yes or yessss

9 0 0
                                    

"Neng, payung nya neng."

Aku menoleh kearah suara yang terdengar familiar itu.

Aku menoleh kearah suara yang terdengar familiar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah kaget. Udah ganti profesi nih sekarang?"

"Hahahaha ya enggak, kebetulan aku liat kamu, terus ya aku samperin deh."

"Alesan aja kan? Bilang aja emang kamu ngikutin aku dari tadi."

"Kasian aja aku ngeliat mantan terindahku kehujanan, mana dingin lagi, kan kalau kamu ada aku pasti gak akan gini nih."

Aku menghela napas. Here we go again.

"Duh mulai deh kamu Mark, gak ada capek-capek nya ya?"

"Demi kamu apa sih yang enggak? Kalau kata kamu dunia itu datar padahal bulat juga aku bikin datar tau. Yuk balikan sama aku, ya? Enggak capek apa nolak aku terus?"

"Enggak akan capek sampe kamu ngerti alesan kenapa aku mau putus sama kamu ya."

Sore itu hujan semakin deras, tentunya aku yang tidak membawa jaket pun kedinginan. Tadinya aku pikir hujan akan berhenti dengan cepat, namun ternyata semakin deras.

"Udah yuk, ikut aku dulu ke mobil ku. Kamu udah ke dinginan, nanti kita ngobrol nya di mobil. Kalau kamu belum makan, kita mampir dulu aja makan di tempat yang kamu suka."

Sebenernya aku tidak mau mengikuti Mark, karena berlama-lama berdua bersama nya mungkin akan membuat pertahananku runtuh. Hujan pun tak ada tanda-tanda berhenti, mau tidak mau aku mengikuti Mark.

"Yuk, babe."

Mark langsung menggandeng tanganku, dan aku tanpa sadar menatap tajam Mark.

"Eh sorry sorry, kebiasaan hehehe," kekeh Mark.

Sampai masuk ke dalam mobil, Mark langsung memberikan jaket yang ada di mobil nya untuk ku.

"Nih kamu pake dulu jaket nya, nanti sakit aku yang sedih."

"Okay."


"Kita ngobrol nya sambil makan aja yuk?"

"Ngobrol sekarang aja."

"Okay..."

"Ya kamu ngomong, kan kamu yang mau ajak aku ngomong tadi tuh?"

"Okay calm calm babe, aku ngumpulin energi dulu."

Setelah kami berdua terdiam agak lama, Mark mulai berbicara ditemani dengan suara rintik-rintik hujan.

"First of all, aku mau minta maaf dulu sama kamu, bentar kamu dengerin aku dulu ya? Kamu boleh ngomong sampe aku beres okay?

Iya, aku minta maaf sama kamu kalau kelakuan ku kemarin-kemarin itu emang bikin kamu muak banget, aku egois banget dan yang pasti yang buat kamu makin muak sama aku karena engga pernah ngabarin kamu berhari-hari ngilang tanpa kabar---"

"Nah, aku engga minta kamu kabarin tiap detik kok..."

"Bentar-bentar babe, aku belum beres ngomongnya."

"okay, aku kunci mulutku, nih," Ucapku sambil memeragakan mengunci mulut, lalu memberikan kunci nya kepada Mark dan langsung Mark terima.

"Iya, aku tau kamu kesel kamu cemas sama aku, padahal aku yang selalu minta ke kamu untuk kabari aku tiap kamu ada apa-apa, tapi aku enggak ngabarin kamu. Kemarin-kemarin aku super duper sibuk, aku kaya engga inget pegang hp segala macem...

Dan aku tau, aku akhir-akhir ini cuek banget sama kamu. Bukannya aku udah engga peduli sama kamu, tapi aku beneran sibuk engga ada waktu buat kamu. Aku juga nyadar aku jadi agak posesif sama kamu, karena aku takut. Takut kamu tiba-tiba ngerasa bosan sama aku, dan malah pergi sama yang lain.

Aku janji, aku engga akan kaya gitu lagi. Aku berusaha untuk berubah demi sama kamu lagi, kamu tau gak? hidup ku kemarin-kemarin setelah udah enggak sama kamu lagi tuh kaya berat banget... berat banget.

Kaya aku mikir, engga akan ada yang sesabar kamu, yang bakalan maafin aku kaya gini, engga akan ada kamu yang ingetin aku segala macem, engga akan ada kamu yang bakalan ketawa receh sama aku lagi, engga akan ada kamu yang selalu heboh kalau aku tiba-tiba gitaran sambil nyanyi, engga akan bisa peluk kamu lagi, engga akan ada kamu lagi bakalan appreciate aku setulus kamu dan enggak akan ada kamu di hidupku.

Jadi, maafin aku ya? Plis pacaran lagi sama aku..."

Mark tertunduk lemas di hadapanku, lalu di seolah-olah memberikan kunci untuk membuka mulutku.

"Aku engga tau harus ngomong apa sekarang..."

"Sekarang keputusan ada di tangan kamu... Tapi yang pasti kamu mempertimbangkan aku kembali... Kamu boleh mikirin ini semua, aku kasih waktu. Tapi aku mau kamu mikirin gimana kita balikan ya babe hehehe."

"Okay... Tanpa kamu kasih waktu pun, sebenernya aku udah punya jawabannya. Tapi aku engga mau kasih sekarang, karena pengen aja liat kamu kesel sendiri aku putusin, biar tau rasanya kemarin-kemarin di cuekin."

"Yah babe, kok di ungkit lagi sih? Tapi pasti jawabannya yessss kaaaannn?" Ucap Mark samnil menaik turun kan alis nya dengan kekehannya.

"Ah tau deh males sama kamu, nanti deh makan dulu aja kita laper."

"Hahaahahah gemes banget sih kamuuuu... Alright, you wish is my command, mam!" Sambil seolah-olah hormatku dan tertawa.


Ah, rindunya mendengar suara tawa Mark...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


The Idea of HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang