Ch 21. Mine?

13.9K 1.3K 157
                                    

Tangan Chenle terlihat sangat bergetar, bahkan tangan itu sudah terasa sangat basah, kertas yang di genggamnya seraya ikut bergerak bersama getaran tangannya. Raut bahagianya tak bisa di pungkiri hingga menitihkan airmatanya. Surat undangan dari salah satu perguruan tinggi ternama berada dalam genggamannya. Cita citanya menjadi dokter bisa di tempuhnya dengan selangkah lagi.

"Selamat sayang, selamat" ujar bibi Choi sembari mengelus bahu tuannya.

Rasanya semua sudah terbayarkan, tidak sia sia ia merantau sejauh ini, tidak sia sia ia menghabiskan waktunya untuk bergelut dengan buku buku tebal, tak sia sia waktu tidurnya tersita, semua terbayarkan. Udangan unversitas Seoul di tangannya. Ya dia memutuskan untuk berada di Seoul sedikit lebih lama. Mungkin ia sudah betah berada di sini.

"Bibi, bisakah kita mengadakan barbeque party untuk merayakan ini?"

"Tentu sayang, ini harus dirayakan, ayo kita persiapkan pestanya"

Bibi Choi mengajak Chenle untuk mebuat pesta kecil kecilan itu, mungkin melakukan pesta di atap terdengar menyenangkan. Terlihat beberapa maid mulai mengeluarkan barang yang akan digunakan untuk pesta malam ini. Chenle tak tinggal diam ia juga ikut membantu walau sesekali para maid akan meminta barang bawaan Chenle yang hendak ia bawa ke atas.

"Hey ada apa ini?" Tanya Jisung yang baru saja datang dan merengkuh pinggang Chenle.

"Hanya ingin membuat pesta kecil kecilan"

"Kenapa mendadak sekali? Apa sedang merayakan sesuatu? Seingatku tak ada yang di rayakan untuk bulan ini, bukankah ulang tahun kura kura masih bulan depan?" Ujar Jisung yang memastikan, takut kekasihnya salah mengingat hari ulang tahun kura kuranya.

"Aku tau, hanya saja...." Chenle memberikan surat undangan itu.

Jisung mengernyit saat melihat amplop itu, namun saat melihat nama universitas Seoul itu tertera di sana, ia dengan cepat membuka amplop itu, membaca dengan cepat, dan melihat nama kekasihnya tertera di sana dengan prodi kedokteran membuat senyum merekahnya terus mengembang.

"Ka-kau?" Jisung menutup mulutnya tak percaya, memandang kekasihnya lalu memeluknya, ia sangat senang. Sungguh, ia tau bagaimana perjuangan kekasihnya untuk memperoleh ini. Bahkan ia sering mendapati kekasihnya tertidur di ruang belajaranya.

"Selamat sayang, selamat" ucapan selamat terus Jisung ucapkan dan tak lupa kecupan kecupan manis di pucuk kepala Chenle.

Chenle selalu senang dengan perlakuan Jisung yang seperti ini, ia merasa jika Jisung sangat menyayanginya, tapi bukankah Jisung memang sangat menyayanginya?

"Ah, aku ingin mengajak pengantin baru itu" ujar Chenle sembari mendongakan kepalanya.

"Ya ajak mereka"

📞

"Halo pengantin baruuu" sapa Chenle dalam panggilan tsb.

"Yak!! Lele~~ kau membuatku malu" jawab Jaemin yang terdengar tersipu. Ya pasangan itu memutuskan untuk menikah dua bulan setelah Jeno melamarnya.

"Hahaha hyung, sekali lagi selamat untuk pernikahanmu"

"Terimakasih sayang, ada apa menelepon?"

"Ah, aku akan mengadakan pesta kecil kecilan nanti malam, apa hyung bisa datang?"

"Kurasa bisa, akan kutanyakan pada Jeno nanti, aku akan mengabarimu"

"Hmm, aku menunggu kalian. Sampai jumpa"

--

Chenle sangat senang merayakan pesta seperti ini, ia senang bisa berkumpul dengan orang terdekatnya. Bahkan para maid tak di bolehkan untuk bekerja, mereka harus mengikuti pesta ini. Melepas seragam hitam yang selalu mereka kenakan mengganti dengan pakaian santai favorit mereka. Menikmati waktu santai yang jarang mereka dapatkan.

Loveguard - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang