jealous?

6 0 0
                                    

Hampir pukul sepuluh malam aku keluar dari mobil Hendery atau biasa aku panggil Aheng--- sahabatku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hampir pukul sepuluh malam aku keluar dari mobil Hendery atau biasa aku panggil Aheng--- sahabatku. Terlihat mobil Mark terparkir di depan rumah ku dan yang bersangkutan sudah menunggu depan rumah sambil memainkan hp nya.

"Hey, kok gak masuk?" Aku menghampiri Mark yang mukanya terlihat sudah kusam, runyem, dan marah.

"Kamu kemana aja? udah jam sepuluh, gak ngabarin, gabisa dihubungin seharian" Balas Mark tanpa menjawab pertanyaanku.

"Aku lupa banget bener deh lupa gabawa hp, tadi diajakin aheng pergi pagi-pagi, lupa banget. maaf..." Ucapku sambil mencoba memegang tangan Mark.

"Oh sekarang kamu pacaran sama aheng? Lupa sama aku? Dipikir-pikir kamu sering banget ya jalan sama aheng gini, gak mikirin aku lagi?" ucap mark gusar.

Asli ini pertama kali melihat Mark marah begini, biasanya gak pernah kaya gini.

"Enggak gitu Mark... bukan maksud aku begitu, aku ngaku ini aku salah, tapi aku sama aheng pure temenan doang. Aku masih sayang kamu"

"Iya kamu anggap aheng temen, nah dia? anggep kamu temen gak tuh?"

"wah wah bro... bro kok bawa bawa gue?"

Aheng. masih ada, belum pulang ternyata.

"Karena gue tau ya der, lo ada rasa lebih selain temen sama cewek gue. Selama ini gue diem aja bukan berarti enggak perhatiin lo ya."

"Kalau iya kenapa? Hah? Lo juga sibuk? Dan gue udah kenal lama sama cewek lo dibanding lo sendiri, gaada hak nya lo ngomong kaya gitu." Aheng lagi. Nantangin.

"Udah heng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Udah heng. Lo mending pulang dulu aja sekarang. Jangan bikin makin besar ya?" Aku panik, jujur gak pernah ada di posisi kaya gini.

"oke. gue pulang dulu, kalau ada apa-apa hubungin gue secepatnya. selamat berantem gais"

Mark mendesis, menatap Aheng sinis. Aheng ya tetep kaya Aheng seperti biasa bodo amat malah ngeledekin.

"Yuk masuk dulu kerumah, ya?" ajak ku menggandeng Mark untuk masuk ke rumah.

"Aku masih marah ya sama kamu, aku iya iya aja di gandeng ini karena kamu yg pengen gandeng aku" Mark masih marah, tapi tetep erat banget gandengannya.

"Iya iya kamu masih marah, iya. sok sekarang duduk dulu. pelan-pelan ngomongin ini nya." ucapku sambil mengelus-elus punggung Mark.

Mark diam sebentar dulu. Memejamkan matanya.

"Kamu tau kan, kamu ada banyak temen, kenapa perginya harus berdua. Bareng Hendery pula. Gak ngabarin pula. Kamu tau kan dia tuh udah keliatan banget suka modus modusin kamu, aku tuh cowok sama kaya dia, beda banget tatapan dia kalau natap kamu sama temen-temen cewek yang lain tau.

Plis, aku gak mau malah jadi batasin pertemenan kamu gini. Tapi aku tuh yang seharian bikin aku uring uring gak fokous tuh kamu gaada kabar dan gak bisa dihubungin sama sekali.

Aku khawatir...

Aku takut kamu tiba-tiba kenapa-kenapa."

Mark mengadah keatas, dengan kasar ia mengusap mukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mark mengadah keatas, dengan kasar ia mengusap mukanya.

"Iya, aku minta maaf... Maaf... banget. Aku janji ini terakhir kali aku kaya begini. Kalau untuk aheng, kamu tau sendiri kan dia temen baik aku sebelum aku kenal kamu, aku gak bisa ngejauhin dia. Aku beneran cuman anggep dia sahabat doang gak lebih.

Kamu percaya kan sama aku?" Ucapku pelan.

"Aku percaya sama kamu, enggak sama aheng."

"Yang penting kamu percaya sama aku, itu aja udah cukup kok. Udah ya jangan marah-marah lagi? cepet tua, tau rasa loo"

"Oke. Asal kamu janji seenggaknya kabarin aku dulu kalau kamu kamu tiba-tiba pergi. Biar aku tenang kerjanya. Aku engga masalah kamu gak sering ngabarin, karena aku tau, kamu dan aku masing-masing punya kehidupan sendiri. Tapi yang penting kamu kabarin sekaliiii aja ya?"

"Iya. aku janji. Kamu juga ya?"

"Aku mana pernah gak ngabarin kamu ya!!" Mark ngegas.

"Kok ngegas lagi?"

"Enggak nge gas kok aku."

"Tadi apa?"

"Kelepasan. hehe, yaudah peluk nya mana nih?" Ucap Mark tertawa sambil merentangkan tangannya.

 hehe, yaudah peluk nya mana nih?" Ucap Mark tertawa sambil merentangkan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku menghambur kepelukan Mark. Hangat. Mark mengusap-usap kepalaku dengan sayang.

"Sayang aku, sayang kamu selamanya. Plis jangan sayang hendery" Ucap Mark.

"Hahahaha apasih kamu ngaco, ya aku sayang nya sama kamu lah. Kamu marah serem banget btw"

"Ah masa sih? Padahal aku tahan tahan tadi tuh. Aku kesel banget marah banget tadi tapi gak bisa ngapa-ngapain."

"UUUUU mark sayangggg ku... pacar siapa sih gemes banget? jangan marah-marah lagi ya? takut"

"enggak akan hahahaha tapi tergantung sikon lah babe"

"Ah dasar rese banget"

Malam itu, aku dan Mark berdua. cukup. bahagia.

The Idea of HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang