Gadis itu melempar lempar bantal ke arah sepupunya yang masih terlelap, waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, hari ini mereka akan pergi ke toko buku untuk membeli beberapa novel best seller.
"Depp bangunnnn" Sheila melempar nya lagi. Gadis itu belum bergerak sedikit pun, sudah berkali kali Sheila melemparinya dengan bantal.
"Pantesan dulu orang orang panik ye nyelametin lu dari kebakaran, ya lu nya aja kaya gini Depp dep , rumah lu kebakaran aja lu kaga bangun"
Sheila menarik kaki mulus gadis itu sampai kedua kaki nya menyentuh lantai, Devina terbangun dengan wajah sembab dan rambut yang sangat mengembang. Ia mengusap matanya, mencoba mengumpulkan roh nya.
"Kok gue tidur dilantai.." tanya nya dengan sangat polos
"Bangunn depinaaa buka mata lu yukk pasti bisaa"
Devina membuka matanya lebar lebar, mencoba berdiri namun tubuhnya goyah ke kanan dan ke kiri.
"Eh eh ehh" Sheila sigap menahan Devina yang hampir menabrak meja rias nya, bisa bisa semua skincare mahal milik Sheila tumpah dan pecah, huhhh.
"Dep? Lu mabok hahh?"
"Bentar bentar nyawa gue belom masuk"
"Yauda masukin buruann nanti nyawa lu terlalu nyaman diluar sampe gamau masuk lagi gimana?"
"Lah anjir meninggal gua" Sheila terkekeh.
"Yaudah jangan merem lagi, gua mandi duluan bye"
Sheila mengambil handuk nya lalu masuk ke kamar mandi, sedangkan Devina sibuk mengucak ngucak matanya yang masih terasa lengket.
Setelah lama berada di kamar mandi, Sheila telah selesai dan membuka pintu untuk melangkah keluar, detak jantung nya terasa ingin lepas saat mendapati sepupunya yang berdiri dengan wajah lesuh nya di samping pintu.
"AYAM" satu kata yang Sheila lontarkan saat dirinya kaget.
"Gak ada ayam" balas Devina
"Kebiasaan, sana mandi"
Sheila mendorong pelan tubuh sepupunya itu masuk ke kamar mandi.
Sheila menggeleng pelan sembari mengusap dada nya, jantung nya masih shock. "Untung jantung gue ga ngambek". Sheila menghampiri meja rias nya, memakai rangkaian skincare routine nya dan melapisinya dengan make up tipis yang flawless.
Setelah keduanya telah selesai bersiap, mereka turun untuk berpamitan kepada Wilona. Setelah itu kedua nya masuk ke dalam mobil Sheila dan mulai meninggalkan rumah. Diperjalanan Devina menyalakan radio agar suasana terasa asik.
Mereka bernyanyi nyanyi mengikuti lantunan lagu, Sheila merasa senang karna akhirnya ia tidak kesepian dirumah. Sebelum Devina datang ia selalu merasa sepi, kemana pun sendiri, mobil pribadi yang ia punya hanya menganggur di garasi rumah. Kenapa Sheila tidak pernah memakai mobil nya untuk berangkat ke sekolah? Alasannya hanya satu, dia malu dan tidak ingin menjadi pusat perhatian teman temannya.
Setelah 20 menit mobil itu memasuki parkiran toko buku yang sudah menjadi tempat langganannya. Mereka masuk kedalam dan mulai mencari barang yang di inginkan. Sheila terus mengikuti langkah sepupunya yang sibuk memilih komik.
Hingga perhatian nya tertuju pada satu buku yang berada di rak sebelahnya. Buku berwarna cream itu kini diambil nya, sebuah judul terukir disana
"AKU, KAMU DAN HUJAN"
memori itu kembali berputar di otaknya.
Sheila menarik sudut bibir nya"kayanya ini menarik" gumam Sheila.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEILA NATASYA
Teen Fiction"biarkan jika mereka semua membencimu, yang penting aku tidak" "kau sahabatku, aku akan mencintaimu" "aku tidak akan seperti mereka yang tiba tiba hilang dari hidupmu" "Bara sayang banget sama Shei, please.. jangan seperti dia yang tiba tiba pergi...