Sheila yang sedari tadi sibuk menyalin catatannya di buku agar terlihat lebih rapih dan mudah dipahami. Ujian Nasional sudah semakin dekat, persiapan dirinya sudah 80 persen. Dua bulan lagi ia akan menghadapi soal soal yang akan menentukan nasibnya.
Begitu pun dengan Devina, ia kini sedang sibuk mengerjakan latihan latihan soal yang diberikannya wali kelasnya. Sesekali ia bertanya pada sepupunya mengenai materi yang kurang dimengerti. Ia ingin memberikan papahnya hadiah ulang tahun dengan memberikannya ijazah dengan yang nilai memuaskan.
"Oh iya dep, om can kapan balik ke Jakarta?" Tanya Sheila yang masih fokus menyalin.
"Bulan depan sih harusnya, tapi kata papah belum tentu"
"By the way.. tadi gimana?" Sheila terkekeh
"Halahh gua tau lu tadi cuma pura pura dapet telfon, yakan?" Devina mendengus.
"Yaa baik kan gua? Lo jadi punya kesempatan berdua sama Kak Dimas"
gadis itu telah selesai dengan pekerjaannya, ia menutup kembali bukunya lalu membalikan kursinya mengarah ke sepupunya.
"Bisa aja lo.." tanpa sadar dirinya tersenyum malu.
"Sejak kapan lo naksir sama dia?"
"Hmm entah" Devina menaikkan bahunya
"Kayanya sejak malam itu deh.. pertama kali gue ngeliat dia" senyum diwajahnya masih terlihat jelas.
"Jadi inget lagu nya Jaz, eaaaa" Sheila meledek yang membuat kedua pipi Devina memerah.
Ditengah tawa keduanya, ponsel Sheila bergetar menandakan notifikasi muncul. Sheila hanya melirik ponselnya di atas kasur.
"Itu ada yang ngechat tuh" ucap Devina
"Biarin aja palingan juga kak Dimas" Sheila masih berada di posisinya
"Ngapain dia malem malem ngechat lu?"
"Kaya gatau dia aja, paling juga ngirim materi kalo gak nanyain catetan gua"
Sheila beranjak dari posisinya
"gua mandi dulu dah" ucap nya sebelum ia memasuki kamar mandi.Devina yang sedang sibuk mengetikkan sesuatu di laptopnya seketika berhenti. Matanya melirik ponsel Sheila yang berada di sebelahnya. Rasa ingin tahunya yang tinggi membuat gadis itu ingin melihat pesan apa yang dikirimkan oleh pria itu?
Matanya melotot saat mendapati notifikasi dari DM Instagram dengan nama yang tertera disana, barrata_
"What?? Barra??" Devina tersenyum miring.
"Halah kadal, tadi bilang sok sok an ga butuh username sepupu gua, lah sekarang lo dm ye Jamal" ucap Devina dengan raut wajah meledek.
Ia membuka kunci ponsel Sheila, membuka direct massage itu.
"P"
"Dajjal,
gapunya
sopan santun"Devina mengirim balasan itu dan kemudian ia kembali fokus pada pekerjaannya. Nampaknya teman sekelas nya itu sudah membalas pesannya, tapi ia tidak menggubris.
Sheila telah selesai membersihkan dirinya, ia keluar kamar mandi sambil menggosokan rambut panjangnya dengan handuk.
"Bukan Dimas yang ngechat lo tadi" Ujar Devina.
"Hah? Ohh Aldo ya? Ngechat apa dia?" Sheila meraih ponselnya.
Matanya terbelalak saat melihat satu baris pesan dari akun Instagram yang baru tadi ia follow.
"Biasa aja dong
jutek amat"Gadis itu segera membuka pesannya, alangkah terkejutnya dia saat mendapati segelintir pesan yang berasal darinya. Sorot matanya langsung tertuju pada sepupunya yang terlihat sedang menatapnya sambil memainkan alis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEILA NATASYA
Genç Kurgu"biarkan jika mereka semua membencimu, yang penting aku tidak" "kau sahabatku, aku akan mencintaimu" "aku tidak akan seperti mereka yang tiba tiba hilang dari hidupmu" "Bara sayang banget sama Shei, please.. jangan seperti dia yang tiba tiba pergi...