"Ya, lo tuh keren banget tau bisa sampe ke tahap ini juga."
"Apa keren nya sih Mark? perasaan gue biasa aja banget, malah gue kurang banget dibanding orang-orang."
"Hey, itu lo yang mikir gitu, kepala lo tuh isinya negatif mulu, bahkan sampe lo di tahap ini pun itu keren. Ingat gak dulu lo bilang gak bisa, tapi nyatanya lo bisa kalau lo mau, semuanya bisa. Terwujud kemauan lo. Lo bisa hadapin ini semua."
"Duh tetep aja gue takut Mark, trus habis ini gue mau apa? gue gabisa apa-apa, gue gapunya passion, gue anaknya biasa aja banget, cuman lo doang kali yang bisa liat gue gini."
Mark yang saat itu sudah geregetan melihat Annaya, langsung menoyor lembut kepala sahabat merangkap orang yang disayangnya itu dengan gemas.
"Yaya sayang, dengerin ya kata gue, gue yakin kok lo punya itu semua, cuman lo nya yang takut untuk memulai..."
"-- Tapi Mark..."
"Gue belum selesai ngomong ya, lo tau apa yang buat gue suka sama lo? Saat pertama ketemu lo, gue liat lo bersinar, lo terlihat ambisius sama apa yang sudah lo mulai kerjakan dan lo orang yang paling gak pernah mau menunda-nunda tugas itu. Lo tau sendiri kan? Di luar sana ada aja yang mereka oke memulai ngerjain sesuatu tapi udah aja di biarin gitu aja."
Dan yang paling gue sukain dari lo tuh ya, lo teman yang baik yang bisa diandalkan semua orang, lo tuh mood booster bagi banyak orang, lo juga ga tanggung-tanggung kalau mau bantuin orang. Lo tuh keren banget tau Ya tanpa lo sadari, lo bisa buat orang nyaman berada di dekat lo,
termasuk gue."
Annaya yang saat itu hanya bisa terdiam mendengar ucapan Mark, tapi tetap dalam otak Annaya apa yang dikatakan Mark tuh sangat berbanding terbalik dengan kenyataan nya. Iya Annaya tau, ia tidak boleh terus menurus merasa insecure seperti itu, tapi pikiran-pikiran itu terus berdatangan diotaknya.
"gue enggak seperti itu Mark pada kenyataannya."
Sekali lagi, seorang Mark Lee menghembuskan napas nya, lalu ia mengelus-elus kepalanya Annaya dengan sayang.
"Annaya, Yaya, Ay, you know? you can do it. Gue percaya lo pasti bisa. Percaya deh sama gue, kalau lo engga percaya sama diri lo sendiri dan pikiran-pikiran lo, lo harus percaya sama gue, ya? Seenggaknya ada gue yang percaya sama kemampuan lo."
"Semangat Ya! Gue percaya lo pasti bisa."
Sekali lagi Annaya tersihir dengan kata-kata seorang Mark Lee kalau ia bisa, sekali lagi Annaya berani menghadapi dunia. Tentunya bersama Mark Lee disinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.