Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"aku sayang kamu." ucap marki tiba-tiba.
saat ini aku dan marki sedang diam di lobby kampus menunggu hujan reda, lebih tepatnya marki yang menemaniku menunggu jemputanku.
"hah?" balasku kaget langsung menoleh ke arah marki yang ternyata sedang menatapku.
"iya, kamu engga salah denger, kalau kamu ngiranya aku salah ngomong. tapi aku serius, aku sayang kamu. mau beberapa kali aku denial pun nyata nya yang aku sayang kamu..."
"mark, please tapi aku udah sama aheng... kamu jangan gini... please?"
"aku tau kamu sekarang sama aheng, tapi please aku juga udah engga tahan mau ungkapin ini dari setahun yang lalu, mungkin lebih."
"trus, kenapa kamu engga bilang dari setahun yang lalu? kenapa harus ngomong sekarang?
sekarang tuh udah telat mark... telat banget"
"kenapa telat? emang aku udah engga punya kesempatan lagi?"
"iya, setahun yang lalu kamu bilang itu, berkali-kali juga aku pikir kamu bakalan nembak aku, tapi nyata nya engga. lalu kamu pergi sama yang lain, waktu itu saat aku sedang patah hati, ada aheng disana yang nemenin aku, nyembuhin luka ku.
aheng ada disana, kamu engga. aku juga sayang sama kamu, tapi itu dulu mark. maaf..."
"oh god... sumpah aku pikir kamu tuh malah engga suka aku, dan sukanya sama ojun. makannya aku mundur perlahan, ya tuhan... kenapa timing nya harus gini sih?" ucap marki.
"yang aku bilang tadi, kamu telat banget. tapi makasih kamu udah bilang kaya tadi, seenggaknya sekarang aku tau, perasaanku berbalas walaupun dulu. terimakasih ya?"
"god... i wish i could tell you about this sooner... i'm loser..."
"no. you're not. please don't think like that. its just we met in wrong timing. maybe maybe in another universe we could together in the same place and same timing..."
"yeah. i wish"
"thank you mark udah nungguin ya? aheng udah jemput nih. see you tomorrow! bye"