaada lagi penganggu dihidupnya.

"Hft...." Naura menghela nafasnya kasar, tangannya bahkan dibanjiri dengan keringat.

Barusan ia menelfon polisi dan memberitahu soal insiden Carisa dan Beomgyu. Ia hanya bisa pasrah sekarang, tapi hanya ini yang bisa ia lakukan. Kesadaran Seungmin menjadi tanggung jawab ia sepenuhnya.

Tiba-tiba dokter yang mengoperasi Seungmin keluar. "Dok, gimana keadaan Seungmin???"

"Saya gatau harus sebut ini apa, tapi sepertinya Seungmin mendapat mukjizat. Seungmin mengalami pendarahan banyak dan peluru dari pistol itu mengenai sedikit dari organ vitalnya namun ia bisa melewati ini dengan kuat. Kamu harus berterima kasih dengan Yang Maha Kuasa, dan juga keinginan Seungmin untuk hidup. Saya hanya membantu sedikit, tapi kalau Seungmin memutukan untuk menyerah mungkin ini semua gaakan bisa terjadi." Jelas sang dokter.

"Makasih, makasih banget dok." Ucap Naura sambil menahan tangis.

"Kamu bisa temuin dia di ruang rawat inap nanti, kalo gitu saya pergi dulu."

Naura mengiyakan lalu dokter itu pergi. Perasaan lega kini menyelimuti dadanya. Sekarang tinggal masalah Carisa dan Beomgyu, tapi baru ingin menelpon tiba-tiba ada telpon masuk dari Carisa.

"Halo ris???? Lo gapapa??? Lo baik-baik aja??? Beomgyu gimana??? Felix??? Taehyun???" Tanya Naura bertubi-tubi.

"Gaada ra." Jawab Carisa pendek.

"Siapa yang gaada?" Tanya Naura.

"Beomgyu sama Felix."

"Maksud lo-"

"MEREKA UDAH GAADA!" Pekik Carisa lalu diikuti dengan tangisan kencang.

"Hey hey, tenang. Coba ceritain ke gua gimana kronologinya. Lo tenang dulu oke?"

"Hiks, gua gasadar pokoknya waktu Beomgyu pukul gua pake kayu. Tapi berdasarkan kesaksian Hyunjin dan Taehyun, Felix meninggal dibunuh Beomgyu sedangkan Beomgyu.." Carisa berhenti sebentar, gak mampu untuk berkata-kata.

"Beomgyu meninggal ditembak Taehyun.."

Naura kaget sekaget-kagetnya. Pertama ia kaget karena tiba-tiba ada Hyunjin, kedua adalah fakta bahwa Taehyun menyelamatkan Carisa dengan mengorbankan orang lain.

"Ris, dengerin gua ya." Ucap Naura selembut mungkin.

"Lo gaboleh salahin diri lo lagi oke? Bomin dulu berubah bukan karena lo, dan kali ini Felix meninggal juga bukan karena lo. Ini semua takdir yang udah digarisin Tuhan, lo cuma jadi pemeran didalamnya. Tuhan kasih lo kesempatan buat hidup untuk yang kesekian kalinya, Tuhan sayang banget sama lo jadi lo gaboleh nyalahin diri lo sendiri ya?"

Hanya ada isakan tangis diseberang. Tapi Naura paham, ia paham betul bahwa Carisa masih belum bisa mencerna semua apa yang terjadi. Begitupula dengan dirinya sendiri. Mereka semua adalah teman-temannya, tapi kenapa rasanya semua hal yang menimpa mereka bersumber dari dirinya.

Naura juga ingin menangis, tapi kalau ia juga menangis siapa yang akan menguatkan teman-temannya? Ia merasa malu jika ia harus ikut menangis padahal semua masalah berasal dari dirinya. Tapi sudahlah, semuanya udah terjadi. Ia sendiri mengatakan ke Carisa untuk tidak menyalahkan dirinya, masa ia melakukan hal dirinya sendiri.

"Yaudah ris, lo tunggu disana ya? Lo dikantor polisi kan sama Hyunjin?"

"Iya."

"Oke kalo gitu abis gua tengokin Seungmin bentar gua langsung jemput lo ya? Dia baru banget abis operasi."

"Gausah ra."

"Loh tapi ris-"

"Gausah ra, lo tungguin Seungmin aja." Ucap Carisa yang udah mulai mengontrol tangisnya.

"Tapi ris-"

pip

Langsung dimatiin sepihak, tapi Naura langsung berpikir kalo Carisa butuh waktu sendiri jadi ia membiarkan dan memutuskan masuk ke ruangan Seungmin.

Begitu selesai menelpon Naura, Carisa hanya bisa termenung menatap tembok kosong didepannya. Tubuhnya masih bergetar karena mengingat tubuh Felix yang sudah kaku dan tidak bernyawa.

"Minum dulu." Ucap Hyunjin sambil membawakan teh panas.

Carisa menerimanya, dan kembali termenung.

"Maaf kalo gua lancang nanya ini, tapi lo emang sayang banget sama Felix?" Tanya Hyunjin dengan hati-hati.

"Logikanya gini ya jin, dulu gua ngorbanin diri supaya dia gak tertembak tapi apa? Sekarang dia ngelindungin gua supaya gua gak mati pas tadi. Dia adalah orang yang ngebantu gua untuk ngobatin luka yang Bomin buat. Mau dia menghilang selama apapun, dia tetep ada dihati gua." Ucap Carisa dengan datar.

Hyunjin merasa kasihan, udah berkali-kali hidup Carisa ada diposisi antara hidup dan mati dan pada akhirnya hanya ia yang bertahan karena orang yang ia sayangi justru ninggalin dia.

"Ris."

Carisa hanya menengok. Tampak mata sembab dan bengkak serta bibir yang pucat. Ia sudah terlalu lama menangis.

"Pulang gua anter ya? Gua janji gua gaakan banyak omong, gua cuma mau nemenin lo." Ucap Hyunjin selembut mungkin

Carisa hanya menjawab dengan anggukan.

"Boleh gua peluk lo?"

Carisa kaget, namun Hyunjin langsung memeluk dirinya. Hangat. Itu yang ia rasakan. Hyunjin juga mengelus rambutnya pelan dan berkata

"Maaf karena hal buruk ini harus terjadi sama lo, tapi lo harus inget gua selalu ada buat lo. Lo korban disini jadi jangan ngerasa bersalah apalagi ngerasa sendiri. Kita lewatin bareng-bareng oke?"

Mendengar kata-kata itu Carisa kembali menangis, namun ia merasa lega bahwa Tuhan lagi-lagi mengirimkan orang yang gak pernah ia duga untuk menemaninya dalam melewati ini semua.

[ii] survive ㅡkim seungmin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang