Kabar bahwa sang emperor jeon menyelamatkan bahkan membawa pangeran kim ke istana kediamannya menyebar begitu saja. Begitupun para selir emperor jeon. Mereka membicarakan betapa beruntungnya pangeran kim kini.
"Bukankah mereka sangat cocok?"
"Aku pikir juga begitu, mereka terlihat serasi saat bersama"
"Menurutmu siapa top nya?"
"Sudah jelas emperor jeon, dia tak pernah jadi bottom sebelumnya. Dia juga punya tubuh atletis yang bagus"
"Tapi, bukan kah pangeran kim juga punya tubuh yang bagus? Dengan kulit tan nya yang eksotis dan garis tegas pada rahangnya, dia lebih terlihat seperti top nya"
"Aku setuju, aura nya juga berbeda dengan emperor jeon. Lebih mengintimidasi aura pangeran kim" dan masih banyak perdebatan antara yang siapa top dan bottom nya.Perdebatan itu berhenti saat satu satu nya selir kesayangan emperor jeon, park jimin melewati mereka.
"Hei hei kau lihat? Ku rasa emperor jeon lebih menyayangi pangeran itu dari pada--"
"Ssttt dia mendengarmu" mereka tertawa mengejek menatap jijik pada jimin yang beberapa meter dari mereka.Jimin berlalu pergi tanpa menghiraukan hinaan dan ejekan dari mereka.
"Tenanglah jimin, jangan pernah mendengarkan perkataan dari orang yang lebih bodoh dari mu"Disini jimin ku buat uke. Vice sendiri netral kalo jimin, bisa uke bisa seme. Kalo kalian lebih nyaman yang mana? Kalo lebih banyak suka jimin seme, itu bisa diatur. Atau gitu aja?
Menggeser pintu kamarnya dengan kasar. Jimin terduduk sendirian. Sempat tak percaya ada orang yang lebih menarik perhatian emperor jeon dari dirinya, sebelum ia melihatnya sendiri.
Dibawah bunga sakura, terlihat emperor jeon duduk berdua dengan pria yang sedang hangat dibicarakan penduduk istana kini.
Niat sebelumnya ingin menemui emperor jeon dan mengajak nya duduk santai bersama seperti yang mereka lakukan sebelumnya, pupus sudah.
"Arrrghh seharusnya aku yang ada disana. Apa apaan pria itu" dumel nya kesal.
"Tenang jimin, emperor jeon akan bosan dengan mainan barunya dan kembali lagi padamu. Seperti biasanya" mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Malam pun tiba. Jungkook terdiam di depan kamar nya, didalam sana sudah ada taehyung menantinya. Perkataan lisa tadi terngiang ngiang dikepala nya.
"Ck yang benar saja. Apakah aku harus melakukan nya?" jungkook mengacak rambut nya frustasi.
"Huhu aku tak mau kehilangan keperjakaan ku dengan cara seperti ini. Apa yang harus kulakukan?" menghantuk hantukkan kepalanya pada dinding kamar. Mengundang tatapan heran dari setiap penjaga yang berlalu lalang berjaga cukup jauh dari kamar milik jungkook.Flashback on
"Yang mulia saya akan menyiapkan semuanya dengan baik. Dimana anda akan melakukannya?" lisa datang menghadap jungkook di tempat kerjanya dengan tersenyum lebar.
"Apa?" bingung jungkook.
"Pangeran kim, yang mulia"
"Ah iya, biarkan dia dikamar ku saja" jawab jungkook masih fokus dengan pekerjaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
to be or not to be
FanfictionJeon jungkook, seorang ceo muda berumur 24 tahun. Terkenal baik dan ramah pada setiap karyawannya. Tak pernah punya pacar karena berbagai alasan, namun hidupnya cukup Indah dan dia bersyukur karena itu. Namun, kebahagiaan nya tak berlangsung lama...