Ch 3. Festival Sakura

18.1K 2.2K 297
                                    

Malam itu malam sabtu Jisung baru saja menyelesaikan makan malamnya di mension megah itu. Tak terasa juga ia sudah bekerja di sana selama 2 tahun. Tuannya sudah berada di tingkat dua menengah atas. Benar benar tidak terasa. Dan ia bersyukur selama bekerja disini tidak pernah terjadi hal yang mengerikan. Paling hanya anak anak sekolah lain yang mengganggu tuannya. Dia hanya membutuhkan sedikit kemampuannya untuk menyelesaikan urusan itu.

"Terimakasih bibi, seperti biasa tak pernah mengecewakan"
"Sama sama nak"
"Aku akan menyusul tuan muda" pamit Jisung.

Jisung naik ke lantai dua tempat dimana kamar tuannya. Namun saat memasuki kamar tersebut tidak seorang pun ada disana, bahkan kamar mandi terlihat kosong, kemana tuannya apakah melarikan diri? Jisung panik karena takut jika tuannya kabur seperti waktu lalu.

Jisung menyusuri setiap ruangan di mension megah itu, ia terengah engah karena memang mension itu sangat luas. Dan tujuan terkahirnya adalah kebun sayur di bagian atap, walau terlihat tidak mungkin tuannya ada disana.

Saat membuka pintu ia melihat lampu lampu di pesisir tanaman menyala menandakan ada seseorang di sana, dan benar tuannya ada disana. Tapi untuk apa dia disana, bahkan tuannya tidak pernah ke sana selama Jisung menjaganya.

"Tuan muda" tegur Jisung

"Ah kau mecariku?"

"Sedang apa disini? Disini cukup dingin tuan, mari kita turun" pinta Jisung karena tak ingin tuannya kedinginan.

"Aku hanya ingin menghirup udara segar, sebentar saja"

Akhirnya Jisung mulai mendekat.

"Duduklah" pinta Chenle.

"Tidak tuan, saya akan disini"

"Tidak tidak, duduklah" Chenle menepuk bangku di sebelahnya.

"Aku rindu China, ternyata sudah cukup lama aku menjadi anak rantau" kekeh Chenle dengan sendu.

"Renjun sedang pulang ke China, huh aku jadi merindukan China" Jisung hanya diam mendengarkan.
"Boleh aku bertanya?"

"Tentu tuan"

"Berapa usiamu? Kau terlihat sangat muda"

"Saya, baru berusia 17 tahun tuan"

"Benarkah? Bukankah kita seumuran? Tapi kenapa kau tidak bersekolah?"

"Eeemmm i itu, sejujurnya saya sudah muak dengan sekolah, untuk orang sekecil saya, saya lebih suka uang daripada bangku sekolah" jawab Jisung sambil tersenyum.

"Haha lucu, lalu bagaimana kau bisa bekerja disini?"

"Itu, Bos besar tiba tiba meminta saya untuk bergabung saat saya masih menengah pertama"

"Benarkah? Dari semua bawahan Ayah hanya dua orang yg diminta langsung oleh Ayah, bibi Choi dan eemmm Zeno? Entahlah yg satu itu aku tak mengenalnya"

"Jeno hyung?"

"Kau mengenalnya?"

"Ya, dia yg mengajariku bela diri"

"Ah begitukah, bagaimana dengan keluargamu?"

"Mereka di desa, saya meninggalkan mereka"

"Maksudmu?"

"Saya tidak berkata bahwa saya bekerja disini, saya berbohong pada mereka" jelas Jisung.

"Ha? Jadi kau..."
"Apa ayah memaksamu?"

"Tidak, ayah tuan sangat baik"
"Saya hanya ingin mengahsilkan uang"

"Dengar, hal itu tidak baik, cepat kabari mereka, mereka akan semakin kecewa jika mereka tau dari orang lain" omel Chenle saat tau alasan Jisung.

"Iya tuan, maaf"

Loveguard - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang