Ch 13. Pulang

12.9K 1.6K 273
                                    

Setelah menunggu 2 jam perjalanan, akhirnya Chenle sudah sampai di stasiun Seoul. Ia sudah mencari taxi online sedari tadi namun satupun tak ada yang menerimanya. Dan setiap taxi yang datang selalu saja di dahului oleh orang lain. Ia merasa kesal karena sudah menolak tawaran Ayahnya untuk memiliki sopir pribadi jika sudah seperti ini siapa yang akan menjemputnya.

"CHENLE" Panggil seseorang dari kejauhan. Chenle mencoba memicingkan matanya untuk memastikan itu siapa. Ah ternyata pasangan muda yang selalu membuatnya iri.

"Jaemin Hyung" Chenle menghampiri sejoli itu mencoba untuk meminta bantuan.

"Hyung hyung, hyung bisakah kau mengantarku untuk pulang" pertanyaan Chenle tanpa memikirkan apakah Jaemin baru saja datang atau akan pergi. Tapi ia tak peduli dengan itu, ia ingin segera pulang dan melihat keadaan bibi Choi.

"Hey hey, tenanglah, ada apa? Kau dari mana, dan mana Jisung?" Tanya Jaemin.

"Hyung, aku mohon antarkan aku pulaaaang" rengek Chenle yang terlihat sudah mulai mengeluarkan airmatanya. Jaemin yang merasa tak tega langsung meminta Jeno untuk mengambil mobilnya.

"Jadi ada apa? Bisakah kau bercerita?" Tanya Jaemin selembut mungkin, pasalnya Chenle terus saja menangis.

"Bi-bibi Choi sakit, salah satu pelayan menghubungiku, dia bilang bibi Choi pingsan, hyung sungguh aku sangat khawatir saat ini" ujar Chenle dan terus saja di tenangkan oleh Jaemin.

"Apa kau baru saja meninggalkan mension?"

"Aku baru saja pergi ke rumah Jisung, dan tiba tiba mereka menghubungiku" jelas Chenle.

"Lalu dimana anak nakal itu? Kenapa kau hanya sendirian? Bukankah ia selalu membuntutimu?" Tanya Jaemin keheranan pasalnya Jisung memang tak pernah sedikitpun membiarkan Chenle pergi sendirian. Dan apa yang ia lihat tadi? Chenle terlihat seperti orang hilang saat di stasiun.

"I itu" bayangan Jisung yang membentaknya kembali hadir, rasa sesak itu muncul lagi.

"Kami, kami bertengkar" ucap Chenle dengan nada yang sangat pelan namun dapat di dengar oleh Jaemin dan Jeno, Jeno yang berada di kursi pengemudi langsung melirik kebelakang. Bagaimana mereka bisa bertengkar mengingat Jisung selalu mengalah pada Chenle.

"Bagaimana bisa?" Tanya Jaemin tak percaya.

"Hyung, apakah Jisungie pernah membentak seseorang? Apa itu sikap asli Jisungie? Dia, dia membentakku dan mengataiku hyuuung~" air mata itu kembali hadir. Sungguh rasanya masih sangat menyesakkan mengingat kejadian tadi.

"A-apa? Ji-¥jisungie membentakmu? Tidak, dia tak pernah membentak orang lain apa lagi sampai mengatainya, Jisungie melakukan itu padamu?" Ujar Jaemin terdengar kesal.

Chenle menceritakan semua kejadian saat ia pergi ke rumah Jisung, mulai dari ia yang merasa senang bisa berkebun bersama hingga Jisung yang mulai mencampakkannya dan membentaknya. Jaemin benar benar marah mendengar itu, walau ia sangat menyayangi Jisung, tapi jika Jisung sudah keterlaluan ia tidak akan segan segan untuk memarahinya nanti. Dan melalui cerita ini ia paham bahwa tuan muda ini sudah mulai menyukai Jisungnya.

🐹🐬

"Hyung terimakasih sudah mengantarku, dan maaf karena mengganggu perjalanan kalian, aku akan mengganti tiket kalian, sekali lagi maaf hyung" Chenle merasa bersalah karena merusak perjalanan mereka.

"Tidak apa apa sayang, bukan begitu Jeno?"
Jeno yang sebenarnya kesal tetap menganggukan kepalanya. Pasalnya ia sudah menyiapkan berbagai macam kejutan di sana yang tentu saja harus ia batalkan kali ini.

"Hyung aku masuk dulu, terimakasih" Chenle membungkuk pada sejoli itu dan langsung meninggalkan mereka. Ia sudah tidak sabar ingin melihat keadaan bibi kesayangnnya itu.

Loveguard - Jichen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang