Day 6 - Remember me (2)

129 13 1
                                    

Juli, 2018

Beberapa bulan telah dijalani bersama dengan Tenn. Semuanya tidak selalu berjalan dengan mulus. Tentu ada beberapa kejadian tidak mengenakkan yang terjadi. Contohnya adalah ketika Tenn merasa cemburu.

Saat itu Riku sedang bersantai di sofa ruang tamu sendirian. Lalu Triska datang dan mencium pipi Riku. Tenn yang melihat hal tersebut langsung menarik Riku dan memeluknya dengan posesif seakan tidak membiarkan siapapun mengambil Riku darinya.

"Kamu milikku, Riku," ucap Tenn sambil memayunkan bibirnya dan bersikap seperti anak-anak. Riku tersenyum kecil dan mengelus kepala Tenn dengan lembut. "Ha'i ha'i. Aku milikmu, Tenn-nii," balas Riku.

Semakin lama, Tenn semakin menunjukkan sikap kekanakannya ke Riku saja. Namun bersikap formal dan dewasa didepan lainnya. Riku sering kali menertawai sikap Tenn ke lainnya karena merasa berbeda 180 0 didepannya dengan didepan lainnya.

Hari ini, Riku sedang memanjakan Tenn seperti biasa di kasurnya. Mengelus dan memainkan rambut Tenn yang sedang mengistirahatkan kepalanya di paha Riku.

"Riku, kemarin kamu pergi kemana?" Tanya Tenn sambil menatap Riku.

Riku tertawa kecil dan mengelus pipi Tenn. "Cuman beli bahan-bahan aja kok, Tenn-nii. Kemarin 'kan Tenn-nii bagian jemur baju. Aku beli bahan makanan. Ga kemana-mana kok," jawabnya dengan lembut. Tenn meresponnya dengan berdehem pelan.

Ia suka bahwa Tenn khawatir akan keadaannya. Ia selalu merasa ada kupu-kupu berterbangan didalam tubuhnya ketika Tenn khawatir, seakan adanya ikatan batin yang terjalin dari keduanya. Baik Tenn maupun Riku merasa nyaman ketika mengalami kontak fisik dan merasa berada di rumah.

"Tenn-nii kenapa manjanya sama aku, hm?" Tanya Riku yang hanya diabaikan oleh Tenn. Yang dipangku terlihat sedang memikirkan sesuatu yang serius. Ia mencoba memanggil Tenn lagi dan lagi dan tetap diabaikan. Tenn justru mencari posisi nyamannya di paha Riku yang membuat sang empunya merasa geli.

"Tenn-nii, aku mau keluar dulu, ya," pinta surai merah sambil memainkan rambut Tenn. Merasa Tenn sudah tertidur, Riku memindahkan kepala Tenn ke bantalnya.

Ia pun berjalan keluar dan menutup pintu dengan sangat pelan supaya tidak menimbulkan bunyi apapun. Merasa sudah aman, ia pun segera berkumpul dengan yang lainnya untuk membahas kejutan ulang tahun untuk Tenn. Mereka membahasnya di lapangan supaya Tenn tidak dapat mendengar percakapan mereka.

Semua berjalan dengan lancar. Tenn tidak terlihat keluar dari kamarnya. Namun tiba-tiba dari belakang, Amari -kakak tertua- memeluk Riku dari belakang.

"Jadi kesimpulannya, begini...." jelas Riku yang nampak tidak terlalu peduli dengan Amari yang memeluk pinggangnya. Amari juga terlihat biasa atau takut dengan amukan Tenn jika melihatnya.

Namun nyatanya Tenn memperhatikan Riku yang dipeluk Amari dan menatap tajam seakan menandai wajah Amari.

Zahra yang menyadari bahwa Tenn memperhatikan mereka, langsung berbisik ke satu sama lain untuk menghentikan diskusinya dan segera bermain supaya tidak membuat Tenn curiga. Anak-anak lainnya langsung bermain kejar-kejaran, sementara Riku berlari ke kamarnya untuk menemui sang surai pink. Sesampainya disana, ia melihat Tenn duduk di kasurnya sambil melihatnya dengan tatapan menginterogasi.

"Tenn-nii, ini bukan seperti yang Tenn-nii lihat.." bujuk Riku. Tenn berdiri dan mendekati Riku lalu meng-kabedonnya di pintu. "Aku sudah pernah bilang. You're mine. Only mine. No one can stole you," bisik Tenn dengan nada memaksa di telinga Riku.

Riku mengangguk mengerti dan memeluk Tenn supaya amarahnya mereda. Dan benar saja, Tenn menjadi lebih tenang. Tak lama kemudian, terdengar isakan kecil dari Tenn. Tentu saja Riku terkejut. Ia tidak mengerti alasan Tenn menangis.

"Aku ga mau kamu direbut orang lain... Ga mau lagi.. Cukup 1 kali aja ditinggal.." racau Tenn dipelukan Riku.

"Ah... dia trauma.." batin Riku sambil tersenyum. Ia mengerti hal tersebut dan memutuskan untuk menuntun Tenn ke kasur supaya tidak kelelahan berdiri. Tenn hanya pasrah dan mengikuti kaki Riku

Situasi menjadi cukup canggung setelah itu. Tidak ada topik yang bisa dibahas. Hanya suara kasur yang menjadi alas mereka berdua. Tenn memeluk Riku dari belakang dan menaruh kepalanya di pundaknya, sama seperti Amari. Riku membiarkannya sambil membacakan buku untuk Tenn.

"Riku, aku diterima kuliah di Brunei. Jadi aku akan pindah dari sini," ucap Tenn sambil menduselkan kepalanya ke punggung adiknya. Riku yang semula membaca pun terhenti karena ucapan Tenn. Ia menaruh bukunya di meja dan mendengarkan kakaknya tersebut.

"Hu'um. Gapapa kok. Kapan berangkat?" Tanyanya. "November," gumam Tenn.

Riku tersenyum sementara Tenn terlihat murung. "Hey, gapapa kok. Jangan murung dong. Diterima kuliah itu bagus kan? Tandanya Tenn-nii memenuhi persyaratannya. Tenn-nii gausah khawatir tentang aku atau lainnya," kata Riku sambil membalikkan tubuh dan memangku wajah Tenn lalu menatapnya dalam.

"Tapi nanti ga bisa pelukan, atau dipangku lagi dong," ucap Tenn murung.

"Tenn-nii, pendidikanmu itu jauh lebih penting dariku, ok? Bagaimana pun juga suatu saat nanti kita bakal berpisah dan kembali ke jalan masing-masing," jelas Riku sambil menatap serius.

Tenn hanya terdiam. Tak lama kemudian, ia langsung menerjang Riku dan memeluknya erat. "Sebenarnya yang jadi adik disini siapa?" canda Riku sambil mengelus Tenn. Wajah Tenn memerah mendengar itu. Tandanya ia bersikap tidak dewasa atau menjadi kakak yang baik. Riku tertawa melihat ekspresi Tenn yang malu itu dan ingin mengabadikannya di foto namun terhalang oleh tangan Tenn yang dengan cepat menepisnya.

Keadaan kembali tenang. Suara teriakan anak-anak lain bahkan terdengar sampai di kamar mereka. Tanda mereka begitu menikmati waktu bermainnya.

"Tenn-nii, aishiteru," ucap Riku sambil mencium kening Tenn.

"Aku juga, Riku. Sampai kapanpun kamu milikku dan aku milikmu," gumamnya sebelum jatuh kealam mimpinya.

Is that strange to love your own siblings?

I love him so damn much

I can't lose him

He is my baby

No one can took him away from me

Tamat


Hai hai haii. Udah hari ke 6 nih. dan ya, aku pakai jurus SKS ahaha.

Padahal aku udah bagi-bagi waktu lho. Cuman tiba-tiba idenya hilang. Kayak doi. Dateng terus ngilang hiya. Galau lagi //engga.

Alurnya mulai bingung pula. Chattanku sama dia udah kehapus setengah soalnya. //nangis.

Tapi gapapa. Aku gabisa move on. Jadi ingatanku masih kuat tentang dia. ea

Besok jadwalnya oneshot kiw kiw. Spoiler dikit. Hasil dari ngeRP aku sama dia yang pasti isinya 18+.

Padahal aku belom legal. //senyoem.

Baik!! Buat yang udah baca sampai sini,

 Terima kasih banyak!!

Sampai jumpa besok. Bai baii

-Tasya

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang