21. Kata Nalar : Yang Salah Rasamu

124 58 296
                                    

Semua orang berhak bahagia.

__________

Sedikit pesan dari perjalanan terakhir si gambar tak bertuan.

Sudah berapa potongan gambar yang kamu dapatkan?

Aku harap kamu tidak membuangnya meski kamu tidak suka.

Karena jika iya, ceritanya tidak akan sama.

Aku ingin menandai hari ini.

Bagiku, Pi dan Rho akan terus berdampingan.

Terimakasih untuk tidak pernah melupakan.

Mengingat segala hal yang memberatkan.

Terimakasih karena telah mengikhlaskan.

Tertanda hari ini, aku tidak lagi punya alasan untuk membencimu.

_π dan ρ_

Di sudut bangku perpustakaan, Nara menggenggam potongan gambar abstrak hitam putih-yang hadir kembali setelah hampir satu minggu ini absen.

Bedanya kali ini, potongan gambar itu hadir bersamaan dengan sepucuk surat berkertas hitam, bertinta tinta putih.

Sampai saat ini, ia tidak menemukan titik terang tentang siapa pengirimnya, dan apa tujuan sebenarnya.

Yang jelas, inti keseluruhan dari surat itu adalah tentang mengingat dan mengikhlaskan.

Kata Gama, pelakunya mungkin Stela. Karena Nara tidak pernah melupakan kesalahannya di masa lalu dan dengan ikhlas memohon maaf.

Namun Nara sudah menyoret nama gadis itu dalam daftar pelaku. Ia percaya ketika Stela berkata jujur, bahwa ia bukan sesosok di balik simbol 'Pi dan Rho'.

Nara sempat berasumsi dan memikirkan pelaku baru. Otaknya menyangkut-pautkan tentang segala kemungkinan yang ada. Dan nama Tania, hadir begitu saja dipikirannya.

Nara sedikit mencurigai gadis itu setelah kemarin sempat bertandang ke apartemennya. Ia menjadi tahu bahwa gadis itu pandai melukis dengan gaya abstrak. Meskipun potongan gambar ini bukan terlukis dengan cat air, namun kesan abstrak seperti sudah melekat begitu saja jika kita membicarakan sesosok Tania.

Apalagi mereka satu kelas, mudah saja bagi Tania untuk menyelundupkan benda-benda itu ke dalam laci bangkunya.

Alasan yang dipikirkannya cukup logis dan sejalan dengan isi surat. Pertama, Nara sudah mengikhlaskan Mamanya menjadi milik Tania. Kedua, mungkin Tania ingin agar Nara mengingat pertemanan mereka yang singkat meski sedikit memberatkan.

Dan dari segala hal yang terjadi, Tania sedang berterimakasih kepadanya.

Baginya, pesan terakhir yang mampir di laci mejanya hari ini bukan perkara tentang berhenti atau tidaknya si pelaku mengirim pesan acak dan misterius.

Perkaranya adalah, ia masih belum yakin tentang siapa pelakunya. Dugaannya tentang Tania masihlah abu-abu. Entah memang benar Tania, atau ada orang lain lagi.

Ia juga tidak bisa memahami, ini tentang semesta masih mengerjainya atau mulai mengiba padanya.

Untuk segala masalah yang hadir dihidupnya, ia harus berpuas diri dengan hasil akhir yang masih penuh dengan tanda tanya.

Sepertinya Gama benar, bahwa ia harus berhenti mencari tahu.

Lagi-lagi ia harus mengundurkan diri atas pencariannya. Karena semakin dipikirkan, semakin membuatnya pusing.

Beloved-II: Season of Nara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang