Semua selir kini berada di geunjeongjeon. Jungkook menanyai mereka satu persatu apa yang mereka inginkan. Sebagian ingin pulang ke keluarga masing-masing. Sebagian nya lagi ingin tetap berada di istana dengan tugas baru yang di berikan kepada mereka.
Jimin, pemuda itu sempat berharap kalau emperor jeon tetap akan mempertahankan dirinya. Namun, khayalan tinggal angan. Pemuda yang didambakan bahkan sama sekali tak melihat ke arahnya. Sakit, tentu saja. Namun apalah daya, sebagai seorang selir hal seperti ini biasa.
Jadi, salahkah ia mencintainya? Perasaan, hati, kenyamanan, kau tak dapat mengaturnya. Dari semua sikap dan perhatian yang ditujukan dulu untuknya, salahkah ia berharap? Jimin yang dulu hidup terlunta-lunta sebelum ditemukan emperor jeon. Pemuda lugu yang diberikan kasih sayang dan perhatian yang dulu tak pernah dirasakannya, membuatnya perlahan jatuh Cinta pada sosok penyelamat. Salah kah ia? Bukankah seharusnya ia mengerti posisinya dari awal? Pemuda itu tak tau. Ia hanya tau dan yakin rasa sakit yang dirasakannya kini, menggerogoti sisa hati, total di sebabkan oleh pendamba hati.
Rapat telah selesai. Di aula hanya tersisa jungkook dan taehyung. Jungkook yang mengecek satu persatu berkas berkas di meja nya, dan taehyung yang menemani.
"Park jimin ya. Taehyung, bukankah jimin itu manis?" tanya jungkook membuka percakapan.
Taehyung mengernyit tak suka.
"Siapa? Selir kesayangan mu itu?" tanya nya datar dengan menekankan kata 'kesayangan'.
"Eh ituu, ya dia"
'Jimin memang kesayangan emperor jeon kan?' batinnya bertanya. Tak sadar saja hawa di sekeliling taehyung menghitam.
"Lalu?" tanya nya ketus.
"Tidak, aku hanya bertanya"
'Kenapa harus marah coba, aku kan hanya bertanya' batin jungkook heran."Eh tunggu hari apa ini?" taehyung mengernyit heran. Belum sempat taehyung menjawab, jungkook tiba-tiba berdiri dari duduknya. Menatap taehyung lamat sembari tersenyum lebar, membuat taehyung harus memalingkan wajahnya kearah lain demi menutupi rona merah yang perlahan muncul di wajah.
Dan hal itu lagi-lagi luput dari penglihatan jungkook.Menarik taehyung keluar. Taehyung menatap heran,
'Apa lagi yang akan dilakukan bocah ini' batinnya bertanya. Namun langkah kakinya tetap mengikuti kemana arah jungkook membawanya.Mengendap endap memasuki ruang penyimpanan makanan kerajaan.
"Apa yang akan kau lakukan disini" bisik taehyung. Jungkook haya tersenyum penuh arti.
"Kau akan tau sendiri" jawab jungkook.Hampir setengah jam mereka disana. Hanya duduk dilantai bersembunyi dibalik meja yang ada disana. Lain lagi jungkook, pemuda itu terlihat sangat menikmati tempat persembunyian mereka sambil memakan beberapa cemilan tentu saja. Taehyung yang sedari tadi gatal ingin pergi dari sana selalu di urungkannya saat melihat jungkook yang terlihat sangat antusias.
'Kenapa lama sekali ya, seharusnya dia sudah datang dari tadi' bingung jungkook. Karena sudah menunggu terlalu lama dan yang ditunggu tak kunjung datang, jungkook memutuskan untuk pergi dari sana.
Saat jungkook dan taehyung ingin keluar, terdengar derap langkah kaki. Taehyung refleks menarik jungkook untuk kembali bersembunyi. Naas nya, binyeon yang selalu dibawanya terjatuh. Jungkook berinisiatif untuk mengambilnya, karena ia tahu betapa berharganya benda tersebut bagi taehyung. Namun, belum sampai tangannya menyentuh benda itu, taehyung kembali menarik jungkook. Posisi saat ini, jungkook tengah didalam pelukan taehyung.
'Tiba-tiba panas ya' batin jungkook.Terlihat dua orang memasuki ruang tempat penyimpanan makanan tersebut. Jungkook refleks mendekap mulutnya sendiri agar tidak berisik.
'Ck kenapa aku jadi seperti maling yang hampir keciduk' batin jungkook."Apa kau yakin?" tanya namjoon sang panglima kerajaan sekaligus pengawal pribadi emperor jeon.
"Saya yakin tuan. Saya melihat ada dua orang yang mengendap endap masuk ke sini" jelas seseorang yang diketahui salah satu pengawal kerajaan north.
KAMU SEDANG MEMBACA
to be or not to be
FanfictionJeon jungkook, seorang ceo muda berumur 24 tahun. Terkenal baik dan ramah pada setiap karyawannya. Tak pernah punya pacar karena berbagai alasan, namun hidupnya cukup Indah dan dia bersyukur karena itu. Namun, kebahagiaan nya tak berlangsung lama...