i

154 22 6
                                    

Felix melangkahkan kakinya menuju suatu tempat, ia sudah tidak tahan lagi menahan rindu di hatinya.

Iya rumah Carisa.

Mengingat namanya saja sudah membuat Felix rindu, ia sudah membulatkan tekad.

"Felix?.."

Kaget, itulah reaksi Felix ketika melihat Carisa ada dibelakangnya. Yaampun dia belum siap ketemu face to face sebenarnya, cuma gimana masa iya ke rumah Carisa tapi ketemu sama Seungmin?

"Ngapain?" Tanya nya lagi, dengan raut wajah tidak suka.

"Ak-aku cu-"

"Pulang lix, aku gamau ketemu kamu." Carisa melewati Felix begitu saja, tapi Felix langsung memeluknya.

"Maaf, maafin aku." Ucap Felix sambil menahan air matanya.

"Kamu gaperlu minta maaf, aku cuma mau kamu pergi sekarang." Ucap Carisa dingin.

"Aku sayang kamu? Mana bisa aku pergi gitu aja?" Balas Felix sambil menatap Carisa.

"Terus kalo sayang, kamu kemana aja selama ini? Lari? Kabur dari kenyataan? Sama-sama brengsek kayak Seungmin? Terus aja lari, lari sejauh mungkin. Karena semakin jauh kamu pergi, semakin aku gabisa gapai kamu. Supaya hati aku gak sakit lagi, karena harus nungguin orang kayak kamu."

"Carisa aku-"

"PAHAM GAK SIH AKU NGOMONG APA? Kamu lix yang lari dari aku, bukan aku. Setelah koma sementara dan aku inget kamu lagi, aku malah jadi benci sama kamu. Kalo memang kamu ngerasa bersalah harusnya kamu datang tiap hari! Tapi apa? Aku salah, ternyata aku suka sama seorang pengecut yang gapunya nyali."

Carisa langsung masuk gerbang rumahnya dan masuk kedalam rumah. Perasaan campur aduk meliputi Felix, ia menangis. Menangisi kebodohannya. Ya benar kata Carisa, kalau menyesal harusnya dia datang menjenguk sebagai pertanggungjawaban. Tapi apa? Pengecut tetaplah pengecut.

Felix pantas mendapatkannya.

"Ngapain ngajak ketemuan?" Ucap Hyunjin ke Seungmin, sekarang mereka sedang ada di kafe dekat sekolah.

"Lah lo kan temen gua jin?" Tanya Seungmin kaget, kok temannya jadi sewot gini.

"Sorry, gua gak sama tukang selingkuh."

"Hahaha, mulut lo gapernah disekolahin emang ya dari dulu." Sarkas Seungmin.

"Yang penting kelakuan gua gak sialan kayak lo." Balas Hyunjin.

Aduh ini mah adu sarkas.

"To the point aja ya, gua liat lo sekarang makin rajin aja ketemu Naura. Ngapain? Mau ngambil cewek gua?"

"Gak salah? Orang makan indomie dua aja begah min, gimana punya cewek dua. Gua gatau dan gamau tau soal hubungan lo sama Sei, tapi yang jelas Naura udah gak nganggep lo pacar." Ucap Hyunjin dengan smirk nya.

"Gausah sok tau, gua selingkuh juga karena alasan." Ucap Seungmin membela dirinya.

"Alasan apa? Kurang puas punya satu pacar? Basi lol." Kata Hyunjin sambil tertawa.

"Bangsat."

"Eitssssss santai bos, gua gamau ribut sama lo. Kasian muka ganteng lo itu nanti gak disukain lagi sama si Sei, yaudah gua cabut dulu." Hyunjin berdiri sembari menepuk pundak Seungmin lalu keluar kafe.

[ii] survive ㅡkim seungmin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang