Graduation Exam

1.3K 121 37
                                    

Ryuza POV

Sudah 3 tahun semenjak aku bertemu dengan ayah. Setiap hari aku terus berlatih di bawah bimbingannya.

Ah, tenang saja, aku terus berlatih bukan karena paksaan yang ayah berikan, tapi aku terus berlatih karena keinginanku sendiri.

Ngomong-ngomong ayah yang aku maksud di sini adalah Ignis, naga yang menyelamatkanku dari beruang bertangan empat.

Kenapa aku memanggilnya ayah? Aku juga tidak tau apa pemicunya, tapi ayah sendiri yang menyuruhku untuk memanggilnya seperti itu.

"Karena kau akan mempelajari sihirku, jadi secara otomatis kau akan menjadi keturunanku" itulah yang dikatakan ayah saat aku menanyakan alasannya.

Yah, aku tidak membencinya juga, jadi kenapa aku harus menolaknya? Toh, aku juga tidak memiliki ingatan tentang orang tua kandungku.

Meskipun aku tidak memiliki ingatan, entah kenapa aku masih tetap bisa membaca ataupun menulis, dan aku juga entah kenapa mengingat pengetahuan umum tentang manusia. Bukahkah ini aneh?

Kemajuanku dalam berlatih sihir pembunuh naga bisa terbilang sangat lancar.

Aku sudah bisa mengendalikan api dan petir, yah ayah bilang itu masih belum seberapa.

Berbicara soal kekuatan ayah, ayah bisa menghancurkan sebuah gunung hanya dengan 1 semburan apinya, dan aku hanya bisa membakar ranting untuk membuat api unggun.

Waktu berjalan dengan cepat, dan sekarang sudah 13 tahun semenjak aku bertemu dengan ayah.

Hari ini ayah mengadakan ujian kelulusan untukku.

"Baiklah, kau akan terbilang lulus ujian tahap pertama jika kau bisa menghancurkan pohon ini" ucap ayah.

Menghancurkan yang ayah maksud bukan merobohkannya, tapi benar-benar menghancurkannya sampai berkeping-keping.

Kunci untuk bisa lulus ujian ini adalah pengendalian yang tinggi terhadap sihir pembunuh naga petir.

Mengaliri tinju dengan petir, lalu sebarkan petir itu ke pohon dengan cepat, dan bom! Pohon seketika hancur berkeping-keping.

"Bagus! Kau lulus tahap pertama" ucap ayah.

"Ya!" Balasku.

Setelah itu, ayah membawaku ke sebuah puncak gunung yang dimana gunung tersebut adalah gunung aktif.

"Apa aku harus berendam di lava?" Ucapku.

"Tidak, itu akan terlalu mudah untukmu" ucap ayah "kau harus bisa mengendalikan panas lava dan buat itu menjadi dingin" tambahnya.

"Dimengerti!" Ucapku.

Aku berjalan kepinggiran kolam lava, dan memasukkan tangan kananku kedalamnya.

Dingin yang dimaksud ayah adalah benar-benar dingin. Jika ada api panas, maka api dingin juga tidak mungkin tidak ada, itulah yang dikatakan ayah.

Awalnya aku juga tidak percaya, tapi ayah benar-benar menunjukkanku dengan membuat kolam lava menjadi dingin.

Aku perlu berkonsentrasi penuh untuk mengendalikan suhu kolam lava ini. Jika hanya sedikit aku bisa melakukannya secara instan, tapi ini kolam lava yang masih segar di gunung.

Setelah beberapa saat, aku merasakan suhu kolam lava sudah berubah 180°, dan sekarang menjadi sangat dingin.

"Baiklah, kau lulus tahap dua" ucap ayah.

"Huft... Entah mengapa ini mulai membuatku lelah" ucapku.

"Jangan senang dulu, ujuan terakhir akan lebih sulit daripada kedua ujian ini" ucap ayah.

Ancient Dragon SlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang