Day 20 - Remember Me [9]

74 12 0
                                    

"Sebenarnya Tenn-nii..."

"APA?! Si bocah itu tidak memberitau ku tentang ini. Apa-apaan dia," kata Gaku sambil menyisir rambutnya menggunakan tangan dengan frustrasi.

"Aku tau dia tidak akan memberitaumu tentang ini. Jadi aku yang memberitaumu,. Aku tidak tau mengapa dia melakukan itu. Tapi berhati-hatilah," 

"Baiklah. Terima kasih, Riku. Aku akan merahasiakannya. Ah iya. Aku harus ke Kanada sebentar lagi. Karena aku ada urusan disana selama 3 bulan. Dan tentu saja Tenn akan memaksa ikut. Apa aku harus berbohong?"

"Seperti biasa, tolong hapus chat sebelumnya yang berhubungan dengan 'itu' ya. Aku tidak mau salah satu diantara kita terkena masalah. Kanada? Hm.. menurutku jangan beritau Tenn-nii. Karena ia terlalu batu. Aku yang akan memberitaunya saat kau sudah berangkat,"

"Kau tidak perlu menyuruhku hahaha. Karena kita memiliki 3 topik tadi, aku akan menghapus yang tentang 'itu'. Kau jangan bersikap aneh dengannya, Riku. Kau benar juga. Terima kasih, Riku,"

"Yang seharusnya khawatir itu kamu, Gaku-san. Aku bisa akting karena sebatas virtual. Kamu pacarnya blwe. Sama-sama. Tugasku sebagai adiknya," ejek Riku dengan emoticon menjulurkan lidah.

"Diamlah. Tenn sudah kembali. Jaa, bye,"

"Apa yang kau bicarakan dengan Riku?" tanya Tenn begitu melihat Gaku menyerahkan hpnya. Gaku hanya menaikkan bahunya. "Tentu saja kondisimu. Kau selalu berbohong kepadanya. Jadi aku yang memberitaunya," jawabnya sambil menolehkan kepalanya.

Surai platinum tersebut langsung meninggalkan Tenn dengan note di hpnya. Sedangkan Tenn hanya terdiam ditempatnya.

"Tetaplah berada didekatku kapan pun. Aku menyayangimu," gumam Tenn membaca note dari Gaku yang sudah menghilang. Tenn tidak tau maksudnya apa jadi ia hanya menyimpannya di casing hpnya. Ia tidak terlalu peduli sebenarnya.

"Tenn-nii berencana untuk pergi bersama Touma saat kau pergi. Aku mempunyai feeling kuat tentang itu. Jadi kumohon kembali lah dengan cepat,"

Ketikan dari Riku mengenai masa depan memang selalu terbukti dengan benar. Namun Gaku tidak percaya dengan itu karena ia menganggap Tenn akan selalu setia. Penyebabnya pun Gaku tidak tau. Jadi lebih baik berpikir positif, bukan?

Setelah hari itu, hari-hari berjalan hingga berganti bulan seperti biasa hingga mendekati jadwal penerbangan Gaku ke Kanada. Ia sengaja tidak memberitaunya supaya tidak membuat Tenn panik. Pemuda bermarga Yaotome itu memang berakting untuk merahasiakan hal tersebut. Beruntung saja Tenn tidak mudah curiga dengan dirinya.

Suatu hari, Riku pun tidak sengaja membuat kesalahan yang membuat Tenn memblokirnya. Lagi. Sungguh Riku tidak tau apa-apa. Letak kesalahannya saja ia tidak tau. Tapi yang pasti, Tenn memblokirnya selama 3 bulan lebih. Dan tentu saja ia tidak bisa berkomunikasi dengan Gaku. Hal yang bisa ia lakukan hanyalah berdoa supaya Gaku selamat. Baik di pesawat maupun ancaman dari Tenn.

Namun pada hari keberangkatan, Tenn diajak untuk berkencan dengan Gaku. Sayangnya karena Tenn tidak bisa datang karena adanya kerja kelompok. Ia ditemani Touma untuk pergi ke rumah temannya. Tetapi saat dijalan, Tenn melihat Gaku berada di mobil pribadinya dengan baju rapih dan mengarah ke bandara, arah kebalikan dari Tenn.

Sontak Tenn memaksa Touma yang menyetir untuk membalik arah dan mengarah ke bandara. Tentu saja Touma menurutinya. Oh iya, Gaku sudah melonggarkan ancaman Touma dan hanya diperbolehkan mendekati Tenn jika mengenai kuliah.

Sesampainya di bandara, Tenn langsung berlari kearah Gaku yang memasuki wilayah padat dan ramai.

"Gaku-"

Suara Tenn yang serak membuatnya tidak bisa berteriak dengan kencang. Namun ia mengejarnya hingga ke lapangan udaranya. Entah bagaimana ia bisa kesitu. Tapi yang hanya dipikirkannya adalah mengejar Gaku dan bertanya apa yang terjadi, mau kemana dia, kenapa tidak memberitaunya, dan sebagainya.

Namun naas, Gaku sudah masuk ke pesawatnya dan membaca buku yang dibawanya sehingga tidak memperhatikan lainnya kecuali pengumuman dari kabin. Sementara Tenn yang belum meraihnya masih tetap berlari dan pada akhirnya ia menyerah dan segera pergi dari bandara. Ia menangis sejadi-jadinya sambil memanggil nama Gaku.

Tenn yang sedang tidak fokus, tidak memperhatikan adanya mobil dari arah lain yang melaju begitu kencang dan terlihat akan menabraknya. 

"Tenn! Awas!" Touma berteriak kepadanya. Namun Tenn sudah tertabrak dan terpental cukup jauh hingga mengalami pendarahan tepat di otaknya.

"Tenn! Hey Tenn!!" teriak Touma panik sambil meminta masyarakat sekitarnya untuk menelepon ambulan.

'Yaotome Gaku! Aku pasti akan mengambil Tenn darimu dan menjaganya dengan baik! Tidak sepertimu yang meninggalkannya tanpa kabar yang saat ini sekarat!' batin Touma sambil mengutuk Gaku.

Sirine ambulan pun terdengar. Para petugas medis langsung mengangkut Tenn yang mengalami luka berat. Pemilik mobil yang menabraknya langsung meminta maaf sebesar-besarnya ke Touma dan bersedia membayar rumah sakit. Touma menerima permintaan maafnya tersebut dan memintanya untuk tidak mengebut.

Di rumah sakit, Tenn langsung dibawa keruang operasi. Touma hanya menunggunya di ruang tunggu dan meminta salah satu teman Tenn dan Riku untuk mengabari si surai merah tersebut. Tepat saat itu juga, dokter keluar dari ruangan operasi. Para perawat dan suster segera memindahkan Tenn ke kamar yang sudah ditanggung oleh pengendara.

Touma berbincang dengan sang dokter mengenai apa yang terjadi terhadap Tenn.

"Bagaimana kondisinya dok?"

"Dia sudah stabil. Namun sayangnya ada yang tidak bisa kami selamatkan," jawab sang dokter dengan serius.

Jantung Touma serasa berhenti. Apa ada yang gagal?

"Apa itu dok?"

"Kenangan,"

"Kenangan...?"

"Dia terkena amnesia retrograde, dimana otak tidak mampu mengingat apapun yang terjadi di masa lalu untuk sementara. Tentu saja ingatannya akan segera kembali jika ia menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekatnya,"

Saat itu juga, Touma langsung merasa lemas dan ingin jatuh ke lantai. Namun ia tahan karena ia sedang didepan orang penting.

Di panti asuhan, Riku yang sedang membacakan buku untuk anak-anak lainnya tiba-tiba meneteskan air matanya. Ia berusaha menahannya namun tidak bisa. Air matanya justru semakin menjadi-jadi seakan sesuatu telah hilang.

Anak-anak lain sontak panik dan menanyakan apa yang terjadi.

"Riku-nii kenapa??"

"Nii-chan sakit?"

"Nii kepikiran sesuatu?"

Ia dilontarkan dengan banyak pertanyaan. Ia menjawabnya dengan 3 kalimat yang membuat suasana hening seketika.

"Aku- Aku juga tidak tau kenapa...

Sepertinya sesuatu yang buruk telah terjadi...

Dan ini tentang Tenn-nii.."

Tamat

Dah mulai masuk ke konflik nih kiw. Terima kasih otak sudah mau kerjasama hahaha.

Masih bertahan. Alhamdullilah ga ngambek otaknya

Oiya. Aks kangen Rika (nama pengguna Tenn disini)

Btw yang udh baca sampe sini, terima kasih banyak!!

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!!

-Tasya

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang