keinginan jimin

1.5K 169 6
                                    

Membuka pintu kamar, menghirup udara segar. Disambut sinar matahari pagi, dan kicauan burung yang menemani. Taehyung berjalan sedikit mengangkang. Mengingat kejadian malam tadi, membuat helaan nafas frustasi keluar.
"Aku tak percaya dia melakukannya padaku" menggeleng kan kepalanya brutal, berusaha mengenyahkan yang ada dipikirannya.
"Sudahlah taehyung, seharusnya kau berterima kasih pada nya karena menghentikan mu"
"Tapi tetap saja, kenapa dia harus menghentikan ku dengan cara itu. Ck selangkangan ku bahkan masih sakit sampai sekarang" rutuknya.

Flashback on

Jj-jjadi ap--apa yang akan kau lakukan?" tanya jungkook takut takut pada taehyung. Mata mereka beradu, sama sama enggan mengalihkan pandangan di depan mata.
"Aku.... " taehyung tak melanjutkan ucapannya. Ia mulai mendekatkan wajahnya pada jungkook. Alarm bahaya berputar di pikiran jungkook memperingati.
Tinggal beberapa centi lagi bibirnya dan bibir taehyung bertemu, terpaan nafas hangat taehyung menerpa wajah jungkook membuatnya memerah malu.

Memejamkan matanya lalu berteriak
"TAEHYUNG MAAFKAN AKU" taehyung yang kaget mendengar teriakan jungkook refleks menjauhkan wajahnya dari jungkook. Tanpa aba aba, jungkook menendang benda keras di selangkangan taehyung.
Mendapat tendangan tak berperiketaehyungan dari jungkook, taehyung refleks menjerit kesakitan dan menjauhkan tubuhnya dari jungkook. Hei ditendang saat ereksi itu sangat menyakitkan bung. Sungguh jika tak ingat dengan wibawa yang telah dibentuknya selama ini, sudah dipastikan taehyung sudah menangis sesenggukan sekarang.

Sedangkan pelaku insiden itu, tengah bersembunyi membungkus dirinya dibawah selimut. Terlihat disana badannya yang gemetar ketakutan dan rasa bersalah melebur jadi satu.
"Mati aku mati, jeon jungkook bodoh" gumamnya terus menerus.

Taehyung yang melihatnya menghela nafas, berjalan mendekat ke arah jungkook yang bergelung dibawah selimut, berusaha mengabaikan rasa sakit dibawah sana.

Jungkook yang merasa bahwa taehyung mendekat ke arahnya panik seketika.
'Aku akan mati, inilah akhir perjalanan hidupku' batinnya.
"Tt ttae-taehyung maaf aku---"
Perkataan jungkook terpotong, merasakan ada beban berat di atas nya. Dan sudah dipastikan itu taehyung. Taehyung memeluknya dari atas, membuat jungkook diam seribu bahasa.
"Terimakasih" katanya tulus. Jantung jungkook berdetak anomali, rona merah menjalar ke wajahnya. Tak dapat ditahan, senyuman jungkook terlukis Indah di belah bibirnya.
'Hehe aku tak jadi mati' batinnya senang.

Tak selang beberapa lama, taehyung merasakan deru nafas jungkook yang teratur,
"Dia tertidur" taehyung berucap pelan agar tak mengganggu tidur jungkook. Tak tahu saja taehyung, bahkan teriakan sekalipun tak akan bisa mengusik tidurnya.

Membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh jungkook dengan hati hati. Taehyung tersenyum, senyum yang bertahun tahun lalu menghilang diwajahnya kini kembali. Memperbaiki posisi tidur jungkook agar lebih nyaman, lalu berbaring disisi kosong samping jungkook dan memeluk pemuda imut bergigi kelinci itu. Orang yang dulu sangat ingin dibunuhnya kini tengah berada di pelukan nya. Taehyung tak pernah menyangka akan seperti ini. Tak lama kemudian, taehyung menyusul jungkook ke alam mimpi.

Flashback off

Terpaan sinar mentari pagi menyinari pemuda yang masih asyik berkelana di dunia mimpi. Merasa terganggu, perlahan mata jungkook terbuka, mengerjap berusaha menyamankan diri.
"Hoaahm, eh dimana taehyung" meraba sisi kosong disampingnya. Tak lama kemudian, beberapa pelayan yang dipimpin lisa memasuki ruangannya. Seperti biasa lisa menyiapkan peralatan mandi jungkook.

Taehyung kembali ke kamar jungkook. Para pelayan yang ada disana perlahan keluar dikode oleh lisa untuk membiarkan jungkook dan taehyung berdua.

"Eh kemana mereka pergi?" bingung jungkook. Biasanya mereka akan membantu jungkook memasang baju nya lebih dulu baru pergi.

to be or not to beTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang