Suara getaran alarm membuat gadis manis itu menggulatkan tubuhnya "enghh.."
Sheila meraih alarm itu lalu mematikannya. Udara pagi yang dingin karena hujan semalaman membuat Sheila malas membuka selimut, dia melirik jam dinding dikamar nya yang menunjukkan pukul 5.
Hari ini pada jam pertama ada pelajaran Bu ragusta, guru matematika asal batak yang cukup menyeramkan. Sheila langsung bergegas masuk ke kamar mandi karna tidak ingin terlambat dan cari masalah pada guru itu lagi.
cukup Minggu kemarin dia disuruh berjemur ditengah lapangan sambil menirukan gaya patung pancoran membuatnya sangat malu dilihat adik kelas dari lantai 2, bahkan beberapa dari mereka mengabadikan momen itu lalu mengirimkannya kepada admin Instagram milik sekolah itu. tak hanya itu, kulit putih nya juga memerah karena terbakar sinar matahari, Huhh saat itu dirinya benar benar seperti babi panggang.
Sheila turun ke ruang makan, disana sudah ada adik nya yang tampak nya sudah selesai sarapan. Dia langsung bergegas pergi bersama Bram. Sheila sempat berpamitan kepada sang ayah sebelum dia mengantar adik semata wayang nya ke sekolah.
"Kirain kesiangan kamu" tegur Wilona sembari mengoles selai coklat pada selembar roti lalu menyerahkan nya pada Sheila. Gadis itu menerima nya dengan senyuman yang khas.
"Oh iya mah, nanti sore aku pulang terlambat soalnya mau latihan buat pembukaan lomba" Sheila mulai menggigit ujung bagian roti tawar nya
"Paskib lagi?"
"Iya"
"Udah mau ulangan jangan terlalu sering ekskul ah nanti waktu buat belajar nya kurang" Wilona mengerutkan keningnya tanda tak suka
"Santai mah, cuma sekali kok"
"Intinya mamah gamau denger nilai kamu jelek ya shei"
"Iyaa mah" shei menghabiskan sarapannya dan berpamitan pada Wilona.
Arloji nya menunjukkan pukul 6 sedangkan ia belum mendapatkan ojek.
"Duhh elahh ini pada kemana si Abang nyaa kok gak ada yang ngambil orderan guee" Sheila menggigit bibir bawahnya, ia menggerutui nasib nya.
Dia memutuskan untuk berjalan ke ujung jalan berharap menemukan bus disana. Dan benar, bus gratis itu tengah berhenti di sebuah halte untuk menunggu penumpang. Segera ia berlari dan langsung masuk kedalam, dia menempati tempat duduk yang masih kosong. Memakai earphone nya lalu membuka lembaran novel yang kemarin ia baca.
Tak lama datang seorang pria yang memakai balutan seragam yang sama dengan Sheila, yang membedakan hanyalah kemeja putih yang tidak dimasukkan dan tidak memakai dasi.
"Gue boleh duduk disini?" Pria itu bertanya seraya menunjuk kursi kosong disebelah gadis itu.
Tak ada jawaban, Sheila masih fokus pada bacaannya dan musik yang berputar.
Melihat sepasang earphone ditelinga gadis itu membuat pria itu menghela nafas, tanpa aba aba dia menarik earphone itu dari telinga Sheila yang membuat gadis itu sontak menatap ke arahnya. Belum sempat berceloteh, pria itu segera berbicara
"Gue boleh duduk disini?"
"Hmm i-iya b-boleh.." Sheila masih menatap pria disebelahnya.
Pria itu mengeluarkan vape nya dan mulai memainkannya disana. Segera Sheila mengeluarkan masker nya dari kantong rok abu-abu nya, menyadari hal itu, membuat pria berambut hitam kecoklatan menghembuskan asap nya ke arah samping yang berlawanan dengan Sheila. Dia paham mungkin gadis itu tidak menyukai bau nya.
Beberapa saat bus itu berhenti di depan halte tempat kemarin Sheila menunggu bus. Dia melirik pria disebelahnya yang tengah tertidur dengan tangan yang terlipat di dada dan kepala yang bersandar di kursi. Sheila tak enak hati membangunkannya, dia mencoba keluar dari tempat nya yang berada di dekat jendela. Saat sedang melewati nya, rok nya tersangkut pada salah satu besi yang membuat dirinya terjatuh di pangkuan partner duduk disebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEILA NATASYA
Teen Fiction"biarkan jika mereka semua membencimu, yang penting aku tidak" "kau sahabatku, aku akan mencintaimu" "aku tidak akan seperti mereka yang tiba tiba hilang dari hidupmu" "Bara sayang banget sama Shei, please.. jangan seperti dia yang tiba tiba pergi...