Semenjak kejadian itu, Plan mulai ada di pikiran Mean dan seiring dengan hal ini, pertemuan mereka semakin intens sebab Mean sering menjemput Fah meski tak disuruh. Ini membuat Fah curiga. Adiknya yang dingin itu tetiba sering mangkal di klubnya dan menunggunya meskipun sangat lama.
Fah mulai mengamati Mean juga dan ia menjadi sadar bahwa mata Mean selalu melirik ke arah Plan dan memandanginya secara diam-diam dan intens juga. Ia tersenyum dan paham kenapa adiknya itu sekarang menjadi lebih rajin berada di klubnya.
Sementara itu, seiring dengan berjalannya waktu, Mean menjadi tahu bahwa Perth bukanlah pacar Plan. Setidaknya ia tahu dari pacar Bkue, Love, yang menjelaskan bahwa Perth tengah belajar skating kepada Plan karena ia ingin menyatakan cinta kepada Phor, seniornya di jurusan Musik. Plan dengan senang hati membantunya. Tak lebih dan tak kurang hanya itu saja.
Meskipun Mean serinf berada di klub memasak khususnya ketika waktu pulang kuliah, ia tak punya cara atau kesempatan untuk berbicara dengan Plan. Kakaknya malah seolah menjauhkannya sebab Fah sekarang sering minta Mean untuk tak menjemputnya. Antoine mengantarkan dia pulang. Ia semakin sulit untuk melihat Plan sampai pada suatu kesempatan semua klub diminta untuk bergabung dan berpartisipasi dalam acara galang dana bencana banjir.
Sebenarnya, Fah juga iseng melakukannya dan ia melakukan itu sengaja untuk menguji Mean. Fah juga menyukai Plan. Ia gadis yang baik dan tulus. Ia tak mau siapapun menyakiti gadis sebaik itu, terlebih adiknya.
Dalam acara galang dana, semua anggota klub memasak diminta untuk menggunakan kostum dan ini ditentukan oleh klun desainer pakaian. Plan mendapatkan kostum Santa Claus dan saat ia memakainya, ia menjadi sangat tidak nyaman. Dalam pikirannya, kostum itu terlalu seksi dan ada banyak mata yang menatapnya dengan tidak wajar dan tak senonoh.
Mean juga kaget saat melihatnya. Ia melihat Plan terlihat tak nyaman dengan yang dipakainya dan ia juga tak suka banyak mata menatap properti miliknya dengan cara yang tak senonoh.
"Siapa yang memberikan kostum seperti ini kepadamu? Kau terlihat sangat tidak nyaman?" Mean akhirnya memiliki kesempatan berbicara dengan Plan saat ia duduk di belakang gedung tempat berlangsungnya acara sambil mengusap-usap kakinya yang pegal. Ia tak biasa memakai sepatu hak tinggi.
"Kau berbicara denganku?" tanya Plan setengah tak percaya sebab lelaki yang ia suka duduk di sebelahnya dan menatapnya dengan kesal. Jantung Plan tetiba berdebar dan ia semakin canggung saat Mean membuka sweaternya dan menutupi tubuh Plan yang terbuka itu.
"Apakah kau melihat ada orang lain di sini?" Mean menatap Plan. Plan melihat ke sekeliling lalu menggelengkan kepalanya.
"Phi Fah sudah pulang dengan Phi Antoine," ujar Plan. Ia tahu Mean pasti akan menjemput Fah.
"Aku tahu," sahut Mean. Dan sekarang Plan bingung. Jika Mean tahu Fah sudah pulang, kenapa ia masih di tempat acara.
"Kenapa kau belum pulang?" tanya Mean.