"Duhhh, Elsa kenapa yah," panik Dinda di depan pintu IGD.
Setengah jam berdiri di depan pintu IGD, seorang dokter pun keluar dari dalamnya.
"Dok Elsa gimana keadaannya?" Tanya Dinda pada dokter tersebut.
"Dia cuma kelelahan dan trauma. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa. Tapi saya tidak bisa memastikan apakah dia bisa selamat atau tidak, karena detak jantungnya lemah sekali," jelas dokter tersebut dan berlalu meninggalkan Dinda. Dinda terduduk di depan pintu IGD itu, dan lemas seketika.
Dinda segera memasuki IGD dan melihat kondisi Elsa yg tengah diinfus dan dipasang selang pernapasan di hidungnya.
"El, kau kenapa sihh. Sadar dong, kita masih butuh kau," tangis Dinda pecah saat itu juga.
****
Karena hampir 1jam Dinda dan datang ke ruangan Rio, Glen pun berinisiatif mengunjungi ruang IGD. Ketika ia sampai di ambang pintu, ia melihat Dinda menangisi Elsa.Glen berlari dan menghampiri Dinda.
"Elsa kenapa?" Tanya Glen gemetar.
Dinda menceritakan apa yg disampaikan dokter tadi dengan deraian air mata. Glen pun meneteskan air matanya dan memandang wajah Elsa yg terlelap.
"Ini jam berapa?" Tanya Dinda.
"Jam 6 Maghrib," jawab Glen.
"Ehhh, kita harus temenin Rio. Biasanya jam segini dia kumat," Dinda keluar meninggalkan Glen dengan Elsa.
"Kumat?" Ulang Glen.
Benar saja, ketika Dinda memasuki ruangan Rio, Rio tengah memberontak dan mengigau tidak jelas.
Seperti kerasukan atau kejang-kejang.
"Kalian sudah membatalkan dia menjadi tumbal ku. Maka teman kalian tidak akan selamat!" Erang Rio dan Dinda takut bukan main. Biasanya, Rio hanya memberontak biasa. Tidak sampai berbicara ngawur gini, pasti Rio tengah kerasukan. Pikir Dinda.
Saat itu juga Dinda melihat sekelebat bayangan keluar dari tubuh Rio dan terbang keluar ruangan. Dinda mengejar bayangan tersebut dan mengabaikan Rio. Hingga tiba di ruang IGD di mana terdapat Elsa dan Glen. Sekelebat bayangan tadi memasuki tubuh Elsa, dan Elsa langsung kejang-kejang. Glen segera memanggil dokter dan dokter segera memeriksanya.
"Tidak ada yg aneh. Detak jantung rendah bukan berarti bisa membuat seorang kejang-kejang. Ini di luar dugaan," ucap dokter sambil menyuntikkan sesuatu ke lengan Elsa.
"Saya menyuntikkan cairan penenang agar beliau tidak kejang-kejang. Tapi itu bukan berarti bisa membuat beliau pulih, nanti saya kembali dan membuat hasil laboratorium," sambung dokter dan meninggalkan ruangan itu.
"Tadi aku liat sekelebat bayangan memasuki tubuh Elsa," cerita Dinda pada Glen.
"Jadi itu yg buat Elsa gini?" Tanya Glen.
"Kayanya iya, soalnya bayangan itu keluar dari tubuh Rio. Aku takut, kejadian yg dialami Rio menular ke Elsa," ucap Dinda.
Glen menjambak rambutnya dan beralih menatap jendela.
"Aku takut Elsa kenapa-kenapa Din," tangisnya. Dinda mengusap bahu Glen dan menenangkan Glen.
"Rio itu ketempelan, dia selalu diikuti makhluk halus. Kini, makhluk itu juga membenci Elsa karena Elsa membantu Rio untuk tidak menjadi tumbal. Nanti pasti Elsa akan berpetualang di alam bawah sadar, kita cukup mendoakan yg terbaik buat Elsa," jelas Dinda panjang lebar.
"Darimana kau tau?" Tanya Glen.
"Astaga bodoh, kita sudah lama berteman, dan kau tidak mengenali ku?" Dinda balik bertanya.
"Kau dan Elsa sama, sama-sama bisa menerawang hal yg di luar nalar," ketus Glen.
"Sudah, kau urus Elsa dan aku urus Rio. Nanti kita buat aja Elsa sekamar sama Rio, biar kita bisa pantau keduanya," perintah Dinda.
"Iya-iya, aku keluar dulu. Biar aku yg urus kepindahan Elsa," Rio pun keluar dan mendatangi petugas rumah sakit.
Setelah semuanya diurus, Elsa dipindahkan ke kamar Rio. Kamar Rio emang luas, sehingga kedatangan brankar Elsa tidak membuat ruangan itu sempit.
"Nah makan!" Dinda memberi Glen sebuah bungkusan makanan.
"Elsa belum makan, jadi aku tidak lapar," tolak Glen sambil memandangi Elsa.
"Aku juga dulu mikir gitu waktu jaga Rio, tapi aku berubah. Pasti Rio sedih kalau aku ga makan, dan bakal jadi beban buat kalian. So, aku juga jaga diri aku biar selalu sehat," jelas Dinda.
Glen kehabisan kata-kata, ia pun memakan bungkusan tadi bersama Dinda.
"Rio masih belum sadar?" Tanya Glen.
"Dia punya petualangan sendiri di mimpinya, besok juga akan sadar," jawab Dinda enteng.
"Aku jadi penasaran apa yg dimimpikan Rio," ucap Glen.
"Rio hanya bernostalgia di mimpinya. Ia akan menyaksikan bagaimana bisa ibunya terlibat dalam hal seperti ini, dan bagaimana bisa ia dijadikan tumbal," jelas Dinda lagi.
"Kau mengetahui semua tentang Rio,"
"Karena aku mencintainya," cicit Dinda pelan, sangat pelan.
"Apa?" Tanya Glen seolah tak mendengar ocehan Dinda.
"Gak papa, lanjutkan makannya," perintah Dinda.
"Aku rasa aku juga mulai mencintai Elsa, apakah dengan begitu aku akan tau segalanya tentang Elsa?" Pikir Glen dalam hati. Rupanya ia mendengar cicitan Dinda.
Elsa POV
Astaga, aku di mana ini? Kenapa kepala ku pusing? Oh,ternyata aku terdampar di sebuah ruangan. Apa? Sebuah ruangan? Apa yang terjadi?Ruangan ini hanya bercat putih bersih, apa yg terjadi pada ku? Kenapa bisa aku sampai sini?
Tapi tunggu, apa ini? Aku melihat tulisan dengan bercak darah yg bertuliskan "DEATH"
Apa maksudnya? Tiba-tiba.....
"Selamat datang pemberani dan petualang. Kamu berada di dalam ruangan menuju kematian! Arwah mu ditarik oleh iblis yg mengikuti Rio, dan kini kau harus mencari jalan kehidupan sendiri." Kemudian suara itu hilang, apa maksudnya? Jadi aku berada di alam lain? Dan kalau ga bisa keluar, aku mati? Gamau, aku gamau.
Author POV:
Kemudian Elsa menyusuri ruangan hampa tersebut. Ia memperhatikan banyak bilik yg tersedia di dalam ruangan itu. Elsa berdoa sambil menangis, agar ia diselamatkan dari sini. Hingga akhirnya dia mendengar suara derap kaki dan benda yg diseret. Viona segera berlari menuju salah satu bilik dan bersembunyi di dalamnya. Ia mengintip dari celah pintu tersebut. Oh tidak, dia melihat Pak Joko melangkah sambil menyeret linggis."Hahahaha, aku tau kau ada di antara salah satu bilik ini! Kau kira kau akan bebas hah? Karena mu lah aku di utus untuk membunuh mu di alam ghaib sekalipun! Tidak akan ada yg dapat menyelamatkan mu, hahaha," tawanya keras. Elsa menengguk ludahnya ketakutan. Terdengar suara pintu bilik satu persatu dibuka perlahan. Kini Elsa hanya menunggu bilik yg dia tempati terbuka. Dan akhirnya suara derap kaki menuju pintu bilik Elsa.
Tap, tap, tap.
"Tuhan, tolong aku." Ratap Elsa.
"Arghhhhhhh!"
****
Apa yang terjadi yah?
Tunggu selanjutnya 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey!(Rio Story's)
RandomPercakapan pake lo-gue❌(udh biasa) Percakapan pake aku-kau✓(Medan nih bos) Sebuah cerita mengenai gadis cantik yg mempunyai sifat spesial. ❤️❤️