Day 12 - Remember Me [5]

80 11 1
                                    

Setelah beberapa jam di pesawat, Tenn akhirnya sampai di Brunei. Ia segera menuju ke bandara untuk mencari taksi menuju asrama yang akan ditinggalinya mulai sekarang. Tak perlu menunggu lama, sang surai baby pink ini langsung mengabari sang adik.

"Riku, aku sudah sampai di Brunei"

Riku yang mendapat pesan dari Tenn, sontak meloncat-loncat dengan girang. Anak-anak lainnya penasaran dengan apa yang terjadi dengan Riku lalu mengintip hp Riku. Reaksi mereka tidak jauh berbeda dengan Riku.

Riku pun segera membalas pesannya supaya tidak membuat Tenn menunggu lama.

"Yokkatta.. aku lega mendengarnya. Aku yakin Tenn-nii sedang dalam perjalanan ke asrama kan? Segera berberes dan langsung istirahat. Kamu pasti kelelahan. Oh ya, aku memasukkan makanan instan dan bekal kecil di dalam tas mu. Semoga kamu suka-!"

Tenn di seberang sana tersenyum melihat pesannya. Ia mampu merasakan aura khawatir Riku meski terpisahkan jarak yang cukup jauh.

"Ya. Aku akan memanaskannya saat di asrama. Tapi sebelumnya, aku akan ke rumah host family ku terlebih dahulu. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku, Riku,"  balas Tenn sambil tersenyum lega yang diakhiri dengan stiker imut oleh Riku.

Tenn segera mengantungkan hpnya dan memperhatikan keluar jendela sambil menunggu taksi tersebut sampai ke rumah host family yang akan menjaganya selama di Brunei.

Ia berkenalan dengan keluarga barunya tersebut dan mendapat adik serta teman bernama Aya. Ia berbincang-bincang dengan mereka sampai sore sehingga ia harus berpamitan untuk ke asrama yang tidak begitu jauh dari rumah keluarganya.

Tenn memasuki asramanya yang cukup luas untuknya dan segera menata barang-barangnya lalu mandi dan makan. Ia tidak perlu membayar apapun disini. Biaya asrama dan kuliah ditanggung oleh pihak universitas. Uang jajan diberikan oleh negara yang dikirim setiap bulan. Sungguh enak bukan? Mereka semua sepadan dengan usaha Tenn yang mati-matian mengejar beasiswa full.

Setelah pekerjaannya selesai, ia segera menelepon Riku untuk menanyakan kabar dan melepas rindu sejenak. Kuliahnya akan dimulai minggu depan. Jadi Tenn bisa beradaptasi dengan tetangga atau wilayahnya.

Percakapan Tenn dan Riku hanya berisi hal-hal ringan dan tidak penting. Namun itu cukup bagi Tenn. Ia dan Riku pun mengakhiri panggilannya dan segera pergi beristirahat.

:..:..:..:..:..:..:..:..:

Hari-hari Tenn di Brunei berjalan dengan amat sangat baik. Ia bisa beradaptasi dengan wilayah dan orang-orang sekitarnya. Saat kuliah, ia juga mendapatkan banyak teman dan merasa nyaman. Setidaknya ia bisa memiliki seseorang disini.

Namun lama-kelamaan, Riku merasa dilupakan karena respon Tenn mulai lambat padahal ia sedang online. Pada awalnya, ia berusaha berpikir dengan positif bahwa Tenn sibuk dengan tugasnya dan tidak bisa membalasnya dengan cepat. Ia mempertahankan pikiran positifnya untuk waktu lama.

Hari berganti hari. Bulan berganti bulan.

Dan status Tenn adalah bepergian dengan teman dan adik barunya, Haru. Tentu Riku cemburu. Siapa yang tidak cemburu atau marah setelah kakaknya berjanji untuk setia dan tidak akan menomer-duakannya? Sikap positifnya seketika hancur. Ia mau marah namun ia tidak boleh egois.

Lagi-lagi Riku menahan rasa egoisnya tersebut. Sayangnya, salah satu teman setia Riku memiliki teman baru dan mulai melupakannya. Hampir sama dengan Tenn.

Karena temannya tersebut -Karin- mulai menyindirnya, Riku pun membalasnya.

"Oh jadi setelah punya temen baru, yang lama dilupain ya? Padahal yang nemenin dari dulu siapa. Sekarang yang jadi pengkhianat siapa,"

Riku menyindir Karin dengan frontal di statusnya. Sampai-sampai ia melupakan Tenn yang kasusnya hampir sama.

Tak lama kemudian, Tenn melihatnya dan segera membalas statusnya itu.

"Riku, aku tau karena aku mulai jarang berinteraksi denganmu. Tapi aku sibuk dan hari ini adalah waktu liburku. Kamu jangan egois. Temanku bukan hanya kamu," ucap Tenn di chat yang ditemani dengan aura mencekam.

"Tenn-nii, aku sedang berdebat dengan temanku. Yang aku sindir bukanlah dirimu. Tolong jangan salah paham,"

"Riku, jangan bersikap polos. Aku tau itu aku. Karena berdasarkan waktu perbedaan saat kamu melihat statusku dengan saat kau menyindir itu tidak berbeda jauh. Jujur saja. Itu tentang aku kan?"

"Tenn-nii, dengarkan aku,"

"Jujur, Riku. Itu aku 'kan?" desak Tenn.

"Tenn-nii bisa dengarkan aku? Itu temanku. Yang kebetulan kasusnya tidak jauh dengan berbeda denganmu. Jangan salah paham, kumohon. Kalau itu memang menyakitimu, maafkan aku. Oke? Aku mohon jangan terlalu serius mengenai statusku. Jika itu tentang sarkas, itu bukan tentangmu. Tolong ubah kebiasaan salah paham milikmu itu."

"....Baiklah,"

"Itu baru kakak kesayanganku," puji Riku yang diakhiri dengan pelukan virtual olehnya.

Tenn salah paham dan terlalu membawa perasaan. Itu yang membuat Riku jengkel dengannya, namun tidak bisa berbuat apa-apa kecuali bersabar.

Malam di panti asuhan berjalan seperti biasa. Kecuali Riku yang hanya memainkan makanannya yang belum disentuh sama sekali sedari tadi.

Penghuni panti asuhan tentu saja khawatir dengan keadaan Riku yang biasanya ceria, menjadi pendiam dan galau. Mereka pun berencana untuk menelepon Tenn menggunakan hp Riku yang tergeletak di kamarnya. Namun mereka tidak tau jika yang membuat Riku seperti ini adalah Tenn sendiri.

Tenn tidak pernah seperti itu ke Riku. Ia hanya menegur Riku dengan lembut. Kali ini berbeda. Tenn terlihat begitu marah kepadanya. Padahal Riku menyindir Karin. Kenapa Tenn yang tersindir? Apa Tenn melakukan apa yang Karin lakukan? Melupakan dan berencana mencari penggantinya?

Entahlah. Riku ingin bunuh diri ketika memikirkannya. Sungguh, ia membenci hal yang menyakiti hatinya. Apalagi yang menyakitinya adalah kakak tersayangnya. Rasanya ia ingin pergi keujung dunia dan berteriak sekencang-kencangnya.

Tenn yang berada di Brunei hanya merenung di meja belajarnya. Ia memikirkan apa yang Riku katakan sebelumnya. Mungkin sang adik benar apa adanya. Tapi itu akan sulit saat mengubah kebiasaannya.

"Apa Riku berucap jujur.. sepertinya aku harus mengubah sifatku itu ke dia," gumam Tenn sambil menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan diatas meja belajarnya.

Itu pertama kalinya Riku menegurnya karena kebiasaan. Riku menegurnya jika ia keras kepala saja. Dan kali ini berbeda.

Kedua adik kakak seiras tersebut sama-sama memikirkan kejadian sebelumnya yang berakhir tidur karena terlalu lama menangis atas kesalahannya.

"Apa aku salah..." gumam mereka bersamaan.

TAMAT

Halo! Aku kembali setelah hiatus 5 hari. Kenapa gerangan?

Ujian menarikku ke dekapannya dan bersikap protektif.

Hahaha engga engga. Aku bercanda. Aku emang ujian. Beruntung udah selesai hari ini. Moga ga remedial sksk. Ribet weh kalo remedial. Aks benci Remed

Btw aku udah nyelesaiin manga The Promised Neverland dalam beberapa hari. Dan happy ending dengan Mama Isabella yang meninggoy dan Emma yang amnesia //kerai.

Udah segitu aja.

Buat yang udah baca sampe sini,

Terima kasih banyak!! Sampai jumpa di chap selanjutnya!

-Tasya

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang