Hari ini berjalan buruk untuk standar Kenzo. Lamaran yang berujung dengan penolakan saja sudah cukup mengerikan. Belum lagi ditambah dengan ajakan Karin untuk tinggal serumah. Kenzo benar-benar menyalahkan diri sendiri karena tidak pernah tahu bahwa Karin tak berminat menikah. Setahun bersama, apa yang diketahuinya tentang perempuan itu?
Seolah belum cukup, mobilnya malah ditabrak dari belakang. Kerusakannya lumayan parah dan mungkin kendaraan itu harus bermalam di bengkel. Namun, hal itu tak terlalu menyusahkan Kenzo karena ada asuransi yang akan mengganti semua biaya perbaikan.
Yang mengganggu Kenzo adalah perempuan bernama Jilly tadi. Tepatnya, ekspresi perempuan itu saat melihat wajah Kenzo dan mengenalinya. Perempuan itu seolah baru saja melihat binatang buas dalam wujud manusia. Atau sesuatu yang mirip itu.
Dia sendiri tak mengenal Jilly yang ternyata memang bekerja sekantor dengannya. Seingat Kenzo, mereka tak pernah berpapasan apalagi bertegur sapa. Namun, itu bukan hal istimewa karena dia memang tak mengenal banyak orang walau sudah bekerja di PT Adiraja Ekanusa setahun terakhir, kecuali para pegawai di divisinya.
"Pak Kenzo Zachary? Saya yang salah karena menyetir nggak hati-hati. Semua biaya kerusakan akan saya tanggung. Tapi, saya minta tolong supaya masalah ini jangan sampai berlanjut, ya, Pak? Entah ke polisi atau ke perusahaan. Saya akan bertanggung jawab untuk semuanya."
Tak ada yang salah dengan ucapan Jilly itu. Namun, entah kenapa Kenzo merasa makin tak nyaman. Mungkin karena didahului ekspresi aneh yang mengganggunya. Kenzo yang pada dasarnya tak ahli beramah-tamah pada orang yang baru dikenal, terutama yang menabrak mobilnya dari belakang, merespons dengan jujur. Sesuai dengan perasaannya saat itu.
Dia bukannya tak sadar jika sudah bersikap ketus. Sampai Jilly pun kelihatan kesal. Akan tetapi, Kenzo merasa tak memiliki pilihan lain. Terutama karena perempuan itu terkesan ingin buru-buru pergi dan meminta Kenzo mengirimkan tagihan saja. Karena itu, dia harus memastikan bahwa Jilly memang bekerja di perusahaan yang sama dengannya.
"Kamu nggak percaya sama Jilly, ya? Dia memang salah satu staf saya, Ken," gumam Hans sambil tertawa kecil. "Kejadiannya gimana, sih?"
Kenzo baru ingat, saat itu dia belum tahu siapa nama penabraknya. Hmmm, ternyata Jilly. Lalu, dia meringkas apa yang dialaminya dengan beberapa kalimat yang mudah dipahami.
"Untungnya saya belum tidur. Biasanya, kalau mau masuk kamar, hape saya silent dulu sampai pagi," komentar Hans.
"Wah, saya betul-betul minta maaf, Pak. Tadi pun saya nggak meminta Jilly menelepon Bapak. Saya cuma nggak percaya kalau dia staf Bapak tanpa ada bukti apa pun," balas Kenzo dengan rasa malu yang membuat wajahnya terasa panas.
"Nggak apa-apa. Justru lebih parah kalau saya nggak bisa dihubungi, kan?" Hans setengah bergurau.
"Makasih untuk waktunya, ya, Pak," ucap Kenzo buru-buru. "Sekali lagi, mohon maaf karena udah mengganggu."
Setelah memastikan bahwa Jilly tidak berbohong, Kenzo sedikit lega. Sebelum meninggalkan perempuan itu, dia sengaja berlagak tidak tahu nama orang yang sudah menabraknya. Tujuannya cuma satu, membuat Jilly kesal.
Menurut perkiraan Kenzo, Jilly yang tadi menguncir rambut lurusnya itu belum genap berusia tiga puluh tahun. Mungkin umurnya baru menginjak pertengahan dua puluhan. Tingginya sekitar seratus tujuh puluh sentimeter, beralis rapi, mata sayu, bulu mata lentik dan tebal, hidung mungil, dan bibir tipis.
Namun dari pertemuan pertama mereka barusan, Kenzo sudah bisa menarik suatu kesimpulan. Jilly adalah tipe si ceroboh. Jenis perempuan yang harus dijauhi karena bisa membahayakan stabilitas hidup manusia normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
God Gave Me You [The Wattys 2022 Winner]
Fiction généraleSetelah lamarannya ditolak sang kekasih, mobil Kenzo ditabrak oleh perempuan bernama Jilly. Tadinya Kenzo tak ingin memperpanjang perkara, tapi insiden itu malah membawa mereka berdua ke situasi yang tak terduga. *** Dalam satu hari, dua peristiwa t...
Wattpad Original
Ada 16 bab gratis lagi