Chenle menghembuskan nafas kasar, Jisung baru saja keluar dari ruangannya. Ia harus berdiri di atas altar saat ini. Rasanya sangat berat untuk melangkah ke sana. Air matanya seakan kembali luruh mengingat moment menyakitkan minggu lalu.
Flashback
22 November
"Good morning sweet heart" sapa Jisung saat mengetahui Chenle mulai membuka matanya.
Ya mereka tidur bersama setelah kejadian beberapa hari lalu. Chenle yang meminta, ia tak ingin kehilangan Jisung.
CUP
Di kecupnya bibir Jisung sebagai jawaban.
"Ayo kita bangun sweet heart, ayah akan marah saat mengetahui putranya tidak segera bangun" ya tuan Zhong memutuskan untuk berada di Korea saat mengetahui ibu xinxin yang terlihat semakin parah. Chenle tak peduli.
"ZHONG CHENLE!!! BANGUN ANAK NAKAL" Teriak tuan Zhong yang sudah berada di ambang pintu.
Bukannya segera bangun ia malah semakin merapatkan tubuhnya pada Jisung.
"YAAAK, CHENLE" Tuang Zhong melempar tatapan tajamnya pada Jisung. Jisung yang di tatap seperti itu tentu saja gugup.
"Chen chenle-ya, ayo kita bangun" bisik Jisung.
"Tidak mauuu~~"
"Tatapan ayah menakutkan sayang"
Chenle langsung menyibak sedikit selimutnya dan balik menatap sang ayah tanpa rasa takut.
"Ayaaaaah, hentikan tatapan itu!!" Gertak Chenle pada yang ayah.
"Segera bangun atau ayah akan menyeretmu"
"Iiihhhhh" Chenle langsung mendudukan tubuhnya sembari menendang udara. Ucapan ayahnya tak pernah main main.
Setelah terjedi pergelutan atara ayah dan anak tadi mereka sudah duduk di meja makan. Dengan Chenle yang duduk di seberang ayahnyya dan Jisung yang duduk di sebelah Chenle. Sarapan belum dimulai karena masih ada beberapa lauk yang belum disajikan. Chenle dan sang ayah masih saja saling melempar tatapan sinis, apakah perang belum usai?
"Sayaaang, hentikan tatapan itu" lirih Jisung yang mencoba menghentikan mereka. Bukannya mendapat jawaban malah kini Jisunglah yang di beri tatapan sengit dengan keduanya. Jisung langsung menunduk.
"Aku a akan membantu bibi Choi permisi" mungkin melarikan diri bukan ide yang buruk di saat seperti ini.Setelah selesai makan Chenle mengangkat piring piring kotor sisa makanan, ini memang sudah menjadi kebiasaanya. Ayah belum beranjak dari duduknya ingin mengobrol dengan Jisung.
Drrrt Drrrt Drrrt
"Oh sebentar" dering ponsel ayah berbunyi.
"Ya halo xinixin"
"....."
"APA?"
"....."
"Ayah akan kesana, tenangkan dirimu okay, 10 menit"
- -"Park Jisung segera siapkan mobil kita akan kerumah sakit"
"Baik ayah"
"Zhong Chenle tinggalkan pekerjaan itu kita akan ke rumah sakit"
"Aku tidak mau" jawab Chenle dengan acuh.
"ZHONG CHENLE"
PRANG
Suara piring yang pecah, tubuh Chenle seakan bergetar mendengar teriakan ayahnya. Bibi Choi mendekatinya dan mencoba sedikit menenangkan tuannya yang mulai bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loveguard - Jichen ✅
Teen Fictionmenceritakan sebuah kisah ringan antara bodyguard Jisung dan Tuan muda Chenle. "ayah aku sudah besar, tidak perlu menggunakan bodyguard sepertinya~~" - Zhong Chenle "sebenarnya aku ini bodyguard apa babysitter?" - Park Jisung BxB ⚠️ Homopobic ❌ Baha...