b

197 28 7
                                    


Naura sedang menatap lapangan dari balkon lantai tiga disekolahnya, sedikit kesal karena Seungmin mengingkari janjinya. Ia bilang mau mengantar pulang, tapi yang berjanji malah hilang ditelan bumi tanpa mengatakan apapun.

"Belom pulang?" Tanya Hyunjin yang baru keluar kelas karena jadwal piketnya, ia keluar sambil memainkan bola basketnya.

"Gatau ah anjir! Seungmin emang plin plan dari dulu." oceh Naura.

"Yailah gitu aja kesel, noh jok belakang motor gua kosong. Balik bareng lah."

"Gausah, gamau, gapengen ih!!!" Naura justru pergi sambil mendorong bahu Hyunjin lalu meninggalkannya sendiri sambil menghentakan kakinya kesal.

"Dih, dasar cewek." monolog Hyunjin sambil memainkan bola basketnya, namun ia kembali melihat wanita yang baru keluar dari kamar mandi.

"Eh, lo Carisa bukan sih?" Tanya Hyunjin sambil menatap Carisa dari atas sampai bawah.

"Yaiyalah, masa lo ga hafal? Orang satu kelas, dah gila ya lo?!"

"Kok ngegas sih? Gua nanya doang anjir!"

"Ganteng doang, tapi otak pekok!" Hardik Carisa yang ikutan meninggalkan Hyunjin sendirian.

"INI CEWEK PADA KENAPASI?" Teriak Hyunjin frustasi sambil melempar bola basketnya kesembarang arah.

"Ya emangnya gua salah apa? Emang dia kok yang salah."

"Heh bahlul, kalo lo sensi mulu ntar hubungan lo ga awet loh."

"Tolong ngaca ya, lo ama Felix emang apaan? Berantem terus baikan terus lovey dovey lagi, sadar dong!"

"Kok bawa-bawa dia? Lo kenapa sih ra? Bete gua."

Ah, Naura baru tersadar. Mulutnya jadi ga selaras sama otak karena Seungmin.

"E-eh, iya ris maaf maaf."

"Udah ah! Ga lo ga Hyunjin, bikin darah gua naik hari ini. Bye!"

Carisa memutuskan telepon marena kesal, Naura cuma bisa menghela napas kasar. Keceplosan. Padahal Felix merupakan nama yang ia hindari selama ini.

"Ah dongo." hujat Naura kepada dirinya sendiri, padahal cuma perkara gajadi pulang bareng malah jadi bikin mumet sampe sekarang.

"Apa mau pms ya?" Monolog Naura sambil melihat tanggalan.

"Ah enggak, tapi kok marah-marah mulu gua?" Jujur Naura merasa tak enak, entah kenapa ada yang mengganjal soal Seungmin yang tidak mengantarkannya pulang tadi.

"Ah nethink mulu gabaik ra, dah mendingan tidur biar seger." akhirnya ia menarik selimut lalu terlelap.
















drrt drrt



Seungmin is calling you..


Saat melihat nama panggilan yang masuk, Naura langsung bangun dari tidurnya


"Ya? Kenapa min?"

"Kamu... pulang sama siapa tadi?"

Ah bahkan Naura sudah melupakan insiden tadi siang.

"Sendiri, naik ojol."

"Ga sama Hyunjin?"

"Ga lah."

"Maafin aku ya, aku lupa ngabarin aku gajadi nganter kamu."

"Ya gapapa."

"Yaudah tapi sekarang keluar dong, capek nih nunggu depan teras. Gak dibukain pintu mana banyak nyamuk."

"HAH?????"

Sontak Naura langsung lompat dari tempat tidurnya dan melihat kearah jendela.

Iya ada Seungmin, dengan kemeja abu-abu dan jeans biru dongker serta jangan lupa satu gelas milk tea.

"S-seungmin?" Ucap Naura saat membuka pintu.


"Kamu tidur ya?"

"Iya, maaf ya."

"Gapapa, nih aku bawain minuman manis biar mood kamu naik. Aku tau ra, kamu marah sama aku. Hyunjin bilang kamu manyun pas pulang, maaf banget ya?" Seungmin menunjukan puppy smile nya, yah kalau begini siapa yang tahan mau marah lama-lama.

"Ya-yaudahlah.. aku cuma kesel ga marah kok." kata Naura, sambil menyedot milk tea perlahan.

"Sama aja sayangggg." Seungmin mengelus rambut Naura pelan.

"Lah? Manggil sayang-sayang biar apa? Biar dimaafin?" Ucap Naura sambil menatap sinis Seungmin.

"Ya gimana ya, aku tuh bingung kadang nanggepin kamu. Abis kamu libra sih."

"Ih apaan??? Kamu juga susah dimengerti, dasar virgo!" Balas Naura tak mau kalah.

"Eh apaan???? Virgo's pride gabisa nih diginiin."

"Apa? Nantangin." kata Naura sambil ancang-ancang ingin berlari.

"Ayo!"

Berakhirlah mereka lari-larian di halaman belakang rumah, yang pada akhirnya Naura menyerah dan Seungmin menangkap Naura lalu memeluknya erat.

"Kalah kan sama aku, makanya badan jangan kecil mulu. Liat tuh Carisa, kalo jalan sama kamu dia serasa mama kamu."

"Emang emak-emak kok dia, bawel."

"Ga nyadar sama mulut sendiri." Seungmin akhirnya malah menciumi puncak kepala Naura, Naura juga membalasnya dengan ndusel di dada Seungmin.


Tapi tunggu.

Naura asing dengan bau ini, ini bukan parfum Seungmin

"Seungmin?"

"Kenapa? Laper?"

"Kamu.. ganti parfum ya?"

"Enggak kok, kenapa?"

"Bau kemeja kamu beda, kayak bau parfum anak cewek dikelasan aku."




deg


"Kamu pake parfum kakak kamu yaaaaa????"

"E-eh, iya! Aku pinjem parfum kakak sepupu aku. Hehe wanginya cewek banget ya?"

"Iyalah, bunga-bunga gini wanginya. Sekalian tanyain dong apa merk nya, ya????"

"Iya, nanti aku tanyain." jawab Seungmin senatural mungkin, lalu kembali mengelus rambut Naura.

























Karena demi apapun, jantung Seungmin sudah mau copot rasanya waktu Naura bilang "ganti pafrum."

[ii] survive ㅡkim seungmin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang