Acara perlombaan itu telah usai, sebagian siswa masih tetap berada disekolah. Sheila duduk di kursi yang tersedia di parkiran sambil menunggu Aldo, sore itu Aldo sudah berjanji akan mengajak nya pergi.
Seorang pria dengan balutan almamater hitam berjalan menuju motor besar yang terparkir di dekat Sheila.
"Cowo itu" gumam Sheila. Ia hanya memperhatikan gerak geriknya, kemudian Sheila bangkit menghampirinya.
"Permisi" tegur sheila
Pria itu menoleh mendapati gadis yang sudah berkali kali ia temui, dia tidak mengatakan apapun.
"Kita udah berkali kali ketemu masa belom kenalan, Gue Sheila" Sheila menyodorkan tangannya.
"Bara" balas pria itu menjabat tangan Sheila sambil tersenyum singkat.
"By the way... lo anak Venus ya?"
"Iya" singkat namun suaranya ber damage di telinga gadis itu.
"Sepupu gue juga sekolah disana, namanya Devina, kenal?"
"Ohh Devina, kenal kok" bara mengangguk.
"Deket?"
"Gak terlalu, tapi sekelas sama gua"
"Ohhh"
Tiba tiba Aldo datang dengan menenteng sebuah helm yang ia pinjam dari teman sekelasnya.
"Heh bro! Thank you ya udah berpartisipasi" Aldo bersalaman dengan bara, keduanya terlihat cukup akrab karna pertandingan tadi.
"Iya do, seneng juga bisa sparing sama tim sekolah ini, kapan kapan sabi kali sparing diluar"
"Gampang.. bisa di atur itu"
Bara hanya menggangguk sebagai jawaban."Kalian saling kenal?" Aldo menatap Sheila dan juga bara
"Baru aja kenalan hehe"
Aldo terdiam, ia menatap Sheila dan juga Bara secara bergantian. Tanpa aba aba Sheila memegang tangan Aldo
"kita duluan ya, nice to meet you Bara.." gadis itu menarik Aldo menuju motornya.
"Kemana kita?" Ujar Sheila sambil memakai helm bogo warna peach itu.
"Hmm maunya kemana?"
"Terserah"
Aldo mengacak ngacak rambut sheila sambil terkekeh "dasar cewek, andalannya terserah"
"Yauda naik"
Sheila menurut, ia naik ke atas motor besar itu dan mulai meninggalkan sekolah.
Aldo membawanya ke salah satu mall yang biasa ia datangi. Ia akan mengajak nya bersenang senang, menonton film, bermain time zone, makan bersama dan juga membelikannya es krim sesuai dengan janjinya.
Aldo pikir, gadis itu sedang tidak baik baik saja setelah melihatnya menangis saat nyanyi di lapangan tadi. Walaupun Sheila sudah mengatakan bahwa dirinya hanya terbawa suasana, tapi Aldo bisa melihat dari matanya yang menyimpan sesuatu.
Sudah cukup lama Aldo menjadi sahabat dekat Sheila hingga ia bisa menyadari hal itu. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu sampai sampai dia tidak pernah menceritakan apapun tentang dirinya. Setidaknya Aldo selalu menjaganya selayaknya kekasih, dan selalu ada jika gadis itu membutuhkan bantuan.
"Mau kemana lagi? Udah kenyang belom? Kalo belom ayo kita mam lagi biar nanti malem lo gausah bangun buat masak mie, ga bagus tau buat kesehatan" ujar Aldo dengan nada seperti menasehati anak kecil.
"Iya iyaaa tuan aldooo udah kenyang kok.. belom lagi nih es krim yang lo beli tadi, banyak bangett" Sheila mengangkat kantong plastik putih yang berisikan berbagai macam es krim.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEILA NATASYA
Подростковая литература"biarkan jika mereka semua membencimu, yang penting aku tidak" "kau sahabatku, aku akan mencintaimu" "aku tidak akan seperti mereka yang tiba tiba hilang dari hidupmu" "Bara sayang banget sama Shei, please.. jangan seperti dia yang tiba tiba pergi...