Pulang Kampung

252 41 0
                                    

Setelah patroli malam udah selesai dari sejam yang lalu, tapi gue sama Joshua masih kudu lembur dulu buat laporan sedangkan Ina sama Kiming udah pulanh duluan.

Di ruangan ini tinggal kita berdua yang sama sekali gak buka obrolan dan itu bikin gue ngantuk berat.

Gue yang lagi menghadap komputer dan ini dalam keadaan setengah tertidur karena saking ngantuknya gue.

Bruk!

-Author POV-

Joshua menoleh ke samping dan menemukan Lia yang tertidur dengan kepala yang berada di atas keyboard, sehingga banyak huruf yang diketik asal karena kelapa Lia yang menekan ketikan keyboardnya.

Joshua menghela nafas kasar dan berniat untuk membangunkan Lia. Joshua mengguncang baju Lia tapi sama sekali gak ada gerakan dari Lia.

"Lia, Julia... bangun gak!"

Buset, bangunin orang kok ngegas.

Hedeh, gak tau lagi sama Joshua yang gak pernah sabaran.

Lia berdehem pelan tapi dapat di dengar oleh Joshua.

Joshua kan telinga kelelawar, makanya bisa denger suara-suara yang berfrekuensi kecil.

"Bangun gak!"

Lia menepis tangan Joshua, "Tar dulu Mak, Lia masih ngantuk...."

Joshua kaget dong, kok Lia nyebut dirinya ini Emak. Padahal ini Joshua woy, Joshua!

Tapi, Joshua yang mendengar ucapan Lia, Joshua jadi merasa bersalah dengan kejadian tadi.

Hati Joshua merasa gak enak, rasanya seperti ada batu kerikil yang ngeganjel hatinya.

Tanpa sadar, Joshua daritadi memperhatikan Lia yang lagi tertidur.
Joshua memperhatikan karena entah kenapa dia merasa kasihan sama Lia.

Joshua gak tau perasaan apa ini.

Gak lama setelah itu, Joshua langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Gue gak boleh kayak gini."

-Author POV end-

"Hm?" gue terbangun setelah lama tidur.

Gue menoleh ke samping, gak ada orang.

Tapi tiba-tiba seseorang masuk ke ruangan dan gue refleks noleh ke arah pintu, ternyata Joshua.

"Besok lo boleh pulang kampung." ucapnya tiba-tiba yang bikin gue kaget.

Karena gak ada angin, gak ada badai si Joshua tiba-tiba bilang begitu. Gimana hati gue gak gembira yakan...

Pastinya lah gue terima, "Bener? Makasih!"

Tanpa gue sadari, Joshua tersenyum tipis, saking tipisnya dia senyum, sampe gak nampak kalo dia lagi senyum.

"Aneh." gumam Joshua dan setelah itu mengambil topinya yang tergeletak di mejanya, "Jadwal kita udah habis, udah waktunya pulang." ucapnya dan setelah itu membalikkan tubuhnya.

"Tunggu."

Joshua natap gue.

"Makasih."

Joshua tersenyum miring sebagai balasannya dan bener-bener keluar dari ruangan.

Begitu Joshua keluar dari ruangan. Gue memegangi dada gue, jantung gue kenapa berdetak dengan cepat sih?

Gue langsung menggelengkan kepala gue dengan cepat, "Gak mungkin." dan setelah itu gue bersiap-siap untuk pulang.

Pak Polisi "Joshua Hong"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang